x

Marcelo Bielsa dan Jatuh Bangunnya Membawa Leeds United Promosi ke Kasta Tertinggi Liga Inggris

Minggu, 19 Juli 2020 17:50 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Marcelo Bielsa, pelatih sepak bola asal Argentina ini harus mengalami jatuh bangun terlebih dahulu, sampai akhirnya sukses membawa Leeds United promosi.

INDOSPORT. COM - Marcelo Bielsa, pelatih sepak bola asal Argentina ini harus mengalami jatuh bangun terlebih dahulu, sampai akhirnya sukses membawa Leeds United promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris.

Musim 2019/20 menjadi momen yang begitu membahagiakan untuk para pendukung Leeds United. Setelah 16 tahun tercecer di kasta bawah, Leeds United akhirnya bisa kembali kepada habitat aslinya, yakni kasta tertinggi Liga Inggris.

Kepastian promosi didapat Leeds United saat Divisi Championship atau kasta kedua Liga Inggris memasuki pekan ke-45, yang mana kompetisi tinggal menyisakan satu pekan lagi. Saat tulisan ini dibuat, Leeds United yang baru memainkan 44 laga mampu menduduki puncak klasemen dengan koleksi 87 poin.

Baca Juga
Baca Juga

Leeds United berjarak lima angka dari tim peringkat dua, West Bromwich Albion, yang mengumpulkan 82 poin. Fakta itu lantas membuat Leeds United dipastikan menjadi jawara Divisi Championship 2019/20 sekaligus mendapatkan tiket promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris musim depan.

Pencapaian apik Leeds United ini tentu tak lepas oleh campur tangan sang pelatih, Marcelo Bielsa. Tangan dingin Bielsa sejak 1 Juli 2018 lalu dengan sabar membangun kekuatan Leeds United, hingga kini berhasil menggapai tiket promosi.

INDOSPORT lantas coba mengulas kisah jatuh bangun Bielsa dalam mengupayakan Leeds United meraih tiket promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris. Mari simak ulasannya berikut.


Pertama Kali Ditunjuk

Marcelo Bielsa datang pertama kali ke Leeds United pada musim panas 2018. Berdasarkan data Transfermarkt, Bielsa mulai resmi menukangi Leeds United sejak tanggal 1 Juli 2018.

Kedatangan Bielsa kala itu sangat mengejutkan publik. Bagaimana tidak, Bielsa sejatinya merupakan pelatih bereputasi top yang bahkan dihormati oleh beberapa juru taktik ternama lainnya.

Bayangkan saja, arsitek Atletico Madrid, Diego Simeone, dahulu semasa aktif bermain pernah tunduk kepada perintah Bielsa yang menduduki kursi kepelatihan Argentina sedari 1998-2004. Mauricio Pochettino yang terkenal atas kebehatannya melatih Tottenham Hotspur, statusnya juga merupakan mantan anak asuh Bielsa.

Dibekali reputasi mentereng, tak membuat Bielsa anti untuk menangani tim kasta bawah seperti Leeds United. Bielsa bahkan sudah membicarakan target promosi Leeds United sejak awal kehadirannya.

"Mustahil untuk tidak bermimpi promosi ke kasta tertinggi, saya pasti bakal berusaha membawa tim ini meraihnya," ujar Bielsa ketika pertama kali ditunjuk sebagai pelatih Leeds United, seperti dikutip dari BBC.

Baca Juga
Baca Juga

Kiprah Awal Mengesankan

Marcelo Bielsa memulai debut sebagai pelatih Leeds United di Divisi Championship pada 5 Agustus 2018 lalu. Kala itu Leeds memainkan laga perdana Divisi Championship 2018/19 di kandang sendiri kontra Stoke City.

Debut Bielsa ternyata berjalan sungguh manis. Bielsa sukses menggilas Stoke City dengan skor meyakinkan 3-1.

Sejak pertandingan pertama yang mengesankan, kiprah Leeds di bawah arahan Bielsa terus menanjak. Bahkan sampai penghujung tahun 2018 atau pekan ke-25 kompetisi, Leeds mampu menduduki puncak klasemen.

Leeds menjadi pemuncak berkat koleksi 51 poin dari 25 laga, unggul tiga angka dari tim peringkat dua, Norwich City. Status juara paruh musim makin meningkatkan harapan tinggi para pendukung Leeds bahwa mereka akan meraih promosi bersama Bielsa.

Kontroversi Mata-mata Bielsa

Memasuki bulan Januari 2019, kiprah Bielsa dicemari kabar kurang sedap. Bielsa tersandung masalah yang cukup kontroversial karena menggunakan mata-mata untuk mengetahui kekuatan lawan.

Bielsa mengaku bahwa dirinya kerap menyuruh seseorang agar datang memantau latihan lawan. Orang yang disuruh kemudian mencatat semua data lawan kemudian melaporkannya kepada Bielsa.

