x

Transformasi Gattuso, dari Preman Lapangan Jadi Peracik Taktik Ulung

Sabtu, 8 Agustus 2020 21:05 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Indra Citra Sena
Transformasi Gattuso, dari Preman Lapangan Jadi Peracik Taktik Ulung.

INDOSPORT.COM - Mengintip transformasi pelatih Napoli saat ini, Gennaro Gattuso, yang sempat menjadi preman lapangan hijau kini menjelma sebagai peracik taktik ulung.

Napoli sendiri akan melanjutkan perjuangan mereka di babak 16 besar Liga Champions 2019-2020 dengan menghadapi Barcelona di pertemuan leg kedua, Minggu (9/8/20) dini hari WIB.

Bertanding di stadion Camp Nou, tim tamu Napoli bakal menjalani laga sengit saat bersua peraih lima kali juara Liga Champions di partai hidup-mati.

Baca Juga
Baca Juga

Selain menjadi tuan rumah, Barcelona juga diuntungkan dengan gol tandang usai di leg pertama berhasil bermain imbang 1-1. Namun hasil tersebut belum benar-benar mengamankan langkah El Barca nanti.

Sebab Napoli sedang dalam kondisi on fire usai meraih trofi Coppa Italia 19/20. Bahkan pencapaian tersebut terasa spesial, lantaran Partenopei menjadi juara setelah mengalahkan Juventus yang merupakan Capolista Serie A Italia di partai final.

Selain faktor pemain yang tampil impresif, kehadiran Gennaro Gattuso sebagai otak permainan juga menjadi penyebab kegemilangan Napoli sejauh ini.

Dalam daftar jajaran pelatih top Eropa, sosok Gennaro Gattuso bukanlah yang terbaik. Dirinya lebih dikenal sebagai pemain, terutama saat memperkuat AC Milan periode 1999-2010.

Saat masih aktif bermain, gelandang kelahiran Corigliano Calabro ini dikenal sebagai pemain bertipe ngotot dan keras. Tak cuma ngotot saat bermain, tapi juga ngotot ketika perang urat syaraf dengan pemain lawan. 

Itulah sebabnya ia dijuluki sebagai 'Rino' yang dalam bahasa Italia berarti 'Badak'. Sudah banyak orang di lapangan yang terlibat perkelahian dengan dirinya, mulai dari pemain sampai asisten pelatih. 

Baca Juga
Baca Juga

Bersama Jaap Stam dan Marco Materazzi, ketiganya menjadi ‘penjahat’ di Liga Italia yang kerap bermain kasar bahkan berujung hukuman kartu dari wasit.

Terkenal bengal di lapangan, citra Gennaro Gattuso perlahan pudar usai dirinya menjabat sebagai pelatih. Meski masih terlihat kasar, namun sikap temperamennya sedikit berkurang bahkan jadi pendiam saat menakhodai Napoli.


1. Gattuso Ball dan Kebangkitan Napoli

Pelatih Napoli, Gennaro Gattuso, bersama para pemainnya

Sempat nakal saat aktif bermain, Gennaro Gattuso membuktikan jika ia juga memiliki pemahaman taktik sepak bola. Terbukti, pada awal kedatangannya di Napoli ia berani mengganti pakem 4-4-2 milik Ancelotti menjadi 4-3-3.

Awalnya, banyak penggemar bahkan petinggi Napoli heran keputusan tersebut. Apalagi Napoli kalah tiga kali dalam empat laga awal bersama Gattuso dengan taktik itu.

Meski begitu, Gattuso tetap menggunakan formasi 4-3-3 saat Napoli menghadapi Perugia di babak 16 besar Coppa Italia. Di laga ini, barulah Il Partenopei meraih hasil positif dengan menang 2-0.

Gattuso sepertinya mengerti, bahwa penerapan 4-4-2 sudah tidak lagi optimal buat Liga Italia yang sebagian pesertanya mulai banyak mengandalkan serangan dari lini tengah.

Penggunaan 4-3-3 dengan mengandalkan tiga gelandang, terbukti mampu meredam agresivitas aliran bola tim lawan. Bahkan berfungsi optimal saat melancarkan serangan balik.

Gattuso juga paham, bahwa memainkan Insigne sebagai second striker tidaklah cukup optimal. Sehingga ia menempatkan sang pemain di sisi winger, dan memaksimalkan peran Arkadiusz Milik ataupun Dries Mertens di ujung tombak untuk mencetak gol.

Taktik jenius Gattuso bahkan sudah mendapat pujian dari sejumlah pelatih top Italia. Salah satunya datang dari Antonio Conte yang menjadi korban di leg pertama semifinal Coppa Italia 2019/20.

Usai menelan kekalahan 0-1 dari Napoli, Antonio Conte percaya betul bahwa racikan taktik Gattuso-lah yang menjadi dalang kekalahan klubnya.

"Dalam beberapa kasus, kami mengalirkan bola lebih cepat. Kami harus sesegera mungkin ada dalam situasi satu lawan satu. Selamat buat Napoli karena strategi mereka berhasil membawa mereka pada kemenangan," tutur Conte dilansir Football Italia.

Tidak cuma Conte, beberapa pelatih lain dengan skema permainan yang telah mendunia pun pernah menjadi korban kejeniusan Gattuso.

Sebut saja Sarri Ball milik Juventus mampu ia kalahkan dua kali ini musim ini. Ataupun All Out Attack ala Atalanta-nya Gasperini, berhasil ia jinakan dan membuat Ladera hanya meraih hasil imbang.

Jelang laga leg kedua 16 besar Liga Champions kontra Barcelona, mampukah Gennaro Gattuso kembali menunjukkan kejeniusannya dalam meracik strategi? Menarik dinantikan duel antara Barcelona vs Napoli dini hari nanti.

BarcelonaLiga ChampionsAC MilanNapoliGennaro GattusoLiga ItaliaBola InternasionalBerita Liga ItaliaBerita Liga Champions Eropa

Berita Terkini