x

Rekam Jejak La Nyalla, Eks Ketum PSSI yang Penuh Kontroversi

Senin, 5 Februari 2018 18:45 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Ivan Reinhard Manurung

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) nampaknya memang tak pernah lepas dari yang namanya hal-hal berbau kontroversi. Meski mengalami sederet pergantian kepemimpinan dalam beberapa kali periode, namun masalah tak tuntas begitu saja.

Berkaca pada masa kini, melihat sejumlah pekerjaan rumah yang tersisa cukup banyak belum juga diselesaikan oleh Ketua Umum PSSI saat ini, Edy Rahmayadi. Enggan menuntaskan segera, dikabarkan Ketum saat ini telah mengambil babak baru lain untuk mencalonkan diri sebagai gubernur di provinsi Sumatera Utara.

Sebelum Edy, pada masa-masa sebelumnya, rupanya PSSI dikabarkan terikat utang lewat suntikan dana dari Ketua Umum yang sebelumnya menjabat pada periode 2013-2015. Ia adalah La Nyalla Mattalitti yang dikenal sebagai sosok yang cukup kontroversial dalam dunia politik Indonesia.

La Nyalla menjadi Ketum PSSI menggantikan Djohar Arifin Husin.

Di bawah kepemimpinnya, PSSI diketahui begitu sarat akan politik. Loyalitasnya pada politisi tertentu menyeret PSSI dan sepakbola Indonesia dalam pusara kepentingan-kepentingan pihak-pihak di luar sepakbola.

Tak hanya itu, di bawah masa kepemimpinannya, sepakbola Indonesia, termasuk PSSI, sempat memasuki masa tergelap mereka. Hingga menemui setitik harapan cerah untuk kembali bangkit lagi, rupanya La Nyalla maupun PSSI pun masih menyisakan polemik tersendiri yang belum juga tuntas hingga hari ini.

Baca Juga

Berikut INDOSPORT berhasil merangkum rekam jejak sosok eks Ketum PSSI bernama lengkap La Nyalla Mattalitti tersebut ketika memimpin PSSI beberapa tahun lalu:


1. Langkah La Nyalla Tapaki Tubuh PSSI

Mantan Ketum PSSI, La Nyalla.

Sebelum Edy Rahmayadi, sosok pria Bugis tersebut telah menempati bangku kepemimpinan PSSI untuk periode yang cukup singkat, yaitu 2015-2016 sebelum akhirnya lengser dari sana. Padahal jabatan tersebut seharusnya berakhir pada 2019 nanti.

La Nyalla sendiri sempat menjadi Wakil Ketua Umum PSSI, menggantikan Farid Rahman. Terpilih lewat Kongres Luar Biasa PSSI yang dihelat di Surabaya, La Nyalla menang voting sebanyak 94 suara. Memastikannya berada di tampuk kekuasaan atas PSSI.

Kala La Nyalla ditetapkan sebagai ketua umum, PSSI sendiri telah dihadapkan pada pembekuan buah sanksi yang diberikan oleh Menpora Imam Nahrawi atas buntut dari kebijakan PSSI soal hasil rekomendasi BOPI yang tak meloloskan Arema dan Persebaya Surabaya. 


2. PSSI Dibekukan, La Nyalla Aktif Suntik Dana

La Nyalla pernah memberi suntikan dana bagi keberlangsungan PSSI sebagai sebuah organisasi.

Selama mengalami pembekuan, PSSI sendiri otomatis mengalami seret dalam masalah pendanaan. Kehadiran La Nyalla sebagai ketua umum anyar mereka rupanyan bak malaikat penolong yang turun ke bumi.

PSSI pun akhirnya tak lagi pusing soal pendanaan. La Nyalla mengaku bahwa ia memberikan suntikan dana kepada PSSI dan paling banyak diturunkan untuk Liga. Tak hanya sampai di situ, ketika Timnas Indonesia tak bisa main, gaji dan operasional staff PSSI tak dibiayai oleh pemerintah, La Nyalla pun turun tangan.

Seperti dilansir CNN Indonesia, La Nyalla diketahui menggelontorkan dana selama PSSI dibekukan sebesar Rp13,157 miliar, termasuk untuk PT Liga Indonesia dengan angka yang cukup besar mencapai Rp9,1 miliar. Lantas hal tersebut kini tumbuh menjadi utang yang dikabarkan mesti dituntaskan oleh PSSI.


3. Lengser Akibat Pencucian Uang di Luar PSSI

La Nyalla saat dinyatakan bebas dari tuduhan pencucian uang.

Kongres Luar Biasa PSSI memutuskan untuk memaksa mundur La Nyalla usai dirinya ditetapkan sebagai tersangka kasus pencucian uang dalam pengolaan dana hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur 2011 hingga 2014, meski pada Desember 2016 lalu, ia diputuskan tidak bersalah oleh Pengadilan Tipikor Surabaya.

Posisinya tersebut untuk sementara digantikan oleh Hinca Panjaitan yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI. Pergantian tak hanya berhenti sampai di ketua umum, namun juga deretan jabatan lainnya, terutama sederet anggota komite eksekutif.

Mayoritas pihak dalam Kongres Luar Biasa PSSI tersebut memaksa La Nyalla mundur dari tampuk kepemimpinannya karena dianggap gagal usai terlibat dalam kasus hukum yang melilitnya. Ia pun tak mampu menyelesaikan masa jabatannya hingga 2019 mendatang. 

PSSILanyalla MattalittiLanyallaLiga Indonesia

Berita Terkini