x

Selain Achmad Jufriyanto, 3 Pemain Didikan Persib ini Pernah Merumput di Luar Negeri

Sabtu, 27 Januari 2018 17:49 WIB
Editor: Agus Dwi Witono
Achmad Jufriyanto resmi tinggalkan Persib Bandung.

Kepergian Achmad Jufriyanto yang bergabung dengan Kuala Lumpur FA pada awal tahun ini sejatinya bukan sebuah kabar baru bagi para Bobotoh. Karena sebelumnya pun sudah ada beberapa pemain didikan Persib yang memilih untuk merumput di luar negeri.

Bahkan kepindahan pemain Persib ke luar negeri ini sudah terjadi pada dekade 1980-an. Saat kompetisi sepakbola tanah air masih terbagi menjadi Perserikatan dan Galatama.

Meski rata-rata bermain dalam satu musim saja, nampu penampilan para pemain Persib ini ketika berada di luar negeri cukup mengesankan. Mereka mampu menjadi andalan saat berada di klub luar negeri.

Ada yang kemudian kembali ke Persib, ada juga yang kemudian lebih memilih untuk berkelana ke berbagai klub lokal lainnya. Siapa sajakah pemain didikan Persib yang pernah merumput ke luar negeri? 

Baca Juga

1. Robby Darwis (Kelantan FA, Malaysia - 1989)

Robby Darwis

Menjelang akhir dekade 1980-an, performa Robby Darwis tengah berada di puncak karier. Selain tampil sebagai andalan di lini belakang Persib Bandung, pemain bertubuh tegap ini pun jadi benteng tangguh bagi Timnas Indonesia saat itu.

Penampilan apiknya bersama Persib yang membuat Kelantan FA kepincut. Klub Malaysia itu bersedia menggaji tinggi bagi stopper Maung Bandung tersebut. Sayang, cerita yang didapat Robby bersama Kelantan kurang indah.

Robby menjadi korban konspirasi pihak Malaysia. Saat melakoni debut melawan Singapura yang saat itu belum memiliki kompetisi sendiri, Robby mendapat kartu merah. Dia dianggap melakukan pemukulan terhadap wasit Hamzah Sebot.

Buntut dari kartu merah tersebut, Robby terkena skorsing dilarang tampil selama tiga bulan. Sehingga dia tak bisa tampil membela Merah Putih di ajang SEA Games 1989. Pihak Kelantan FA sendiri coba menggugat Federasi Sepakbola Malaysia (FAM).

Meski kemudian skorsing Robby dicabut, namun dia sudah kehilangan kesempatan tampil di SEA Games 1989 yang kemudian dimenangi Malaysia.

Robby sendiri tak merasa memukul wasit dan heran kenapa dia diberi kartu merah. Belakangan, terkuak kartu merah tersebut menjadi upaya Malaysia untuk melemahkan kekuatan Timnas Indonesia. 

Atas kondisi tersebut PSSI pun kemudian melarang Robby kembali ke Malaysia untuk melanjutkan kontraknya, sebagai protes dari tindakan tidak fair yang dilakukan pihak Malaysia.


2. Dedi Kusnandar (Sabah FA, Malaysia - 2016)

Dedi Kusnandar dengan kostum Sabah FA.

Dedi Kusnandar termasuk pemain yang harus menimba pengalaman lebih dulu di luar Bandung sebelum akhirnya bergabung dengan Persib. Sebagai pemain kelahiran Sumedang, sudah menjadi cita-cita Dado, panggilan akrabnya, untuk bisa membela Maung Bandung.

Cita-cita itu terwujud pada 2014. Setelah sempat membela Pelita Jaya, Arema, dan Persebaya Surabaya, Dado dipanggil 'pulang' oleh manajemen Persib pada 2014. Dado pun menjadi salah satu penggawa saat Persib meraih Piala Presiden 2015.

Namun, karena saat itu kompetisi di tanah air tengah mandek akibat skorsing FIFA, Dado pun memutuskan untuk bergabung dengan Sabah FA, salah satu klub peserta kasta kedua sepakbola Malaysia. Pada awal 2016, Dado pun mencoba peruntungan di negeri jiran.

Penampilan pemain yang memulai berlatih sepakbola di SSB UNI, Bandung, ini pun jauh dari kata mengecewakan. Dado mampu menjadi andalan bagi Sabah FA. Bahkan dia sempat diberi kepercayaan sebagai kapten tim pada Agustus 2016 saat menghadapi Kuala Lumpur FA.

Menjelang akhir musim 2016, Kelantan FA berencana menambah durasi kontrak lebih panjang dengan gaji yang berlipat ganda. Namun, kecintaannya terhadap Persib membuat Dado melepaskan semua kesempatan tersebut. Dia pun kembali berkostum Persib sejak 2016 hingga saat ini.


3. Ryuji Utomo (Al Najma, Bahrain - 2015)

Ryuji Utomo bergabung dengan Al Najma.

Boleh jadi tak banyak yang tahu jika Ryuji Utomo merupakan pemain didikan Persib. Padahal, Ryuji masuk dalam generasi pertama Diklat Persib, bersama Febri Hariyadi, Gian Zola Nasrulloh, dan Henhen Herdiana pada 2013 lalu.

Dua tahun merasakan gemblengan di Diklat Persib, Ryuji kemudian mencari peruntungan bersama Mitra Kukar. Di pertengahan 2015, Ryuji ditarik klub Divisi 2 Bahrain, Al Najma. Tak tanggung-tanggung, Ryuji mendapat kontrak dua tahun.

Perjalanan Ryuji di Bahrain memang tidak lama. Awal 2016, Ryuji diputus kontrak secara sepihak. Pemutusan ini bukan karena performa Ryuji yang tidak memuaskan. Namun lebih karena Al Najma butuh merekrut striker asing baru menggantikan striker lokal yang cedera parah.

Alhasil, Ryuji yang berstatus pemain asing pun harus terdepak. Padahal, selama 6 bulan di Bahrain, Ryuji mampu menyumbang dua gol meski berposisi sebagai pemain bertahan.

Persib BandungAchmad JufriyantoRobby DarwisDedi KusnandarSabah FCRyuji Utomo PrabowoLiga IndonesiaKelantan FA

Berita Terkini