x

5 Alasan Pentingnya Piala FA Digelar

Senin, 29 Januari 2018 11:09 WIB
Editor: Yohanes Ishak
Trofi Piala FA.

Kompetisi sepakbola domestik terbesar kedua di Inggris, Piala FA tak dapat dipungkiri hingga sekarang, tidak terlalu diminati oleh sejumlah kalangan.

Dari para supporter atau sejumlah pemain, pelatih, staf klub yang terlibat di dalamnya, tidak sedikit diantara mereka yang lebih mengutamakan untuk dapat menjadi juara atau setidaknya meraih posisi terbaik di liga yang sedang mereka jalankan.

Sedangkan Piala FA kerap dijadikan pilihan kedua untuk dapat merengkuh gelar, walau masih ada beberapa klub juga yang tidak keberatan untuk dapat memenangkan kompetisi ini.

Ya, tidak sedikit yang memandang sebelah mata dari Piala FA terutama bagi mereka klub unggulan di Liga Primer Inggris.

Salah satu alasan utamanya adalah karena mereka menganggap kompetisi ini cukup mudah untuk dijalankan, mengingat lawan yang dihadapi pada tahap awal tidak terlalu sulit.

Sayangnya, jika ada yang menilai Piala FA itu tidak terlalu penting maka tanggapan itu salah. Padahal, nilai kompetisi dari Piala FA tidaklah kalah penting jika dibandingkan dengan Liga Primer Inggris.

Bahkan dapat dikatakan kompetisi tertua di planet Bumi ini seharusnya dianggap lebih penting, karena ada beberapa unsur di dalamnya.

Salah satu contoh alasan Piala FA itu penting yaitu Arsene Wenger mungkin sudah dipecat dari kursi pelatih Arsenal, jika dirinya tidak mendapatkan gelar tersebut di musim 2013/14, 2014/15, dan musim 2016/17 kemarin.

Nah, berikut ini INDOSPORT memaparkan beberapa alasan mengapa Piala FA layak dianggap sama pentingnya dengan Liga Primer Inggris.


1. Tradisi

Arsenal juara Piala FA 2016/17.

Kompetisi Piala FA merupakan kompetisi sepakbola tertua di dunia. Kompetisi ini digelar sejak tahun 1871 silam.

Artinya, saat ini Piala FA sudah berusia 147 tahun dan selama itu pula sudah ada 43 tim yang keluar sebagai juara.

Kompetisi Piala FA juga bisa dibilang salah satu tradisi olahraga di Negara Inggris yang sudah turun-temurun dan sudah sewajarnya tradisi ini dipertahankan dengan baik.

Tercatat, Arsenal merupakan klub pemegang gelar Piala FA terbanyak. Total Tim London Merah sudah meraih 13 gelar Piala FA, sedangkan pesaing terdekatnya adalah Man United yang hanya selisih satu gelar dibandingkan dengan mereka.


2. Tekanan

Liverpool dipaksa menyerah oleh West Brom di putaran keenam Piala FA 2017/18.

Sadar atau tidak, Piala FA juga memiliki tekanan yang tidak kalah memusingkan dengan Liga Primer Inggris, apalagi jika sudah berada dalam babak menuju final.

Dapat dikatakan, Piala FA juga merupakan satu-satunya gelar harapan yang berpeluang besar untuk diraih dalam satu musim oleh mereka yang sudah sulit untuk bisa menjadi juara di liga.

Seperti yang telah dikatakan di artikel sebelumnya, mayoritas klub pasti lebih mengutamakan pertandingan di liga yang sedang mereka jalankan.

Tentunya bagi mereka yang mengutamakan Piala FA seharusnya dapat memanfaatkannya dengan baik.


3. Gengsi

Piala FA.

Tidak hanya tekanan, rasa gengsi terutama klub-klub unggulan, seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool, Man City, Man United, ataupun Tottenham Hotspur tentunya juga dimiliki oleh mereka.

Gengsi tersebut muncul saat mereka mendapatkan lawan non unggulan seperti tim-tim kecil dari divisi yang bisa saja terpaut jauh dari Liga Primer Inggris.

Menang melawan tim non unggulan akan dinilai wajar dan juga pastinya tidak bisa terlalu berbangga hati, tetapi seandainya kalah? Maka di hari tersebut nama baik akan sedikit tercoreng.


4. Uji Coba Pemain Muda dan Lapis Kedua

Ethan Ampadu, salah satu pemain muda Chelsea yang dimainkan di ajang Piala FA 2017/18 saat melawan Newcastle United, Minggu (28/01/18) kemarin.

Serupa dengan kompetisi domestik lainnya, yaitu Piala Liga Inggris (musim ini bernama Carabao Cup). Pada fase awal Piala FA, pelatih klub juga dapat menggabungkan pemain dalam skuatnya yang ingin bertanding, yaitu 70 persen pemain lapis kedua, 20 persen pemain muda, dan 10 persen pemain inti.

Atau mudahnya jika dimasukkan ke dalam starting eleven, maka dalam pertandingan tersebut akan diisi oleh hanya dua pemain inti yang bermain di Piala FA, lalu enam pemain lapis kedua, dan tiga lagi adalah pemain muda.

Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan atau mengasah bakat bagi mereka yang jarang dimainkan di liga atau Liga Champions.

Dan seandainya berhasil melaju ke semifinal atau final, maka peluang gelar juara tentu sudah semakin didapat barulah rotasi kembali dilakukan, di mana pemain inti kembali lebih banyak dimainkan demi mendapatkan gelar juara.


5. Tim Kuda Hitam yang Bertebaran

Wigan Athletic saat menjadi juara Piala FA di musim 2012/13.

Percaya atau tidak, Piala FA ternyata lebih banyak memunculkan tim-tim kuda hitam jika dibandingkan dengan Piala Liga Inggris.

Sejumlah klub yang diunggulkan bahkan secara tak terduga dapat dikalahkan oleh klub non unggulan. Hebatnya lagi, tidak sedikit juga tim kuda hitam ini berhasil melaju ke final dan sukses menjadi juara.

Contohnya, di musim 2005/06 Liverpool melawan West Ham United, kemudian yang lebih mencengangkan di musim 2007/08 di mana tidak ada klub unggulan, yaitu antara Portsmouth melawan Cardiff City.

Di musim 2009/10, Portsmouth kembali ke final. Saat itu mereka menghadapi Chelsea. Yang lebih mengejutkan lagi adalah final Piala FA di musim 2012/13 lalu, di mana klub yang saat itu sedang naik daun, Manchester City dikalahkan oleh Wigan Athletic.

Itulah contoh-contoh jika Piala FA sangat banyak sekali mempunyai tim kuda hitam. Jika demikian, maka kompetisi ini tentunya masih layak dijadikan prioritas bukan?

Manchester UnitedLiverpoolChelseaArsenalArsene WengerManchester CityTottenham HotspurWest Ham UnitedCardiff CityLiga Primer InggrisPiala FAPortsmouthWigan AthleticLiga Inggris

Berita Terkini