x

Rekam Jejak 3 Ketua Umum PSSI Sebelum Edy Rahmayadi, Ada Kemiripan?

Selasa, 27 November 2018 15:38 WIB
Editor: Juni Adi
Rekam jejak tiga ketua umum PSSI sebelum Edy Rahmayadi.

INDOSPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi kembali menjadi perbincangan hangat publik sepak bola Tanah Air dalam beberapa pekan terakhir ini.

Hal tersebut dikarenakan, dirinya dianggap gagal memimpin organisasi induk sepak bola nasional itu, karena tidak ada prestasi membanggakan dalam dua tahun masa jabatannya berjalan.

Timnas Indonesia tersingkir di ajang Piala AFF 2018, karena hanya mampu finis di peringkat keempat dalam klasemen akhir Grup B, dibawah Thailand, Filipina dan Singapura.

Baca Juga

Kemudian di level kelompok umur, Timnas Indonesia U-23 gagal meraih medali emas di ajang SEA Games 2017, dan Asian Games 2018. 

Timnas Indonesia U-19 juga gagal mencapai target, untuk juara ataupun tembus semifinal di Piala Asia U-19.

Satu-satunya prestasi yang membuat wajah sepak bola Indonesia tersenyum di era kepemimpinan Edy Rahmayadi adalah, ketika Timnas Indonesia U-16 asuhan Fakhri Husaini juara Piala AFF U-16 pada Agustus 2018 lalu.

Serangkaian kegagalan tersebut membuat publik geram, dan meminta mantan Pangkostrad itu untuk mundur dari kursi panas Ketua PSSI.

Edy Rahmayadi sendiri bukanlah orang pertama sebagai ketua PSSI yang minim prestasi. Tiga orang terdahulunya pun sama yakni Nurdin Halid, Djohar Arifin, dan La Nyalla Mattalitti.


1. Nurdin Halid

Nurdin Halid.

Terpilihnya mantan Pangkostrad, Edy Rahmayadi menjadi Ketua Umum PSSI pada tahun 2016 lalu, semakin menguatkan citra kalau kursi pimpinan induk organisasi sepak bola Indonesia itu lekat dengan sosok militer.

Namun siapa sangka ternyata ada juga sosok sipil yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, salah satunya adalah Nurdin Halid.

Politisi partai Golkar itu terpilih menjadi ketua pada tahun 2003 silam. Saat itu, Nurdin mencatatkan diri sebagai warga sipil pertama yang mampu menduduki kursi ketua umum PSSI.

Dirinya juga mencatatkan sejarah lain saat menjadi ketua PSSI paling lama, yaitu sekitar delapan tahun memimpin (2003-2011). Sayang, tidak banyak prestasi yang ditorehkan oleh Nurdin untuk sepak bola Indonesia.

Dibawah pimpinannya, Timnas Indonesia beberapa kali masuk final Piala AFF salah satunya adalah tahun 2010. Sayang, Skuat Garuda takluk di partai final setelah kalah dari Malaysia dengan aggregat 4-2.

Lama menjabat dan prestasi Indonesia begitu-begitu saja, membuat publik muak dan meminta NH -sapaan karibnya- untuk mundur. Selain itu, pernah beberapa kali masuk penjara jadi alasan lain publik geram.


2. Djohar Arifin Husain

Djohar Arifin Husin.

Menggantikan Nurdin Halid, Djohar Arifin Husain terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada tahun 2011 silam, untuk memimpin dalam empat tahun kedepan atau hingga tahun 2015.

Djohar adalah salah satu nama alternatif untuk kelompok 78 (voter), menyusul pelarangan FIFA terhadapa dua nama calon lainnya yakni George Toisutta dan Arifin Panigoro.

Dalam kepemimpinannya, lagi-lagi PSSI belum banyak berubah untuk membuat sepak bola Indonesia berprestasi. Di era Djohar, Timnas Indonesia dua kali gagal di Piala AFF 2012 dan 2014. Piala Asia tak mampu lolos ke putaran final. 

Di Timnas U-23 pun demikian. SEA Games 2011 dan 2013, dua-duanya hanya berakhir sebagai runner up. Di Asian Games 2014, babak belur di 16 besar.

Di Timnas U-19, baru berhasil menjadi juara pada Piala AFF U-19 2013. Tapi, Timnas itu sejatinya bentukan dari pengurus lama, sebelum Djohar melakukan perombakan besar-besaran pengurus.

Setelah perombakan itu, Timnas U-19 justru menurun dan gagal lolos ke Piala Dunia U-20 2015. Yang lebih mirisnya lagi, sepak bola era Djohar kacau karena ada dua lisme kepengurusan (KPSI) dan juga dualisme liga dan Timnas Indonesia.


3. La Nyalla Mattalitti

La Nyalla Mahmud Mattalitti dan Imam Nahrawi.

Setelah Djohar Arifin, tampuk kepemimpinan PSSI pun berpindah tangan ke La Nyalla Mattalitti yang terpilih pada tahun 2015 silam.

Sayang, saat La Nyalla menjabat dirinya belum bisa berbuat banyak untuk sepak bola Indonesia, karena masa kepemimpinnya terbilang singkat, yaitu hanya sekitar satu tahun.

La Nyalla lengser pada tahun 2016, padahal masa jabatannya baru berakhir 2019.

Hal tersebut dikarenakan terjadi kekisruhan di tubuh pengurus PSSI, hingga akhirnya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengambil langkah tegas dengan membekukan kepengurusan La Nyalla.

Alhasil, campur tangan pemerintah ini mendapat respon dari FIFA yang langsung menjatuhi sanksi karena dianggap ada intervensi. 

Bisa dibilang pada era kepemimpinan La Nyalla adalah yang paling buruk dalam sejarah, karena Indonesia untuk pertama kalinya mendapat sanksi dari FIFA.

PSSIDjohar ArifinLanyalla MattalittiEdy RahmayadiLiga IndonesiaNurdin HalidTRIVIA

Berita Terkini