Profil Klub Serie A Italia 2019/20: Inter Milan, Menanti Kebangkitan Grande Inter!
INDOSPORT.COM - Profil klub Serie A Italia musim 2019/20: Inter Milan, mantan jawara yang kini tengah menanti dan berharap bangkitnya era Grande Inter jilid tiga.
Bagi para Interisti atau pendukung setia Inter Milan, musim 2019/20 mendatang diharapkan jadi waktu yang tepat bagi tim kesayangan mereka untuk segera menghentikan puasa gelar yang telah dijalani hampir 10 tahun lebih.
Selama 10 tahun atau sejak raihan gelar terakhir di ajang Coppa Italia tahun 2011 silam, Inter Milan menjadi 'badut' yang kehadirannya tak lagi ditakuti bahkan sangat dinanti tim lawan lantaran gemar memberi angka gratis.
Menghabiskan 10 tahun tanpa gelar merupakan waktu yang cukup lama bagi Inter Milan. Padahal, sebelumnya La Beneamata merupakan tim Italia pertama dan satu-satunya yang meraih treble winner (Liga Champions, Serie A, Coppa Italia).
Bahkan, tim sebesar Juventus sekalipun yang dalam delapan tahun terakhir 'mengakuisisi' Serie A, masih belum bisa memecahkan rekor yang dibuat Inter Milan.
Sepanjang 111 tahun berdirinya klub, Inter Milan memang beberapa kali mengalami fase terburuk dengan nihil gelar juara, namun beberapa kali pula Si Biru-Hitam dapat bangkit dan kembali berjaya di kancah Italia dan Eropa.
Masa keemasan Inter Milan atau yang lebih dikenal sebagai Grande Inter tersebut telah terjadi dua kali, yang terakhir pada musim 2009/10 dengan raihan treble winner saat berada di bawah arahan Jose Mourinho.
Kini, dengan selesainya masalah keuangan yang menjadi salah satu faktor mandeknya prestasi Inter Milan dalam 10 tahun terakhir, serta melihat agresivitas belanja Nerazzurri di bursa transfer musim panas ini, harapan Interisti akan bangkitnya era grande Inter jilid tiga pun kembali muncul.
Tak tanggung-tanggung, pelatih sekelas Antonio Conte yang membawa Juventus meraih tiga gelar scudetto, sukses didatangkan manajemen Inter Milan. Uang sebesar 320 juta euro pun tak sungkan dikeluarkan kubu nerazzurri demi mendatangkan pemain baru.
Inter Milan bahkan memecahkan rekor transfer saat membeli Romelu Lukaku dari Manchester United seharga 80 juta euro, atau setara dengan Rp1,27 triliun pada 8 Agustus silam.
Meski mahal, namun pelatih Antonio Conte sangat senang dengan pembelian tersebut dan yakni jika Lukaku dapat membuat perubahan besar bagi Inter Milan termasuk mengakhiri puasa gelar La Beneamata musim depan.
"Dia jelas akan menjadi rekrutan luar biasa, kami sangat senang. Dia akan menunjukkan keinginan luar biasa dan komitmen untuk mempersiapkan diri," ucap Conte di Omnisport.
Pengeluaran jor-joran yang dilakukan Inter Milan cukup membuahkan hasil. Setidaknya dalam laga pramusim 2019 di mana Samir Handanovic dan kolega sukses meraih treble winner yakni gelar Casino Lugano Cup, International Super Cup, dan Trofeo Neranja.
Meski hanya gelar pramusim, namun setidaknya DNA juara serta kebiasaan angkat trofi Inter Milan telah terbentuk sebelum musim dimulai, dan bukan tak mungkin kebiasaan tersebut dapat berlanjut di ajang resmi musim depan.
Inter Milan sendiri akan memulai laga debut di Serie A Italia musim 2019/20 dengan melawan Lecce pada Selasa (27/08/19), di Stadion Giuseppe Meazza mulai pukul 01.45 WIB.
1. Bedah Taktik dan Formasi
Menilik kebiasaan Antino Conte dalam memainkan formasi 3-5-3, mantan pelatih Chelsea tersebut bisa memainkan semua pemain anyar mereka mulai dari Diego Godin, Valentino Lazaro, Stefano Sensi, Nicolo Barella, hingga Romelu Lukaku.
Di posisi penjaga gawang, Inter masih akan mengandalkan Samir Handanovic yang dibantu tiga pemain belakang tangguh seperti Diego Godin, Milan Skriniar serta Stefan de Vrij.
Pada sektor tengah atau gelandang, Conte sangat memiliki banyak opsi namun di tim utama tentu pemain terbaik yang bakal ditempati.
Mulai dari wing back yang ditempati Kwadwo Asamoah serta Valentino Lazarohusus bagi Asamoah pemain asal Ghana tersebut telah sangat hafal dengan taktik Conte lantaran pernah satu tim saat masih di Juventus.
Sementara itu, tiga gelandang di tengah diisi trio Stefano Sensi, Marcelo Brozovic, dan Nicolo Barella. Brozovic punya tugas berat untuk bekerja menjaga kedalaman dan mengontrol lini tengah, sedangkan Sensi dan Barella akan sibuk merepotkan pertahanan lawan.
Romelu Lukaku berpeluang ditemani Lautaro Martinez, lantaran pemain asal Argentina menjalani penampilan cukup impresif bersama Inter Milan musim lalu dan juga bersama tim Tango di ajang Copa America 2019.
