x

Jules Rimet, 'Bapak' Piala Dunia dan Nasib Tragis Trofi yang Hilang

Rabu, 29 Juli 2020 19:45 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
Jules Rimet, mantan presiden FIFA yang juga dikenal sebagai 'bapak' Piala Dunia.

INDOSPORT.COM - Jules Rimet, mantan presiden FIFA ini dikenal sebagai ‘bapak’ Piala Dunia. Ya benar, kompetisi sepak bola terbesar di dunia yang digelar empat tahun sekali itu.

Lahir pada tanggal 14 Oktober 1873 di Theuley-les-Lavoncourt, bagian timur Prancis, Rimet tumbuh dengan didikan ketat orang tuanya. Di sekolah, ia menjadi siswa teladan yang akhirnya mendapat beasiswa untuk kuliah hukum di Paris.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Rimet bekerja di pasar modal namun ia memiliki mimpi besar membangun sebuah organisasi olahraga. Pada tahun 1897, ia pun mendirikan sebuah grup yang bergelut di dunia sepak bola, Red Star.

Rimet kemudian diangkat menjadi presiden Fédération Française de Football (FFF) pada 1919. Saat Olimpiade 1920 di Antwerp, ia untuk pertama kalinya menyampaikan ide dan hasratnya untuk menggelar sebuah turnamen sepak bola bertaraf internasional.

Baca Juga
Baca Juga

Segalanya seolah berjalan begitu mulus bagi Rimet setelah dirinya ditunjuk sebagai presiden FIFA pada 1 Maret 1921 menggantikan Daniel Burley Woolfall. Rimet pun terus berusaha mewujudkan mimpi besarnya membuat World Championship.

Sempat mendapat tentangan, akhirnya berdasarkan kongres di Amsterdam pada 1928, disetujui bahwa ajang Piala Dunia akan digelar setiap empat tahun sekali. Uruguay pun dipilih menjadi lokasi pertama turnamen.

Negeri asal Luis Suarez tersebut berhasil meyakinkan FIFA dan mengalahkan para pesaingnya yakni Italia, Spanyol, Belanda, dan Swedia. Saking komitmennya, Uruguay bahkan sampai berjanji akan membangun stadion dan menanggung biaya akomodasi tim-tim peserta.

Di tengah persiapan menggelar Piala Dunia yang pertama, muncul prahara dari tim Britania Raya yang mendadak ingin mundur, begitu pula beberapa negara Eropa lainnya. Namun ternyata Rimet ogah ambil pusing membujuk mereka untuk kembali.

Baca Juga
Baca Juga

Akhirnya, mimpi Jules Rimet pun terwujud pada tahun 1930. Dengan penuh semangat ia menaiki sebuah kapal mewah menuju Uruguay, didampingi rombongan tim Belgia dan Rumania.

Kebahagiaannya semakin membuncah ketika mendapat kehormatan memberi trofi kemenangan kepada kapten Uruguay, José Nasazzi Yarza, yang berhasil membawa timnya juara dengan mengalahkan Argentina 4-2.

Empat gol Uruguay dilesatkan masing-masing oleh Pablo Dorado, Pedro Cea, Santos Iriarte, dan Hector Castro. Sementara itu Argentina hanya mampu menghempaskan dua bola ke gawang lawan lewat Carlos Peucelle dan Guillermo Stabile.

Jules Rimet yang menjabat presiden FIFA mulai 1921-1954 kemudian dikenal sebagai ‘bapak’ Piala Dunia berkat segala upayanya mewujudkan turnamen akbar tersebut, meski harus melewati banyak rintangan.

Kata ‘Jules Rimet’ pun kemudian diabadikan sebagai nama trofi yang kemudian kita kenal sebagai trofi Piala Dunia. 


1. Misteri Trofi Piala Dunia yang Bernasib Tragis

Trofi Piala Dunia yang kita kenal saat ini, berawal dari Trofi Jules Rimet yang diberikan ke Brasil lalu hilang.

Trofi Piala Dunia yang sekarang ini kita kenal merupakan ‘pengganti’ Trofi Jules Rimet yang dahulu dikenal dengan nama Victory dan dibuat oleh seorang pematung bernama Abel Lafleur.

Bentuk awalnya terinspirasi dari Nike yang merupakan dewi kemenangan Yunani. Uruguay menjadi negara pertama yang mendapat kehormatan menyimpan trofi tersebut setelah menjadi juara pada tahun 1930.

Namun setelahnya, nasib trofi ini ternyata begitu mengenaskan, mulai dari disembunyikan hingga dicuri. Bagaimana bisa?

Disembunyikan Lalu Dicuri

Setelah dari Uruguay, Trofi Jules Rimet pun mendarat di Italia. Namun pecahnya Perang Dunia II membuat wakil presiden FIFA saat itu, Ottorino Barassi, kelimpungan lantaran harus menyembunyikan si piala agar tidak diambil pasukan Nazi.

Beruntung, Nazi tak berhasil menemukan benda berharga tersebut, yang disembunyikan Barassi dalam sebuah kotak sepatu, dan diletakkan di bawah tempat tidurnya. Waktu terus berlalu dan si trofi pun terus berpindah tangan dari satu juara ke juara lainnya.

Drama Trofi Jules Rimet ternyata masih berlanjut sampai Piala Dunia 1966. Saat itu, trofi tersebut disimpan di sebuah pameran di Central Hall, Westminster, London. Satu hari, tahu-tahu penampakannya sudah tidak ada lagi.

Setelah satu pekan, seorang warga bernama David Corbett dan anjingnya, Pickles, muncul sebagai pahlawan penemu, meski mereka sempat diduga sebagai komplotan yang mencurinya.

Lucunya, Corbett awalnya mengira telah menemukan bom setelah Pickles mengendus-endus satu kotak di dekat sebuah mobil. Namun ternyata setelah dibuka itu adalah si trofi yang sudah lama dicari.

Hilang Lagi

Insiden kedua hilangnya Trofi Jules Rimet terjadi di Brasil usai negara tersebut berhasil memenangkan Piala Dunia 1970. Mereka pun mendapat privilege untuk menyimpan trofi tersebut lantaran sukses tampil sebagai juara sebanyak tiga kali.

Untuk itu, FIFA kemudian membuat trofi baru mulai tahun 1974 yang kita kenal hingga saat ini, yakni berbentuk bola yang disangga oleh figur manusia, terbuat dari emas 18 karat dengan bobot 6,1 kg.

Akan tetapi, pada tahun 1983, Trofi Jules Rimet yang sudah diamanatkan ke Brasil malah hilang. Setelah bertahun-tahun, tak ada yang tahu ke mana raibnya piala tersebut, yang hingga kini masih jadi misteri.

Kejadian ini bahkan sempat membuat gempar jagat sepak bola setelah muncul rumor bahwa Inggris telah menukar Trofi Jules Rimet pada tahun 1966 dengan replika.

Namun setelah dilakukan penyelidikan oleh FIFA, trofi yang dipindahtangankan ke Brasil dan kemudian hilang tersebut benar-benar asli.

UruguayInggrisArgentinaFIFABrasilTrofi Jules RimetBola InternasionalSepak Bola

Berita Terkini