x

5 Pertukaran Pemain Sepak Bola di Bursa Transfer yang Bersifat Parasit

Jumat, 28 Juni 2019 15:29 WIB
Editor: Coro Mountana
Ilustrasi bursa transfer sepakbola.

INDOSPORT.COM – Di setiap penjuru bioskop saat ini, sedang booming sebuah film dari Korea berjudul ‘Parasite’ yang ternyata sanggup menyita animo penonton Indonesia.

Film garapan Bong Joon-ho itu menjadi terkenal berkat keberhasilannya memenangi penghargaan Palme d’Or di Cannes 2019.

Penghargaan itu menjadikan ‘Parasite’ sebagai film Korea pertama yang menang di Festival Film Cannes 2019. Ternyata, di dunia sepak bola, istilah parasit cukup akrab juga terdengar terutama di saat bursa transfer sedang berjalan.

Baca Juga

Parasit yang dimaksud adalah ketika dua tim melakukan pertukaran pemain dengan mengharapkan simbiosis mutualisme.

Idealnya seperti itu, tapi ternyata yang terjadi adalah simbiosis parasitisme yang hanya menguntungkan salah satu klub dan merugikan yang lainnya.

Di bursa transfer kali ini barter pemain sempat coba dilakukan oleh AC Milan dengan menukar Franck Kessie dengan pemain Arsenal, Lucas Torreira. Namun sayang ajakan itu tak digubris oleh Arsenal yang mungkin karena mereka merasa dirugikan dengan pertukaran itu.

Baca Juga

Namun dalam daftar ini, terdapat sejumlah pertukaran pemain di bursa transfer yang terbukti bersifat parasit dengan hanya menguntungkan salah satu klub saja.


1. Zlatan Ibrahimovic – Samuel Eto’o

Zlatan ibrahimovic saat masih memperkuat Barcelona.

Bisa dikatakan inilah pertukaran pemain yang paling begitu menyita perhatian karena menyangkut nama besar dan dampak yang dihasilkan berbanding terbalik secara signifikan.

Pertukaran itu terjadi antara Barcelona dengan Samuel Eto’o + 43 juta euro dengan Zlatan Ibrahimovic milik Barcelona.

Seperti yang kita tahu, keputusan Barcelona itu ternyata sangat merugikan karena kehadiran Zlatan Ibrahimovic malah memperkeruh suasana ruang ganti setelah dirinya bertengkar dengan Pep Guardiola. Akibatnya Ibrahimovic langsung pindah meski baru setahun di Barcelona.

Baca Juga

“Guardiola menatapku dengan cara yang aneh dan aku langsung hilang respek dengannya. Aku berpikir inilah musuhku yang sedang menggaruk kepala botaknya,” ungkap Ibrahimovic dalam otobiografinya.

Sedangkan Eto’o justru menjadi intrumen penting dalam keberhasilan Inter Milan meraih treble winner bersama Jose Mourinho.

Dalam kasus ini jelas bahwa yang merasakan kerugian adalah Barcelona dengan menukar Eto’o ditambah 43 juta euro (setara 691 miliar rupiah) untuk mendatangkan Ibrahimovic dari Inter Milan.

Henrikh Mkhitaryan - Alexis Sanchez

Henrikh Mkhitaryan dan Alexis Sanchez.

Selanjutnya adalah pertukaran pemain yang baru saja terjadi pada 2018 antara Arsenal dan Manchester United. Di mana saat itu Arsenal menukar Alexis Sanchez dengan Henrikh Mkhitaryan yang merupakan pemain Manchester United.

Uniknya kedua pemain tersebut sejatinya merupakan andalan di masing-masing klub, oleh karena itu pertukaran itu terjadi dengan sangat mengejutkan. Lantas siapa yang merasa dirugikan dengan pertukaran tersebut?

Sejatinya penampilan Mkhitaryan tidak begitu mentereng bersama Arsenal dengan hanya cetak 9 gol dan 13 asissts dari 56 laga, tapi karier Alexis Sanchez lebih ‘busuk’ lagi.

Total 5 gol dan 9 assists dari 45 laga menjadikan Manchester United yang merugi pada pertukaran pemain itu.


2. Roberto Carlos – Ivan Zamorano

Ivan Zamorano dengan nomor punggung uniknya.

Pertukaran pemain yang begitu melegenda populer pernah terjadi juga di medio 1996 antara Real Madrid dengan Inter Milan. Saat itu, Inter Milan menukar Roberto Carlos demi mendatangkan Ivan Zamorano + 1 juta euro dari Real Madrid.

Singkat cerita tidak ada yang bisa diingat dari karier Ivan Zamorano selain nomor punggungnya yang unik 1+8 hanya demi bisa tetap dianggap sebagai si nomor 9. Sedangkan Roberto Carlos, rupanya ia menjelma menjadi salah satu bek kiri terbaik Real Madrid.

Fabio Cannavaro – Fabian Carini

Fabian Carini ketika memperkuat Juventus.

Setelah kasus pada tahun 1996, Inter Milan rupanya tidak belajar dengan kasus pertukaran pemain saat itu.

Tepat pada tahun 2004, Inter Milan kembali melakukan pertukaran pemain antara Fabio Cannavaro yang saat itu tengah dibekap cedera dengan Fabian Carini, kiper Juventus.

Proses pertukaran pemain pada saat itu merupakan akal bulus cerdik dari guru transfer Juventus, Luciano Moggi yang menyebut bahwa Fabian Carini merupakan calon penerus Gianluigi Buffon.

Alhasil Inter Milan pun menyetuji pertukaran pemain mengingat Cannavaro juga sedang cedera.

Namun yang terjadi, Cannavaro menjadi salah satu bek terbaik di dunia bersama Juventus sedangkan Fabian Carini hanya menjadi penghangat di bangku cadangan Inter Milan. Jelas Inter Milan benar-benar dibohongi oleh Juventus pada saat itu.

Ashley Cole – William Gallas

Ashley Cole-William gallas

Terakhir adalah pertukaran pemain yang terjadi antara Chelsea dengan Arsenal pada tahun 2006. Kala itu, Arsenal menukar Ashley Cole dengan William Gallas dengan tambahan fulus mencapai 5 juta pounds (setara 89 miliar rupiah).

Pada akhirnya Ashley Cole berkembang menjadi salah satu bek kiri terbaik Chelsea dengan raihan sejumlah trofi bergengsi.

Sedangkan, Arsenal hanya mendapat parasit berupa William Gallas yang sering bertengkar dengan rekan satu timnya meski ia merupakan kapten dengan nomor punggung 10 (nomor yang aneh bukan untuk seorang bek tengah).

Bursa TransferReal MadridSamuel Eto'oArsenalAC MilanInter MilanZlatan IbrahimovicAshley ColeAlexis SanchezFabio CannavaroWilliam GallasRoberto CarlosTRIVIASepak Bola

Berita Terkini