Di sisi lain, jika sukses mendatangkan Alexis Sanchez maka lini depan skuat Inter Milan akan semakin kaya, sosok Alexis Sanchez bisa menjadi pelapis Martinez atau ditempatkan sebagi trio lini depan dalam formasi 3-4-3 atau 4-3-3.
Meski di skuat saat ini Inter Milan masih memiliki nama Mauro Icardi, namun sang pelatih tampaknya enggan memainkan striker Argentina tersebut dan masih berusaha untuk menjualnya di musim panas ini.
Skuat Inter Milan di Serie A Italia 2019/20 (per 19 Agustus 2019)
Kiper:
Samir Handanovic, Daniele Padelli, Tommaso Berni.
Bek:
Diego Godín, Stefan de Vrij, Federico Dimarco, Andrea Ranocchia, Kwadwo Asamoah, Dalbert, Danilo D'Ambrosio, Milan Škriniar, Alessandro Bastoni.
Gelandang:
Roberto Gagliardini, Matías Vecino, Stefano Sensi, Joao Mario, Valentino Lazaro, Borja Valero, Nicolo Barella, Lucien Agoume, Marcelo Brozovic.
Penyerang:
Romelu Lukaku, Lautaro Martínez, Matteo Politano, Antonio Candreva, Mauro Icardi.
Starting Inter Milan 3-5-2:
Samir Handanovic; Diego Godin, Stefan De Vrij, Milan Skriniar; Lautaro Lazaro, Nicolo Barella, Marcelo Brozovic, Stefano Sensi, Kwadwo Asamoah; Romelu Lukaku, Lautaro Martinez.
2. Pelatih: Antonio Conte
Antonio Conte resmi menandatangani kontrak bersama Inter Milan dengan durasi tiga musim hingga Juni 2022 mendatang, dan menerima bayaran 12 juta euro (sekitar 193,5 miliar rupiah) per musim.
Kedatangan Antonio Conte diharapkan dapat mengembalikan marwah Inter Milan sebagai raksasa Italia dan Eropa, serta mengganggu dominasi Juventus yang telah delapan tahun terakhir menguasai sepak bola di Negeri Pizza tersebut.
Apalagi, pelatih berusia 49 tahun tersebut merupakan salah satu 'biang keladi' keberhasilan Juventus meraih gelar Liga Italia musim 2011/12 lalu, yang terus berlanjut hingga masa kepelatihan Massimiliano Allegri musim 2018/19 lalu.
Gaya kepelatihan dan taktiknya berhasil mengubah Juventus menjadi tim yang sulit dikalahkan. Bahkan, di musim pertamanya melatih Juve, dia tak sekalipun menelan kekalahan di Serie A.
Catatan tersebut sudah menjadi bukti betapa jeniusnya Conte sebagai juru latih, dan menariknya di musim depan Inter akan merasakan kejeniusan itu serta bersiap untuk menghentikan hegemoni Juventus.
Kehadiran Conte pun disambut baik oleh CEO Inter Milan, Beppe Marotta yang menyakini jika pelatih baru mereka akan membawa wajah baru bagi La Beneamata yang selama beberapa musim terakhir tengah terpuruk.
“Conte masih merupakan motivator hebat untuk tim dan klub. Dia benar-benar fokus pada hal-hal kecil dan inilah yang membuat kami mencapai hasil penting. Kami semua bisa berkembang bersama dia.” ucapnya kepada Sky Sport Italia.
Satu hal yang membuat Inter era Antonio Conte kemungkinan bisa menyaingi Juventus adalah modal belanja pemain. Sampai saat ini pihak manajemen mau menuruti kemauan sang pelatih yang ingin memboyong Romelu Lukaku, serta beberapa pemain mahal lainnya.
Dengan modal dana yang lebih segar, Conte bisa leluasa membentuk tim dan ini bisa menjadi ancaman serius tim-tim papan atas termasuk Juventus.
Logikanya, jika tim seadanya yang ia latih delapan tahun lalu saja bisa ia bawa menjadi jawara, apa jadinya saat ia melatih tim yang mau memberikan uang lebih dalam berbelanja pemain bintang.
Pemain Bintang: Romelu Lukaku
Cukup sulit menerka pemain yang bakal menjadi bintang, pasalnya hampir 80% skuat Inter Milan musim depan dihuni dengan wajah baru.
Terlebih kabar Antonio Conte yang ingin membuang Mauro Icardi di bursa transfer kali ini, membuat Inter Milan tak punya sosok yang mampu menjadi mesin gol.
Namun, hadirnya Romelu Lukaku sebagai ujung tombak membuat para Interisti berharap banyak dengan pemain asal Belgia tersebut.
Setelah diboyong dari Manchester United ke Inter Milan pada 8 Agustus 2019 yang lalu, Romelu Lukaku langsung menunjukkan taringnya dengan mencetak empat gol saat Nerazzurri memenangkan laga persahabatan lawan Virtus Bergamo.
Hal ini tentu merupakan pertanda baik bagi klub yang bertempat di Giuseppe Meazza itu. Artinya, mereka tidak salah pilih dalam mendatangkannya dari Manchester United di bursa transfer musim panas 2019.
Meski dianggap gagal bersinar saat membela Manchester United, namun catatan gol yang ia peroleh menunjukkan betapa ganasnya The Big Rome saat di depan gawang.
Membela Manchester United sejak 2017, Romelu Lukaku telah mencetak 42 gol dan menyumbang 13 assists dari total 96 pertandingan yang ia jalani di semua kompetisi.