x

Manchester United yang Belum Juga Kapok 'Dipermainkan' Solskjaer

Senin, 2 November 2020 16:23 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Klub Liga Inggris, Manchester United, belum juga 'kapok' dengan Solskjaer meski tim yang ditanganinya tampil inkosisten dan menelan hasil minor.

INDOSPORT.COM - Klub Liga Inggris, Manchester United, belum juga 'kapok' dengan Solskjaer meski tim yang ditanganinya tampil inkosisten dan menelan hasil minor. 

Bertanding di Old Trafford, Manchester United sejatinya sedang berada dalam kondisi di atas angin. Maklum saja, mereka baru saja mengalahkan PSG (finalis musim lalu) dan RB Leipzig (semifinalis musim lalu) di Liga Champions. 

Namun, menjamu Arsenal, The Red Devils harus kalah dengan skor tipis 1-0. Di luar dugaan, Manchester United sangat kesulitan meladeni permainan Arsenal yang begitu cerdas. 

Jalannya pertandingan begitu alot di tengah lapangan, hingga akhirnya Paul Pogba melakukan tekel ceroboh dalam kotak penalti. Celakanya, Aubameyang yang maju menjadi eksekutor dapat melakukan tugasnya dengan baik. 

Baca Juga
Baca Juga

Dengan kalah dari Arsenal, itu artinya Manchester United telah kalah tiga kali dari enam laga Liga Inggris musim ini. Mereka baru mengumpulkan tujuh poin dari 18 angka yang bisa didapatkan dan terjerembab di posisi ke-15 klasemen. 

Laga pertandingan antara Manchester United vs Arsenal setelah Manchester United dikalahkan Arsenal di Liga Inggris.

Hasil ini jelas tidak diharapkan bagi tim sebesar Manchester United. Jelas ada yang harus bertanggung jawab dalam kegagalan ini. Dan orang itu tak lain adalah sang pelatih, Ole Gunnar Solskjaer. 

Memiliki skuad mumpuni seperti Marcus Rashford, Bruno Fernandes, Paul Pogba, David de Gea, Wan-Bissaka, Harry Maguire, sampai Dinny van de Beek yang semuanya menjadi bintang di timnasnya masing-masing, posisi 15 jelas bukanlah hasil yang ideal. 

Apalagi setelah mereka dibantai Tottenham 1-6. Pasti ada yang salah dengan cara Solskjaer dalam mengasuh timnya. 

Inkonsisten

Meski gagal mendatangkan Jadon Sancho, Man United telah merekrut Danny van de Beek. Selain itu, hampir 100 persen starting eleven Man United musim lalu juga masih bertahan.

Melihat situasi yang ada saat ini, Man United sepertinya tengah mengulang kebiasaan mereka di bawah pelatih Ole Gunnar Solskjaer. Semenjak dilatih sosok asal Norwegia tersebut, Man United memang tampil bak roller coaster.

Penampilan mereka inkonsisten. Terkadang sangat kuat, terkadang melempem sejadi-jadinya.

Mereka juga punya kebiasaan 'telat panas'  dua musim belakangan. Terhitung tiga kali sudah Man United menjalani masa 'bulan madu' bersama Solskjaer. Sebutan ini sebetulnya sebagai sindiran atas inkonsistensi sang manajer.

Pada awal kedatangannya, Man United tampil mengejutkan dengan meraih belasan kemenangan beruntun di liga. Namun setelah itu mereka nyungsep tak karuan.

Namun, keajaiban kembali dibuat Solskjaer. Seperti layaknya di awal masa kepelatihan, Ole Gunnar Solskjaer sanggup membawa Man United tak terkalahkan di 12 laga beruntun Liga Inggris dimulai dari pekan ke-18 sampai 29. Masa-masa ini pun dianggap sebagai bulan madu kedua Solskjaer di Man United.

Akan tetapi, layaknya roller coaster, performa Man United kembali jeblok di awal musim 2019-2020 lalu. The Red Devils sempat terjerembab ke posisi-14 pada pekan ke-10. Keraguan terhadap Solskjaer kembali muncul.

Namun, Sejak pekan ke-12, Man United mulai menemukan ritme permainan terbaik mereka meski berulangkali juga harus tersandung.

Baca Juga
Baca Juga

Diawali dengan enam laga tanpa terkalahkan di pekan ke-12 sampai 17, Man United kembali mengulangi tren positif tersebut dengan tampil tanpa kalah di 10 laga terakhir Liga Inggris musim ini, termasuk kemenangan atas City dan Chelsea, serta membantai Aston Villa

Hasilnya, Man United finis di posisi ketiga klasemen akhir. Dan tanda-tanda akan hal itu sepertinya bakal berulang, namun kali ini agak berbeda dari sebelumnya.


1. Saatnya Pergi

Ole Gunnar Solskjaer di laga Leicester City vs Manchester United.

Sebagai sebuah klub besar Man United sudah selayaknya tampil untuk menang di tiap laga. Meski saat ini mereka di bawah Liverpool atau Man City, namun mereka memiliki uang untuk membeli pemain bintang.

Dan hal itu sudah dilakukan dengan mendatangkan Bruno Fernandes serta Harry Maguire. Terlepas di akhir musim mereka sanggup finis empat besar musim lalu, fans tentunya berhak untuk menuntut agar timnya tampil konsisten dan meyakinkan.

Jangan ikuti rute musim lalu di mana akhirnya sanggup finis tiga besar meski babak belur di awal musim sampai terjerumus di peringkat ke-14. Keberuntungan seperti itu belum tentu bisa terulang musim ini dan musim-musim mendatang.

Persaingan Liga Inggris musim ini lebih ketat dan istimewa dibanding musim lalu. Tiap tim punya peluang untuk mengalahkan.

Lihat bagaimana Liverpool dijungkalkan Aston Villa 7-2. Lalu Everton yang sekarang berada di papan atas. Belum lagi Tottenham yang perlahan beranjak naik. 

Masih ada Chelsea yang siap tampil eksplosif serta jangan lupakan kejutan dari tim-tim Liga Inggris seperti Southampton. Jika Man United 'telat panas' dan berharap kebangkitan di tengah atau akhir musim, maka akan sangat berbahaya.

Jika diibaratkan, Man United di bawah Ole mulai memuakkan. Ole Gunnar Solskjaer sepertinya belum juga bisa menemukan formula yang tepat untuk timnya dan layak untuk didepak oleh manajemen. 

Manchester UnitedOle Gunnar SolskjaerLiga InggrisBerita Liga Inggris

Berita Terkini