x

3 Modal Buruk Timnas Indonesia Jelang Piala AFF 2018

Sabtu, 3 November 2018 15:36 WIB
Penulis: Coro Mountana | Editor: Isman Fadil
Skuat Timnas Indonesia.

INDOSPORT.COM - Tak bisa dipungkiri kalau Piala AFF adalah kompetisi sepak bola paling bergengsi di Asia Tenggara. Oleh karena itu, Timnas Indonesia berupaya keras untuk memenangi Piala AFF 2018 dimana turnamen itu tidak pernah dimenangi dalam 11 edisi sebelumnya.

Padahal Timnas Indonesia telah dipandang sebagai salah satu kekuatan sepak bola Asia Tenggara, tetapi selalu saja ada halangan dalam perjalanannya untuk menggapai gelar juara. Alhasil Indonesia hanya menjadi bangsa penonton melihat negara lain mengambil lambang supremasi tertinggi di Asia Tengara itu.

Baca Juga

Di edisi yang kedua belas ini, Timnas Indonesia kembali dengan satu target harus menjadi juara untuk tahun ini dan itu tidak bisa ditawar. Sejumlah persiapan pun digembleng guna mematangkan segala taktik dan strategi untuk menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.

Sayangnya, dalam persiapannya itu, Timnas Indonesia malah datang ke Piala AFF 2018 dengan sejumlah modal yang buruk. Tentu untuk melihat apakah itu modal yang buruk atau tidak adalah dengan membandingkannya dengan Piala AFF 2016.

Baca Juga

Berikut INDOSPORT.com merangkum dalam 3 modal buruk Timnas Indonesia jelang Piala AFF 2018


1. Tidak Ada Pemain Papua yang Dipanggil

Kapten Persipura Jayapura Boaz Solossa.

Jika masyarakat dunia punya Brasil sebagai ladang tempat pemain sepak bola bertalenta tinggi lahir, maka masyarakat Indonesia memiliki Papua yang tak henti-hentinya memproduksi pemain yang memiliki teknik tinggi. Mulai dari Elie Aiboy hingga Boaz Solossa adalah nama-nama tenar yang jarang absen untuk Timnas Indonesia.

Tetapi keanehan terjadi dalam skuat yang dibawa oleh Bima Sakti tahun ini, di mana tidak ada satupun pemain berdarah Papua yang dibawa. Padahal nama-nama seperti Boaz, Osvaldo Haay, Todd RIvaldo Ferre, Terens Puhiri, hingga Yanto Basna layak untuk dipertimbangkan.

Baca Juga

Bandingkan dengan skuat Piala AFF 2016 yang masih diisi oleh Yanto Basna dan Boaz Solossa. Hasilnya Boaz yang menjadi kapten kala itu menjadi salah satu bagian penting dalam usaha Indonesia mencapai babak final.


2. Pelatih Kurang Pengalaman

Bima Sakti saat menghadiri pemain terbaik FIFA 2018

Tanpa sedikitpun bermaksud mendiskreditkan Bima Sakti, faktanya pelatih yang baru diangkat oleh PSSI itu minim pengalaman dalam kancah internasional. Memang Bima Sakti telah menjadi orang nomor dua di bawah Luis Milla selama hampir 2 tahun, tetapi menjadi pelatih dan asisten tentu berbeda kondisinya.

Buktinya saat ia menggantikan peran Indra Sjafri di Timnas Indonesia U-19 saat uji coba dengan Jepang, tim yang ia besut tampil grogi dan kalah telak. Di saat pesaing Timnas Indonesia lain seperti Thailand dan Filipina memanggil pelatih yang berpengalaman melatih di Piala Dunia, Indonesia malah dilatih oleh pelatih yang tidak punya pengalaman mentas di ajang apapun.

Baca Juga

Meski demikian, memang masih terlalu dini untuk menilai Bima Sakti dapat berprestasi atau tidak. Tetapi untuk ajang sebesar Piala AFF dan dengan target tinggi menjadi juara, akan lebih elok kalau yang menjadi pelatih adalah seorang berpengalaman.

Pada Piala AFF 2016 yang lalu saja, Timnas Indonesia tetap gagal juara meski telah ditangani oleh Alfred Riedl yang sudah pernah berpengalaman bersama Indonesia. Tercatat, sebelumnya Alfred Riedl pernah menukangi Timnas Indonesia pada gelaran Piala AFF 2010 dan 2014.


3. Stok Striker Sangat Tipis

Beto Goncalves akan menjadi andalan di lini depan Timnas.

Pada Piala AFF 2016, Timnas Indonesia membawa 4 nama yang akan dijadikan seorang striker tajam dan pada akhirnya gagal juara. Tahun ini Indonesia hanya membawa dua orang penyerang saja untuk Piala AFF 2018.

Ini tentu berbahaya karena jika seandainya penyerang utama Beto Goncalves alami cedera, hal itu akan membuat sosok seperti Dedik Setiawan mengemban misi berat mencetak gol. Jika itu tidak berhasil maka besar kemungkinan Stefano Lilipaly yang akan menjadi false nine.

Baca Juga

Memang Lilipaly memiliki kemampuan itu tetapi di laga kontra Palestina pada ajang Asian Games 2018 lalu, terlihat kalau strategi itu gagal membawa kita pada kemenangan. Diperlukan sosok pelapis Beto yang sudah berpengalaman dan memiliki naluri membunuh yang lebih sakti.

Perlu diperhitungkan Beto memang sangat tajam tetapi ia sudah mulai memasuki usia senja yang akan membuat dirinya dengan mudah mendapat cedera. Harus dipertimbangkan untuk memanggil satu striker lagi yang berpengalaman seperti Ilija Spasojevic, Boaz Solossa atau top skor asli Indonesia saat ini di Liga 1, Samsul Arif.

Terus Ikuti Perkembangan Sepak Bola Seputar Timnas Indonesia dan Piala AFF 2018 Hanya di INDOSPORT.COM