x

Bagaimana Cara Ole Gunnar Solskjaer Mengalahkan Tottenham Hotspur?

Minggu, 13 Januari 2019 15:31 WIB
Editor: Coro Mountana
Ole Gunnar Solskjaer resmi jadi pelatih sementara Man United

INDOSPORT.COM – Dipanggil untuk menjadi juru selamat Manchester United tampaknya menjadi pekerjaan utama Ole Gunnar Solskjaer. Mulai dari semasa menjadi pemain hingga pensiun sebagai pelatih, Solskjaer selalu dipanggil jika Manchester United sedang alami masa darurat.

Untuk kali ini, Solskjaer akan diminta daya magisnya dalam memimpin Manchester United yang akan berduel dengan Tottenham Hotspur di lanjutan pekan ke-22 ajang Premier League Inggris. Jika menang maka kans untuk berada di posisi 4 besar akan terbuka lebar.

Baca Juga

Hingga saat ini, Solskjaer telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan membawa tim meraih kemenangan di lima laga terakhir secara beruntun. Namun banyak yang menganggap jika Solskjaer belum teruji karena selama ini baru menghadapi tim-tim medioker.

Bagi Solskjaer, duel dengan Tottenham Hotspur bukan hanya sekadar gengsi Manchester United untuk segera kembali ke posisi 4 besar. Melainkan ajang pembuktian jika dirinya memang layak melatih klub sebesar Manchester United.

Baca Juga

"Kami tidak akan mendapatkan banyak peluang untuk menyerang melawan (Tottenham Hotspur) seperti yang kami miliki sebelumnya. Jadi kami harus siap ketika kami menguasai bola,” ujar Solskjaer seperti yang dinukil dari SkySports.

Seperti yang dikhawatirkan Solskjaer, Tottenham Hotspur adalah salah satu tim dengan konsistensi permainan yang sangat baik dengan bukti mereka berada di posisi ketiga untuk sementara. Lantas bagaimana caranya Solskjaer mengalahkan Tottenham Hotspur?


1. Memahami Karakteristik Permainan Tottenham Hotspur

Mauricio Pochettino.

Pelatih Mauricio Pochettino bukanlah pelatih yang bertipe filosofis seperti Jurgen Klopp dan Pep Guardiola. Maksudnya, Pochettino adalah tipe adaptif terhadap lawannya sehingga tidak ada taktik paten yang dimainkan Tottenham Hotspur.

Hal itu bisa terlihat dari kebiasaan Tottenham Hotspur untuk menguasai bola dengan aliran bola dan mobilitas dari pemain yang sangat cepat. Tetapi hal itu tak terjadi tatkala mereka bertanding dengan Chelsea di ajang Piala Liga Inggris.

Tottenham Hotspur vs Chelsea

Di laga tersebut, praktis mereka tertekan sepanjang permainan oleh Chelsea dengan penguasaan bola hanya mencapai 42% berbanding 58%. Meski begitu mereka tetap menang 1-0 di babak semifinal Piala Liga Inggris itu.

Jika kita menganalisis pertandingan tersebut dengan seksama sejatinya ada satu taktik yang tetap dipertahankan oleh Pochettino yaitu mengandalkan permainan direct yang diarsiteki Christian Eriksen. Gelandang serang asal Denmark itu adalah kunci permainan tim selama ini.

Chrstian Eriksen berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Inter Milan.

Taktik yang dijalankan begitu sederhana dengan membiarkan Christian Eriksen memegang bola lalu dengan cepat ia melepaskan umpan jauh ke ruang kosong yang berada di antara bek dengan kiper. Bola jauh yang dikirim dengan presisi oleh Eriksen itu lalu akan dikejar oleh Son Heung Min dan Harry Kane.

Baca Juga

Perbedaan dari tipikal dua pemain itu adalah Kane biasanya akan mempertahankan bola sehingga menunggu rekan-rekannya untuk memberikan dukungan. Sedangkan Son yang memiliki kecepatan biasanya akan langsung merangsek masuk ke pertahanan lawan.

Jika dicermati, Tottenham Hotspur praktis seperti tidak memiliki pemain tengah karena semua dikendalikan oleh Eriksen. Dengan ditunjang pertahanan tangguh yang digalang oleh Alderweireld, Tottenham Hotspur menjadi sangat sulit  untuk dikalahkan.


2. 2 Cara Solskjaer untuk Kalahkan Tottenham Hotspur Menurut Justinus Lhaksana

Solskjaer bersalaman dengan Pogba

Lantas dengan gaya bermain yang sangat sempurna seperti Tottenham Hotspur seperti itu, bagaimana cara Solskjaer mengalahkan mereka? Setidaknya bagi pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana, ada 2 cara yang bisa dipakai oleh Solskjaer untuk meredam taktik Pochettino.

“Ada dua pilihan yang bisa dilakukan oleh Solskjaer yaitu high press atau mundur ke belakang dengan tidak memberikan ruang di lini pertahanan,” ungkap Justin dalam akun Youtube pribadinya.

Pengamat sepak bola Justinus Lhaksana

High press atau yang biasa dikenal dengan menekan lawan secara ketat merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan. Harapannya adalah pemain kreatif seperti Eriksen tidak akan punya waktu yang lama untuk berkreasi di lini tengah.

Hanya saja taktik ini harus dilakukan dengan jarak antar pemain di lini depan dengan tengah harus agak longgar. Alasannya adalah agar lini pertahanan dengan tengah menjadi rapat sehingga para pemain bertahan tidak meninggalkan gawang terlalu jauh.

Cara kedua adalah para pemain Tottenham Hotspur agak mundur kebelakang demi menjaga kedalaman. Pada dasarnya kedua cara itu memiliki tujuan yang sama yaitu tidak membiarkan penyerang Tottenham Hotspur mendapatkan bola di area antara kiper dengan pemain bertahan.

Baca Juga

Selain itu, ada berbagai taktik minor yang bisa diintruksikan oleh Solskjaer seperti meminta Nemanja Matic atau Ander Herrera menjaga ketat Eriksen dan melakukan penjagaan yang berbeda antara Harry Kane dengan Son Heung Min.

Bagi Justin yang merupakan mantan pelatih Timnas futsal Indonesia, Kane harus dijaga secara ketat karena dia miliki kemampuan meretensi bola dengan sangat baik. Sedangkan, Son Heung Min harus diberi ruang sekitar 3 meter agar bisa unggul ketika diajak adu lari oleh penyerang Korea Selatan itu.

Son Heung-min (kanan) turut mencetak satu gol ke gawang Arsenal.

Terakhir, efektivitas permainan dari lini serang Manchester United sangat dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang sekecil apapun, jangan seperti Chelsea yang tidak efektif di laga terakhir.

Namun semua cara yang telah dibahas sebenarnya hanya untuk memperbesar kans meraih kemenangan. Untuk benar-benar mengalahkan Tottenham, dibutuhkan keberuntungan dan kedisplinan yang tinggi.

Terus Ikuti Perkembangan Seputar Liga Inggris dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM.