x

Dominasi Juventus di Serie A Makin Pudar, Salah Sarri atau Pemain Tua?

Minggu, 2 Agustus 2020 15:03 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Meski berhasil mempertahankan gelar scudetto, namun dominasi Juventus di bawah asuhan Maurizio Sarri dinilai semakin melemah di Serie A Italia.

INDOSPORT.COM - Meski berhasil mempertahankan gelar scudetto, namun dominasi Juventus di bawah asuhan Maurizio Sarri dinilai semakin melemah di Serie A Italia. 

Klub Juventus kembali sukses mempertahankan gelar scudetto setelah menjuarai Serie A Italia 2019-2020. Keberhasilan ini didapat setelah mereka finis di posisi puncak dengan koleksi 83 poin unggul atas rivalnya Inter Milan di posisi kedua. 

Ini merupakan gelar scudetto kesembilan beruntun yang mereka raih atau yang ke-36 sepanjang sejarah. Raihan ini pun mempertebal dominasi Juventus di liga domestik. 

Baik Inter Milan, Napoli, AC Milan, maupun AS Roma, tak sanggup untuk menghentikan rentetan gelar La Vecchia Signora selama hampir satu dekade ini. Akan tetapi, ada yang berbeda di musim ini. 

Baca Juga
Baca Juga

Lain dengan musim-musim sebelumnya, Juventus pada musim 2019-2020 tampil tak segarang biasanya. Pada empat musim sebelumnya, Juventus selalu mampu mengumpulkan minimal 90 poin. 

Dimulai dari musim 2015-2016 (91 poin), 2016-2017 (91 poin), 2017-2018 (95 poin), dan 2018-2019 (90 poin). Bahkan pada musim 2014-2015 mereka masih bisa mengumpulkan 87 angka.

Pencapaian Juventus pada musim 2019-2020 ini menurun. Bianconeri cuma meraih 83 poin hasil dari 26 kemenangan, 5 imbang, dan 7 kekalahan. Jumlah kekalahan yang diderita Juventus musim ini adalah yang terburuk dalam lima musim terakhir. 

Bahkan, di akhir musim mereka cuma berselisih satu poin saja dari Inter Milan yang mengumpulkan 82 angka. Andai saja Inter tak terpeleset, mungkin di pengujung musim bisa jadi scudetto jatuh ke tangan I Nerazzurri. 

Baca Juga
Baca Juga

Lalu timbul pertanyaan, apa yang menyebabkan Juventus limbung. Apakah para rival yang semakin kuat? Atau faktor yang datang dari Juventus itu sendiri. Untuk mengetahuinya, berikut akan kami kupas secara lengkap. 


1. Salah Sarri atau Pemain Tua?

Sarri dinilai gagal menampilkan Juventus yang solid dan kuat seperti biasanya di Serie A Italia.

Pada awal musim 2019-2020 Juventus masih dijagokan untuk meraih gelar juara Serie A. Namun, di sisi lain Inter Milan melakukan perubahan besar yang membuat mereka layak menjadi pesaing. 

Dalam perjalanannya, sejumlah tim lain juga mengancam posisi Juventus, sebut saja Lazio dan juga Atalanta. Berbeda dengan 3-4 musim terakhir, Serie A musim ini lebih dinamis di mana posisi papan atas terus bergejolak. 

Bahkan, gejolak juga menimpa Juventus. Meski tetap sebagai capolista alias pemimpin klasemen, Juventus berulangkali tampil di bawah ekspektasi. 

Semenjak Serie A Italia dimulai kembali pascajeda corona, Juventus harus menderita 5 kekalahan, 2 imbang, dan hanya meraih 6 kemenangan dari total 13 laga. Sebuah statistik yang tidak biasa bagi tim seperti Juventus di Serie A. 

Bahkan, Bianconerri harus menderita dua kekalahan beruntun di dua pekan terakhir Serie A masing-masing dari Cagliari (2-0) dan AS Roma (1-3). Mereka juga dilibas Udinese 2-1 pada pekan ke-35. 

Untung saja Inter Milan tersandung, jika tidak gelar scudetto sudah melayang ke Giuseppe Meazza. Pelatih Juventus, Maurizio Sarri, pun pantas mendapat sorotan. 

Sarri dinilai gagal menampilkan Juventus yang solid dan kuat seperti biasanya. Begitu banyak celah yang bisa ditembus lawan. 

Kekalahan 4-2 melawan AC Milan menjadi salah satu contoh terburuk bagaimana mental juara Juventus seperti loyo. Juventus musim ini tak lagi Juventus yang hampir 'tak tersentuh' di Serie A. 

Kekalahan dari AC Milan, Udinese, dan dua di pengujung musim bisa jadi penanda masa depan Maurizio Sarri di ujung tanduk. Hanya keberhasilan Liga Champions Eropa yang bisa menyelamatkan dirinya musim depan. 

Namun, kesalahan bukan punya Sarri semata. Sama seperti klub-klub lain Juventus juga memiliki masa keemasan, dan masa keemasan itu pun lambat laun akan berakhir. 

Dilansir dari lama Transfermarkt, Juventus saat ini memiliki rata-rata skuat berumur 29,7 tahun. Bisa dibilang, Juventus dihuni para pemain uzur. 

Dari posisi penjaga gawang, dua kiper inti mereka yakni Wojciech Szczesny (30 tahun) dan Gianluigi Buffon (42) berusia uzur. Dua bek inti mereka juga sudah tua yakni Leonardo Bonucci (33) dan Giorgio Chiellini (35). 

Meski sudah mendatangkan Matthjijs de Ligt, namun sosoknya belum bisa sepenuhnya diandalkan di lini belakang Juventus. Di barisan gelandang, Blaise Matuidi (33), Sami Khedira (33), dan Juan Cuadrado (32) juga sudah kepala tiga. 

Hal ini diperlengkap dengan para penyerang yang juga sudah uzur seperti Cristiano Ronaldo (35) dan Gonzalo Higuain (33). Tak bisa dipungkiri, seiring bertambahnya usia, penampilan para pemain pun akan menurun. 

Jika tak segera dilakukan penyegaran, bisa jadi prestasi Juventus musim depan akan terus melorot sampai akhirnya tak lagi sanggup mendominasi Serie A Italia. Apalagi Inter Milan dan AC Milan sudah menabuh genderang perang dengan armada mudanya untuk Serie A Italia musim depan. 

Serie A ItaliaJuventusMaurizio SarriLiga ItaliaBerita Liga Italia

Berita Terkini