x

Kebal Rotasi, Ini 4 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Selalu Jadi Inti oleh Indra Sjafri

Kamis, 28 Februari 2019 13:48 WIB
Editor: Coro Mountana
Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri siap akan melakukan arak-arakan menuju Istana Negara dari hotel sultan, Kamis (28/02/19).

INDOSPORT.COM – Ajang sepak bola bergengsi, Piala AFF U-22 telah usai dengan Timnas Indonesia U-22 sukses menjadi yang terbaik. Meski begitu masih ada banyak hal yang menarik untuk dibahas lebih dalam.

Piala AFF U-22 2019 pada awalnya bukanlah target utama skuat asuhan Indra Sjafri yang memang mengincar lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2020. Keuntungan menjadi 4 besar di Asia adalah berhak untuk bermain di Piala Dunia dan itu yang sebenarnya diincar.

Baca Juga

Akan tetapi Timnas Indonesia U-22 tetap bermain serius di ajang yang sudah lama ‘hiatus’ itu, terakhir diselenggarakan pada tahun 2005. Ajang itupun dijadikan sebagai tempat Indra Sjafri untuk menemukan ramuan yang tepat jelang bertarung di kancah Asia.

Alhasil sejumlah rotasi pun dilakukan oleh Indra Sjafri untuk menemukan the winning team atau susunan pemain inti terbaiknya. Akan tetapi ternyata ada sejumlah pemain yang kebal rotasi yang artinya selalu turun sebagai pemain inti oleh pelatih Indra Sjafri.

Baca Juga

Berikut INDOSPORT merangkumnya dalam 4 pemain Timnas Indonesia U-22 yang selalu jadi inti oleh Indra Sjafri.


1. Asnawi Mangkualam

Asnawi Mangkualam, salah satu pemain penting saat Timnas Indonesia U-22 juara Piala AFF U-22 2019.

Yang pertama ada benteng tangguh asal Makassar, Asnawi Mangkualam yang sangat piawai memainkan perannya sebagai bek kanan. Padahal Asnawi Mangkualam aslinya merupakan seorang gelandang tengah.

Akan tetapi pelatih Indra Sjafri jeli melihat potensi Asnawi Mangkualam untuk bisa mengisi posisi bek kanan. Hasilnya memang fantastis, Asnawi Mangkualam berkembang menjadi bek kanan paling berbahaya di sepanjang turnamen Piala AFF U-22 2019.

Baca Juga

Kuat di belakang dan eksplosif ketika menusuk ke area pertahanan lawan, merupakan keunggulan dari seorang Asnawi. Oleh sebab itu, tak mengherankan apabila Asnawi tidak pernah dirotasi padahal saingannya ada pemain potensial lainnya yaitu Fredyan Wahyu dari PSMS Medan.


2. M. Luthfi

Para pemain Timnas Indonesia merayakan gol yang dicetak Luthfi Kamal ke gawang Vietnam.

Jenderal di lapangan tengah ini benar mempertontonkan cara bermain yang sangat matang. Kelebihan dari Muhammad Luthfi Kamal ada pada ketenangan yang sangat luar biasa kala bergerak tanpa bola ataupun dengan bola.

Menempati peransebagai gelandang bertahan memang dibutuhkan ketenangan karena itu merupakan posisi yang sentral di mana sekali kesalahan dapat berakibat fatal. Akan tetapi Luthfi mampu memberi ketenangan dalam memutus aliran serangan dan mengalirkan bola.

Baca Juga

Terlebih Luthfi Kamal juga diberkati atribut untuk mengekseskusi set piece atau bola mati. Satu golnya di babak semifinal melawan Vietanam dan satu asis di babak final benar-benar berharga sangat mahal yang membuat Timnas Indonesia U-22 juara, benar-benar tak tergantikan.

Gian Zola

Gian Zola berhasil lepas dari penjagaan ketat lawan.

Pada awalnya peran Gian Zola mungkin memang ditempatkan sebagai pekerja keras sekaligus mengkreasi banyak peluang layaknya gelandang serang. Akan tetapi sejak pertandingan perdana, peran Gian Zola tak terlalu terlihat.

Hingga kepercayaan penuh tetap diberikan Indra Sjafri dengan terus memainkannya sebagai pemain inti. Hal itu berdampak pada kepercayaan dirinya yang membuat lambat laun penampilannya semakin membaik.

Puncaknya di pertandingan final, Gian Zola berkali-kali memberikan umpan terobosan membelah lautan pertahanan Thailand dengan sangat presisi. Tampaknya Gian Zola perlu dipantau dan direkrut lagi oleh Persib Bandung berkat talenta besarnya.


3. Osvaldo Haay

Osvaldo Haay saat latihan di Lapangan Polda Jatim. Kamis (31/1/19).

Selalu tampil sejak pertandingan perdana tanpa digantikan, Osvaldo Haay memang merupakan salah satu pemain yang memiliki teknik dan kecepatan paling tinggi di Timnas Indonesia U-22. Oleh karena itu Indra Sjafri sangat mengandalkan gaya bermain meledak-ledak ala Osvaldo Haay.

Namun berposisi sebagai penyerang ternyata tak serta merta membuat ketajaman Osvaldo Haay berbahaya. Justu banyak peluang terbuang sia-sia karena dirinya terlalu lama menggiring bola sehingga momentum untuk menembak ke gawang menghilang.

Baca Juga

Akan tetapi kepercayaan dari Indra Sjafri membuat Osvaldo Haay percaya diri hingga membuat sesuatu yang sangat mustahil. Yaitu, mencetak gol kemenangan lewat sundulan kepala di mana ia harus berduel dengan bek Thailand, Saringkan Promsupa dan Marco Ballini (tinggi 1,98 meter).

Terus Ikuti Perkembangan Seputar Timnas Indonesia U-22 dan Indra Sjafri di INDOSPORT.COM.