x

Invasi Asia Timur di Sepak Bola Asia Tenggara yang Semakin Deras

Jumat, 3 Januari 2020 15:07 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
5 Pelatih asia timur yang melatih di asia tenggara.

INDOSPORT.COM - Kedatangan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia semakin melenggangkan tren pelatih-pelatih asal Asia Timur di negara-negara Asia Tenggara. 

PSSI selaku induk federasi sepak bola Indonesia resmi menunjuk pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, sebagai pelatih baru Timnas Indonesia menggantikan Simon McMenemy yang sebelumnya diberhentikan.

Shin Tae-yong dikontrak PSSI selama empat tahun ke depan. Nantinya Shin Tae-yong memboyong serta sejumlah asistennya dari Korea Selatan dan akan didampingi pula oleh para pelatih Indonesia terpilih, di antaranya Indra Sjafri.

Shin Tae-yong mengaku tertantang untuk menangani timnas Indonesia yang berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala AFF 2020. Dia juga berminat melatih di level kelompok usia, hingga ia menolak tawaran klub China beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Kedatangan Shin Tae-yong merupakan terobosan anyar Iwan Bule selepas dilantik sebagai Ketua Umum PSSI pada November lalu. Terlepas dari Shin Tae-yong yang merupakan alumni Piala Dunia 2018, ada hal menarik lain yang patut disoroti dari penunjukkannya. 

Shin Tae-yong tercatat menjadi pelatih kelima di Asia Tenggara yang berasal dari negara-negara Asia Timur. Ya, 'invasi' pelatih dari negara-negara Asia Timur memang tengah gencar di persepakbolaan Asia Tenggara saat ini.

Tercatat ada lima negara Asia Tenggara yang menggunakan jasa pelatih asing dari Asia Timur. Pertama ada Kamboja yang dilatih oleh Keisuke Honda (Jepang), kemudian ada Vietnam yang dilatih Park Hang-seo (Korea Selatan), Thailand yang dilatih Akira Nishino (Jepang), Singapura yang dilatih Tatsuma Yoshida (Jepang), dan terakhir Indonesia yang dilatih Shin Tae-yong (Korea Selatan). 

Penunjukkan para legiun-legiun Asia Timur memang bukan kebetulan semata. Pasalnya, sebagian dari mereka memang memiliki kapasitas yang mumpuni dalam membawa kesuksesan di negara asuhannya masing-masing. 

Setidaknya dua pelatih sudah menunjukkan kapasitasnya. Mereka adalah Park Hang-seo dan Keisuke Honda. 

Bersama Park Hang-seo, Vietnam menjelma menjadi tim yang disegani di Asia Tenggara maupun Asia. Sejak datang pada 2017, Park Hang-seo menghadirkan permainan sepak bola menyerang yang modern di vietnam. 

Vietnam dibawa lolos ke partai final Piala Asia U-23 2018, semifinal Asian Games, juara Piala AFF 2018, menembus perempatfinal Piala Asia 2019, dan raihan medali emas SEA Games 2019. Deretan prestasi yang sebelumnya cukup sulit diraih oleh Vietnam. 

Hasil positif di Vietnam juga sedikit menular ke tim Kamboja yang ditukangi oleh Keisuke Honda. Di bawah Honda dan partnernya, Felix Dalmas, Timnas Kamboja U-23 tembus ke semifinal SEA Games untuk pertama kalinya. Timnas Kamboja U-23 sukses mengalahkan tim unggulan Malaysia di fase grup. 

Sementara itu hasil nyata belum terlihat di Timnas Thailand yang dibesut eks pelatih Jepang, Akira Nishino. Namun begitu, Thailand menunjukkan minat luar biasa pada eks pelatih Jepang di Piala Dunia 2018 ini. 

Di Singapura, Tatsuma Yoshida baru memulai petualangannya pertengahan tahun ini. Ia datang dengan misi membangkitkan kembali sepak bola Singapura yang tidur panjang dalam hampir satu dekade terakhir. 

Tatsuma Yoshida merupakan pelatih muda yang pernah menangani sejumlah klub Jepang seperti Ventforet Kofu dan Kashiwa Reysol. Secara statistik, persentase kemenangan Tatsuma Yoshida memang tak istimewa. 

Namun, pelatih 45 tahun itu tetap diberi kepercayaan membesut Jacob Mahler dkk. Tatsuma dinilai mengetahui karakteristik permainan anak-anak Singapura berkat pengalamannya membesut klub Albirex Niigata di Liga Singapura. 

Menanti Tangan Dingin Shin Tae-yong

Resmi menukangi Timnas Indonesia, tugas pertama Shin Tae-yong bersama skuat Garuda pun terbilang cukup berat yakni mengawal Merah-Putih dalam laga melawan Thailand, Vietnam, serta UEA di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Shin Tae-yong juga dibebani gelar juara Piala AFF 2020. Selain target prestasi, Shin Tae-yong juga diminta memperbaiki stamina para pemain Timnas Indonesia yang selama ini menjadi kendala. Hal ini sendiri sudah disadari oleh Shin Tae-yong. 

"Kemampuan individu pemain Indonesia bagus. Tapi masalahnya pemain Indonesia pada babak kedua menit 20 biasanya termasalah dengan fisik," ujar Shin Tae-yong.

"Permasalahan ini sudah saya diskusikan dengan Indra Sjafri (Pelatih Timnas Indonesia U-22) dan kita akan cari permasalahannya," katanya. 

Shin Tae-yong menegaskan permasalahan fisik teramat penting. Sebab baginya, bila pemain memiliki fisik yang prima maka akan terbangun kekuatan tim yang kuat.

"Fisik yang kuat akan lebih membuat pemain fokus. Selain itu dengan fisik yang kuat juga bisa membuat semangat kita untuk meraih kemenangan," katanya. 

Baca Juga

Menengok rekam jejaknya, Shin Tae-yong bukanlah pelatih sembarangan. Ia pernah membawa klub Korea Selatan, Seongnam Ilhwa Chunma, menjadi juara Liga Champions Asia. 

Pria 50 tahun ini juga sudah sejak 2014 duduk di kursi kepelatihan Timnas Korea Selatan. Mulai dari caretaker, pelatih tim U-23, U-20, sampai membesut tim senior yang berlaga di Piala Dunia 2018. 

Korea SelatanVietnamKambojaKeisuke HondaTimnas IndonesiaPark Hang SeoBerita Timnas IndonesiaShin Tae-yong

Berita Terkini