x

Skema Bojan Hodak Buat PSM Tak Terlalu Bergentung ke Pluim?

Sabtu, 21 Maret 2020 21:21 WIB
Penulis: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Pelatih klub Liga 1 asal Kroasia, Bojan Hodak, menyebut skemanya membuat PSM Makassar tak terlalu begantung lagi dengan Wiljan Pluim.

INDOSPORT.COM - Pelatih klub Liga 1 asal Kroasia, Bojan Hodak, menyebut skemanya membuat PSM Makassar tak terlalu begantung lagi dengan gelandang serang asal Belanda, Wiljan Pluim. Benarkah demikian?

Sebagaimana diketahui, PSM sangat bergantung pada kehadiran sang pemain sejak bergabung pada pertengahan musim 2016 lalu. Bahkan, jika Pluim tak bermain membuat Pasukan Ramang bagaikan sayur tanpa garam.

Baca Juga
Baca Juga

Kehadiran Pluim sangat vital ditubuh PSM, utamanya dalam segi penyerangan. Tanpa pesepakbola berusia 30 tahun ini, Pasukan Ramang memang masih mampu melancarkan serangan. Namun dengan kreatifitas yang serba terbatas.

Bukti nyata Pluimsentris ditubuh PSM terjadi pada sisa musim Liga 1 2019 lalu. Pada 10 laga terakhir, sang gelandang pulang ke Belanda akibat cedera engkel. Hasilnya, Pasukan Ramang menang dan imbang dua kali serta sisanya menelan kekalahan.

Pada musim ini, PSM dilatih oleh Hodak sejak awal Januari 2020 silam. Mantan pelatih Timnas Malaysia U-19 ini pun sadar akan salah satu kelemahan besar Pasukan Ramang tersebut dan mencoba mencarikan solusi terbaiknya.

Hodak menerapkan formasi 4-4-2 dengan menepatkan Pluim sebagai penyerang bayangan. Keputusan itu membuat PSM semakin banyak mengandalkan serangan dari kedua sisi sayap untuk melepas umpan silang.

Seperti yang terjadi saat melawan Barito Putera pada pekan ketiga Shopee Liga 1 2020, kedua sisi sayap PSM sangat aktif. Saking aktifnya, Pluim yang tampil buruk semakin tak kebagian peran dalam membangun serangan.

"Pluim memang bermain buruk. Tapu kami tetap mampu menciptakan banyak peluang. Pada laga ini, pemain lain mampu menggantikan peran Pluim seperti Leo (Guntara), Asnawi, dan Yakob (Sayuri)," ungkap Hodak, Sabtu (21/03/20).

Baca Juga
Baca Juga

"Mereka bertiga melepas banyak umpan silang ke dalam kotak penalti. Beberapa diantaranya pun mampu diteruskan menjadi peluang. Tapi masalahnya, kami gagal mengkonversi menjadi gol," tutur pelatih sepakbola berusia 48 tahun ini.

Meski demikian, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apakah sindrom Pluimsentris sudah tak menghinggapi PSM Makassar pada musim ini, baik di Liga 1 maupun Piala AFC. Masih banyak laga ke depannya untuk membuktikan perkataan Bojan Hodak.

PSM MakassarLiga IndonesiaLiga 1Willem Jan PluimBola IndonesiaBerita Liga 1Bojan Hodak

Berita Terkini