"Saya merasa malu harus menunjukkan ini semua kepada Anda," ujar Bielsa kepada publik, seperti dikutip dari BBC.

Aksi Bielsa ternyata mendapat respon keras dari Federasi Sepak Bola Inggris, FA. Leeds dijatuhi hukuman sebesar 200 ribu pound sterling yang mana dendanya dibarkayan semua oleh Bielsa sendiri.

Performa Merosot

Konsistensi performa Leeds United sepanjang paruh kedua musim 2018/19 perlahan tampak mengkhawatirkan. Leeds sempat terlempar dari dua besar klasemen saat Divisi Championship memasuki pekan ke-33 dan ke-34.

Leeds United sejatinya bisa naik ke dua besar teratas lagi. Namun ketika laga pekan ke-43 datang, petaka tiba-tiba menghampiri Leeds United.

Jumpa Wigan, Leeds yang bermain di kandang sendiri menyerah 1-2. Akibat hasil itu, Leeds lagi-lagi harus terlempar dari dua besar teratas klasemen.

Masih ada harapan memang, mengingat kompetisi menyisakan tiga pekan lagi. Sungguh disayang, tiga laga sisa yang ada tak satupun berhasil diakhiri Leeds dengan kemenangan.

Leeds secara beruntun kalah dari Brentford 0-2, imbang kontra Aston Villa 1-1, dan dikalahkan Ipswich Town 2-3. Kegagalan demi kegagalan mengantarkan Leeds mengakhiri musim 2018/19 sebagai tim peringkat tiga, harapan mendapat tiket promosi otomatis pupus, tapi tetap berpeluang melalui jalur play-off.

Berlanjut ke babak play-off, Leeds langsung bertemu Derby County yang dilatih Frank Lampard. Sempat menang 1-0 di leg pertama, Leeds kemudian kalah 2-4 dalam leg kedua, sehingga secara agregat kalah 3-4.

Kekalahan dari Derby kali ini benar-benar menghancurkan mimpi Bielsa mengantarkan Leeds promosi pada musim debutnya. Awal yang manis tiba-tiba berujung pahit akibat inkonsistensi permainan.


1. Awal Musim 2019/20

Marcelo Bielsa, Pelatih Leeds United

Marcelo Bielsa memulai pentas Divisi Championship 2019/20 dengan harapan baru. Kesalahan di musim sebelumnya pasti sudah dipelajari Bielsa agar tidak terulang kembali.

Secara keseluruhan, performa Leeds pada awal musim 2019/20 terbilang cukup menawan. Leeds langsung mampu bersaing menghiasi papan atas.

Namun performa Leeds sampai pekan ke-16 sejatinya masih kurang konsisten. Leeds total tujuh kali terlempar dari dua besar papan atas, masing-masing pekan ke-2, ke-6, ke-9, ke-11, ke-14, ke-15, dan ke-16.


Konsistensi Akhirnya Terjaga 

Leeds United bisa masuk ke dua besar papan atas lagi setelah memenangkan pekan ke-17 kontra Luton Town. Menang 2-1 membuat Leeds United naik dari posisi tiga menuju posisi dua.

Kemenangan atas Luton ternyata begitu menginsipirasi Bielsa untuk terus tampil cemerlang. Buktinya sampai pekan ke-36, Bielsa mampu mengantarkan Leeds konsisten bercokol menempati dua besar teratas.

Leeds juga mampu empat kali memuncaki klasemen, masing-masing pekan ke-21, ke-25, ke-26, dan ke-29. Selebihnya, Leeds statusnya dengan setia menghuni peringkat dua.


Penghujung Musim Krusial

Pekan ke-37, Leeds United berhasil naik ke puncak klasemen usai mengalahkan Huddersfield Town. Namun pada pekan berikutnya, Leeds United langsung kalah 0-2 dari Cardiff City dan turun ke posisi dua lagi.

Sebuah sinyal yang mungkin menjadi pertanda bahwa inkonsistensi Leeds ketika memasuki penghujung musim akan kambuh. Namun yang terjadi malah sebaliknya, Leeds racikan Bielsa mampu menemukan ritmenya dan tampil begitu beringas.

Usai kalah dari Cardiff, laju anak asuh Bielsa sedari pekan ke-39 sampai pekan ke-44 tak terbendung. Leeds menghasilkan lima kemenangan dan sekali imbang dalam enam laga berturut.

Performa menawan yang ditampilkan Leeds sepanjang momen-momen krusial penghujung musim bermakna sungguh besar. Pekan ke-45, rival-rival Leeds terpeleset yang membuat Bielsa mampu memastikan tiket promosi otomatis sekaligus gelar juara Divisi Championship 2019/20.

Leeds UnitedMarcelo BielsaLiga InggrisSepak BolaBerita Liga Inggris

Berita Terkini