x

Eksklusif Sismantoro: Berbagi Waktu Sebagai Lurah dan Manajer PSS Sleman

Selasa, 11 Desember 2018 15:01 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Isman Fadil
Penyerahan piala kepada juara Liga 2, PSS Sleman

INDOSPORT.COM - PSS Sleman sukses menjadi kampiun Liga 2 musim ini, sekaligus promosi ke Liga 1 musim depan. Hasil itu sekaligus mengakhiri penantian panjang selama 11 tahun tim Super Elang Jawa kembali ke kasta tertinggi.

Bagus Nirwanto dan kawan-kawan memang tampil menggila sejak babak penyisihan. Puncaknya, mereka mengalahkan Semen Padang, 2-0 dalam laga final di Stadion Pakansari Kabupaten Bogor, Selasa (04/12/18).

Prestasi tersebut sebanding dengan kerja keras seluruh elemen tim kebanggaan masyarakat Bumi Sembada. Manajemen, tim pelatih, official, pemain, hingga suporter bahu-membahu agar PSS bisa menembus kompetisi kasta tertinggi.

Baca Juga

Apalagi, tim yang berdiri tahun 1976 itu mendatangkan pemain-pemain kelas wahid musim ini. Sebut saja mantan bintang Timnas Indonesia, Cristian 'eL Loco' Gonzales, dan beberapa pemain jebolan kasta tertinggi.

Salah satu sosok di balik keberhasilan skuat asuhan Seto Nurdiyantoro adalah Sismantoro, manajer tim PSS Sleman. Awalnya, pria berusia 48 tahun itu hanya ditunjuk sebagai asisten manajer oleh PT Putra Sleman Sembada. 

Namun, mundurnya Bayardi sebagai manajer di tengah persiapan membuat Sismantoro akhirnya naik jabatan. Lalu bagaimana cerita manajer kelahiran Sleman, 9 Oktober 1970 itu membagi peran sebagai Lurah Candibinangun, Kecamatan Pakem dan Manajer PSS Sleman? Berikut wawancara eksklusif INDOSPORT.com dengan Sismantoro.


1. Membagi Waktu Antara PSS Sleman dan Aparatur Sipil Negara

Manajer PSS Sleman, Sismantoro

1. Selamat atas prestasi PSS Sleman musim ini. Apa komentar Anda dengan hasil yang diraih PSS di Liga 2 2018?

Terima kasih. Alhamdulillah dan tentu hasil yang dicapai sesuai target awal sebelum kompetisi. Ini juga hadiah istimewa untuk seluruh masyarakat Sleman di pengujung tahun.

Target untuk lolos ke Liga 1 sudah terpenuhi. Meski sedari awal saya pribadi tak hanya ingin sekadar lolos namun harus juara. Alhamdulillah semua terealisasi.

2. Kabarnya ini pertama kali Anda jadi manajer tim sepak bola? 

Benar, ini pengalaman saya sebagai manajer. Tapi kalau di dunia sepak bola khususnya PSS Sleman saya sudah lama berkecimpung. Saya bersama (almarhum) Wahyu (Trimurti Wahyu Wibowo, mantan Ketua Umum Slemania) ikut mendirikan Slemania waktu awal masuk Divisi Utama (tahun 2000). Wahyu itu adik saya sendiri. Jadi memang mengenal dunia sepak bola Sleman dan suporter sejak lama.

3. Sempat merasakan tekanan sebagai manajer? Apalagi keinginan masyarakat, terutama suporter melihat PSS Sleman promosi begitu besar?

Semua tahu posisi sebagai manajer itu berat. Apalagi tuntutan masyarakat Sleman dan juga suporter ingin melihat PSS Sleman promosi. Istilahnya kita jadi manajer harus siap menjadi tumbal jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan.

Namun saya berusaha keras menjalankan sepenuhya dengan rasa tanggung jawab. Saya bekerja untuk tim ini tulus agar meraih prestasi dan itu jadi dasar saya menjalankan amanah sebagai manajer. Kalau memang ada kekurangan selama ini saya pribadi mohon maaf sebesar-besarnya.

4. Menurut Anda, apa kunci utama PSS Sleman meraih prestasi musim ini?

Kerja keras semua elemen tim, termasuk dukungan suporter. Lalu, rasa kekeluargaan yang besar juga menjadi kunci serta modal menghadi keras kompetisi musim ini.

Komunikasi yang baik memang saya bangun dengan teman-teman official baik pelatih hingga pemain. Karena saya selalu menekankan tidak ada jarak baik antara manajemen dengan pemain dan sebagainya.

Jadi saya berikan pemahaman ke semuanya jika ada masalah yang dihadapi jangan sungkan untuk dikomunikasikan. Rasa kekeluargaan ini yang kami miliki untuk dibawa sepanjang musim.

5. Selama ini Anda juga menjabat sebagai Lurah. Lalu bagaimana cara membagi peran dan waktu untuk masyarakat dan PSS Sleman?

Prinsip saya adalah memiliki kewajiban untuk mengayomi masyarakat. Saya juga tidak mau posisi saya sebagai manajer menggangu tugas saya di masyarakat umum, khususnya di Candibinangun.

Untuk PSS Sleman, saya aktif berkomunikasi dengan pemain terutama di sore dan malam hari. Namun untuk pertandingan tandang, situasi ini saya harus sedikit mondar-mandir.

Jadi kalau PSS bermain di kandang lawan, saya tidak ikut menginap. Kalau pertandingan selesai, pagi harinya saya langsung pulang dan kembali ke rutinitas sebagai lurah. Prinsip amanah dari masyarakat itulah saya jalankan dengan tulus dan tanggung jawab.

Baca Juga

6. Jabatan Anda sebagai lurah sampai kapan? Lalu, apa rencana Anda ke depan bersama PSS Sleman?

Sebagai lurah sampai 2021 nanti. Namun saya sudah menajdi pamong desa sejak 1993. Untuk ke depan? saya belum tahu nanti seperti apa.  saya ingin melaporkan kegiatan sepanjang musim ini kepada direksi dan pemegang saham PT Putra Sleman Sembada. 

Apalagi belum tentu musim depan di Liga 1 saya jadi manajer lagi. Terpenting saya sudah menjalankan tugas dan amanah yang diberikan untuk membawa PSS Sleman ke kasta tertinggi.

Terus Ikuti Perkembangan Sepak Bola Seputar Liga 1 Hanya di INDOSPORT.COM.

PSS SlemanLiga IndonesiaLiga 1

Berita Terkini