Red Gank Sebut Penunjukan Gusti Randa sebagai Plt Ketum PSSI Kontroversial

INDOSPORT.COM – Penunjukan Gusti Randa sebagai Plt Ketua Umum PSSI yang baru dinilai adanya kontoversi. Hal itu dikatakan langsung oleh Sekertaris Jendral (Sekjen) Red Gank, Sadakti Sukma.

Seperti diketahui, Gusti Randa resmi ditunjuk sebagai Plt Ketua Umum PSSI yang baru pada Selasa (19/3/19) untuk menggantikan kepemimpinan Joko Driyono yang saat ini telah resmi berstatus sebagai tersangka perusakan alat bukti.

Namun, jika melihat isi dari statuta PSSI Pasal 39 ayat (6) yang berbunyi “Apabila Ketua Umum tidak ada atau berhalangan, maka Wakil Ketua Umum dengan usia tertua akan menggantikannya”. Maka harusnya yang menggantikan Jokdri adalah Iwan Budianto, bukan Gusti Randa.

“Kalo mau merujuk pada Statuta PSSI pasal 39 ayat 6 dan pasal 40 ayat 6, seharusnya yang menggantikan Jokdri sebagai Plt. Ketua adalah Iwan Budianto yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua umum PSSI bukan Gusti Randa yang hanya sebagai Anggota Exco PSSI biasa,” kata Sadakti Sukma di situs resmi Red Gank.

Pria yang kerap disapa Sadat itu juga menyayangkan bahwa pengangkatan Gusti Randa melalui SK sebagai Plt. Ketua Umum PSSI hanya ditanda tangani oleh Jokdri saja, padahal masih ada 12 anggota Exco lainnya yang juga harus bertanda tangan di dalam PSSI.

“Saat ini masih ada 12 Exco di tubuh PSSI yang sebelumya ada 15 orang. Kok hanya Jokdri saja yang tanda tangan, atau saya yang gagal paham dengan statuta di PSSI atau mungkin ada sesuatu hingga Jokdri lebih memilih Gusti Randa dibanding Iwan,” sambungnya.

Selain itu, saat ditanya mengenai KLB PSSI, Sadat kembali menegaskan agar KLB untuk memilih ketua umum baru PSSI harus segera dilaksanakan.

“Setelah Pemilu 17 April, PSSI harus cepat melaksanakan Kongres Luar Biasa untuk memilih ketua umum PSSI yang baru demi penyehatan kompetisi dan sepak bola Imdonesia,” tambahnya.

“Harusnya Jokdri menunjuk Iwan Budianto untuk melanjutkan tugasnya dan segera membentuk komite-komite untuk melaksanakan KLB Pemilihan Ketua Umum PSSI, atau tidak usah menunjuk penggantinya tapi berkonsentrasi untuk pelaksana KLB dengan meminta rekomendasi ke FIFA,” tutupnya.

Penulis: Risto Risanto