x

HUT Persija ke-89: Sambut Era Milenial Macan Kemayoran

Selasa, 28 November 2017 11:09 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Arum Kusuma Dewi
Persija Jakarta.

Sepuluh gelar Liga Indonesia menjadi pembuktian sahih Persija Jakarta di kancah persepakbolaan nasional. Tim berjuluk Macan Kemayoran tersebut didaulat sebagai klub tersukses di Tanah Air.

Sembilan trofi juara diraih Persija pada era perserikatan, yaitu 1931, 1933. 1934, 1938, 1954, 1964, 1973, 1975, dan 1970. Satu gelar lainnya didapat pada Liga Indonesia musim 2001.

Pada musim ini, Persija mengakhiri kompetisi di urutan keempat. Pencapaian terbaik Macan Kemayoran sejak musim 2010/2011. Kala itu, pasukan ibu kota berada di peringkat ketiga.

Baca Juga

Posisi empat cukup membawa Macan Kemayoran berkiprah di kejuaraan Asia pada tahun depan. Persija bakal menjadi wakil Indonesia di kancah Piala AFC 2018 bersama Madura United.

Keikutsertaan ini menjadi pelepas dahaga pendukung yang rindu terkaman Macan Kemayoran di level asia. Sebab, terakhir kali Persija berlaga di kejuaraan Asia adalah pada musim 2001/2002 lalu.

Persija Jakarta.

Setelah menjadi yang terbaik di Liga Indonesia 2001, Macan Kemayoran lalu berkompetisi di Liga Champions Asia. Namun, langkah ‘Si Merah’ kemudian terhenti di babak penyisihan.

Kini, Persija tengah menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-89 yang jatuh pada Selasa (28/11/17). Menyongsong usia yang baru, Persija siap menyambut era keemasan yang bakal dimulai pada tahun depan.

INDOSPORT mencoba merangkum secara ringan tiga aspek era keemasan Macan Kemayoran pada edisi ulang tahun Persija yang ke-89. Berikut sajiannya kepada pembaca setia:


1. Fasilitas yang Menunjang

Dirgahayu Persija 89.

Setelah terusir dari Gelanggang Olahraga (GOR) Ragunan, Persija seakan seperti anak kucing yang kehilangan induknya. Macan Kemayoran tidak memiliki mess serta lapangan latihan yang tetap.

Kondisi itu berlangsung pada era Ferry Paulus. Namun saat Gede Widiade datang, pelan-pelan keadannya mulai berubah.

Persija kini terhitung memiliki fasilitas yang serba ada. Mulai dari mess dan tempat latihan permanen yang berlokasi di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Ada pula bus untuk membawa skuat Persija berlaga.

Macan Kemayoran kini bukan lagi terkenal sebagai tim yang musafir. Setelah dalam beberapa musim belakangan harus menggelar partai kandang di Stadion Manahan, Solo, Persija saat ini telah memiliki homebase tetap.

Dari 17 partai kandang di kompetisi 2017, 14 di antaranya berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Untuk tahun depan, Persija bersiap untuk kembali ke kandang mereka sesungguhnya. Yaitu, Stadion Utama Gelora Bung Karno yang renovasinya hampir rampung.


2. Skuat Terbaik untuk Sambut Tim Terbaik

Menang atas Bhayangkara FC, pemain Persija bersyukur karena bisa berpeluang tampil di kompetisi Asia.

Tidak hanya Piala AFC, Persija juga bakal berkompetisi pada dua kompetisi lainnya pada tahun depan. Yaitu, Liga 1 dan Piala Indonesia.

Untuk itu, skuat Macan Kemayoran harus berisikan pemain berkualitas di setiap posisinya. Manajemen pun begerak cepat untuk mengamankan para pemain anyar.

Tiga pemain dikabarkan telah setuju untuk membela Persija musim depan. Riko Simanjuntak (Semen Padang), Arthur Bonai (Perseru Serui), dan Dany Saputra (Bhayangkara FC) bakal merapat dalam waktu dekat.

Nama-nama pilar musim lalu seperti Andritany Ardhiyasa, Rezaldi Hehanussa, dan Ramdani Lestaluhu sepertinya mendapat garansi untuk dipertahankan. Kini, Persija tengah melakukan pencarian untuk posisi pemain asing.

Saat mengetahui bahwa Willian Pacheco telah lepas dari genggaman, manajemen telah merilis daftar penggantinya. Bek Arema FC, Arthur Cunha memberikan rasa ketertarikan bagi Persija.

Fokus Persija kini mencari penerus yang sepadan untuk para pemain yang telah mencapai usia uzur. Ismed Sofyan dan Bambang Pamungkas tidak mungkin berlaga di banyak partai pada tahun depan.

Karenanya, Persija harus bergerak cepat mencari pemain yang lebih segar untuk posisi bek kanan dan penyerang tengah. Bila berhasil mendapatkannya, bukan tidak mungkin Macan Kemayoran dapat bersaing meraih gelar juara Liga 1 musim depan.


3. Kembali ke Gelora Bung Karno

Renovasi SUGBK sudah mencapai 91 persen.

14 kali bertanding di Stadion Patriot, 1 di Stadion Manahan, dan 1 di Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi (tanpa penonton), Persija menjadi primadona masyarakat sepakbola. Dari 17 partai kandang di musim lalu, Macan Kemayoran berhasil menyedot 391.859 penonton.

Catatan itu sekaligus menjadikan Persija sebagai tim dengan jumlah penonton partai kandang terbanyak. Setiap pertandingan home Persija berisikan 24.4491 penonton. Itu pun baru berlangsung di Stadion Patriot yang memiliki kapasitas 30 ribu penonton.

Untuk musim depan, Persija berencana kembali menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) sebagai homebase. Saat ini, stadion yang berdiri pada 1960 itu tengah merampungkan renovasi menyeluruh.

Setelah pemugaran selesai, kapasitas GBK berkurang sedikit. Menjadi, 76.127 kursi. Namun sepertinya, stadion tetap akan terlihat penuh sesak saat Persija bermain.

Pada musim 2016 lalu, partai kandang Persija di GBK pernah menyedot penonton hingga angka 50.000. Tepatnya saat menjamu Semen Padang.

Dengan keadaan yang lebih baik pada 2016 lalu, bukan tidak mungkin partai kandang Persija di GBK pada musim depan dapat memenuhi kapasitas stadion. Apalagi, Macan Kemayoran juga bakal berlaga di Kejuaraan Asia yang diperkirakan akan mengundang penonton yang lebih banyak.

"Kemungkinan prediksi GBK bisa digunakan sebelum Februari. Kita akan terus berkoordinasi dengan GBK," ujar Chief Operating Officer (COO) Persija, Muhammad Rafil Perdana belum lama ini.

"Kita masih akan gunakan Patriot sebelum pindah ke GBK," tutupnya.

Persija JakartaStadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)Liga IndonesiaLiga 1

Berita Terkini