x

3 Alasan Mengapa Gomes Semestinya Bertahan di Madura United

Rabu, 28 Februari 2018 16:03 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Gomes de Oliviera resmi mundur dari kepelatihan Madura United.

Pelatih Madura United, Gomes de Oliviera, secara resmi memilih untuk mundur dari kursi kepelatihan klub berjuluk Sape Kerrap tersebut. 

Keputusan itu ia ambil tepat beberapa jam menjelang laga antara Madura United kontra Persiba Balikpapan di babak penyisihan terakhir Grup B Piala Gubernur Kaltim 2018, pada Rabu (28/02/18) ini. 

Baca Juga

Mundurnya Gomes dari jabatannya tersebut telah dikonfirmasi kembali oleh Haruna Soemitro sebagai Manajer Madura United. Haruna sendiri mengungkapkan bahwa Gomes sempat menemuinya sebelum melakukan rapat. 

"'Coach Gomes, sebelum pertemuan tadi sudah bertemu saya, dan menyatakan bahwa dalam sepak bola itu ada risiko. Dan risiko yang paling nyata adalah prestasi," ujar Haruna soal keputusan Gomes tersebut.

Berikut ini INDOSPORT paparkan alasan mengapa pelatih Gomes de Oliviera tak semestinya hengkang dari kursi kepelatihan di Madura United. 


1. Prestasi yang terbilang apik selama menukangi Madura

Skuat Madura United di TSC 2016.

Bergabung di tahun 2016 ketika klub Madura United baru diakuisisi Achsanul Qosasi, Gomes de Oliviera terbilang cukup berhasil dalam menangani tim Madura United. Walau belum membawa gelar juara liga, sebagai tim yang baru didirikan, Madura sudah berhasil dibawanya duduk di peringkat ketiga kompetisi Torabika Soccer Championship (ISC) tahun 2016. Di era Liga 1 2017, Madura juga berhasil bertengger di lima besar mengangkangi klub-klub mapan seperti Arema, Persib, Sriwijaya, dan bahkan Sriwijaya. Tentu saja ini pencapaian yang tidak buruk karena selama ini Madura bukanlah dikenal sebagai kekuatan sepakbola.


2. Mampu memanfaatkan skuat dengan baik

Gomes dalam salah satu sesi latihan bersama Madura United di tahun 2016.

Sebagai pelatih, Gomes belumlah berpengalaman melatih di klub besar di Indonesia. Namun, ketika disodori skuat yang berisi pemain-pemain bintang di klub baru seperti Madura United, ia langsung tancap gas dengan berhasil meramunya hingga menjadi skuat yang ditakuti.

Sebut saja Fabio Beltrame, Bayu Gatra, Dane Milovanovic, Pablo Rodrigues, dan pemain lainnya yang didatangkan dalam waktu relatif bersamaan. Skuat Madura berhasil dibawa hingga menjadi jaura paruh musim ISC A 2016. Madura tercatat menjadi tim dengan rekor tak terkalahkan terpangan di putaran pertama dengan 10 pekan kala itu. Belum laga catatan masuk lima besar Liga 1 musim lalu.

Gomes juga dikenal sebagai pelatih yang kerap memberikan kesempatan pada pemain muda. Ditambah lagi, ia juga tipe pelatih yang menitikberatkan perbaikan teknik pada pemainnya untuk meminimalisir kesalahan di setiap pertandingan.  


3. Jadi korban ajang pramusim

Pelatih Madura United, Gomes De Oliviera.

Ketidakjelasan kapan bergulirnya kompetisi Liga 1 2018 dari PSSI membuat klub-klub sibuk di berbagai laga pramusim. Beda dengan kebiasaan di Eropa, ajang pramusim di Indonesia dijalani layaknya partai hidup mati. 

Empat kekalahan beruntun Madura (dua di Piala Presiden, dua di Piala Gubernur Kaltim) membuat suporter Madura gerah dan menuntutnya untuk turun. Walau sempat dikabarkan hoax, ternyata isu kepergian Gomes dari Madura telah dikonfirmasi kebenarannya. Gomes resmi mengundurkan diri. 

Padahal, kompetisi sesungguhnya belum bergulir namun seorang pelatih sudah menjadi 'korban'. Mestinya Gomes tetap bertahan karena laga pramusim bukanlah laga kompetisi sesungguhnya. 

Madura United FCTSC 2016Liga IndonesiaGomes de OliveiraLiga 1

Berita Terkini