x

Catatan Suram Klub Kota Milan Saat Dipimpin Investor China

Selasa, 19 Januari 2021 22:05 WIB
Editor: Subhan Wirawan
Catatan Suram Klub Kota Milan Saat Dipimpin Investor China

INDOSPORT.COM – Melihat cerita suram dua klub kota Milan, Internazionale dan Associazione Calcio (Inter Milan dan AC Milan) kala dipimpin para investor asal China. Mulai dari gagal juara Liga Italia hingga di ambang kebangkrutan.

Layaknya sejumlah kompetisi di ranah Eropa, kini Liga italia tak lagi menjadi turnamen introvert yang pemilik serta pemimpin klubnya berasal dari warga lokal bahkan jadi warisan turun-menurun.

Seperti diketahui dalam beberapa dekade terakhir, tim besar Italia macam AC Milan dan Inter Milan memang dimiliki oleh orang asli Italia, bahkan tahta kepemimpinan terus berlanjut ke anak turunannya.

Baca Juga
Baca Juga

Mulai dari AC Milan yang membangun dinasti Berlusconi, hingga sang rival yakni Inter Milan dengan kekuatan dana keluarga Moratti untuk meraih gelar juara.

Namun kebiasaan tersebut perlahan hilang, tepatnya dalam sedekade terakhir saat banyak pengusaha asing bahkan hingga ke negeri China yang berhasil menguasai klub Liga Italia.

Teranyar, sang Serigala Ibukota resmi menandatangani kontrak bersama The Friedkin Group, salah satu perusahaan besar asal Amerika Serikat sebagai pemilik baru mereka.

Dari sekian banyak tim, mungkin cerita milik Inter Milan dan AC Milan yang paling menarik disimak. Pasalnya, selain sama-sama mengakhiri trend kepemilikan secara turun-menurun, kedua tim ini juga kompak pernah didanai oleh investor China.

Lucunya lagi, kedua tim tersebut sama-sama belum pernah juara bahkan malah terhimpit masalah keuangan kala dikuasai milyarder Negeri Tirai Bambu.

Di mulai dari Inter Milan, klub yang bermarkas di Giuseppe Meazza ini resmi diambil oleh Suning Group pada tahun 2018 silam. Suning Group sendiri merupakan salah satu perusahaan perdagangan terbesar di China yang membidik pasar pedesaan dan pinggiran kota.

Steven Zhang (kiri) dan ayahnya, pemilik Sunning Group, yang menjabat sebagai presiden Inter Milan

Dari berbagai laman dijelaskan, bahwa perusahaan yang dimiliki oleh Zhang Jindong ini telah memiliki lebih dari 1600 toko yang tersebar di lebih dari 700 kota di China.

Pada masa awal kedatangan Suning Group ke Inter Milan, Steven Zhang yang dipercaya menjadi Presiden klub langsung berani mengucurkan dana melimpah untuk belanja pemain.

Tak tanggung-tanggung, pada musim 2019/20 silam Inter Milan mampu menggelontorkan dana hingga 190 juta euro untuk memboyong sejumlah bintang seperti Ashley Young, Christian Eriksen, hingga Romelu Lukaku.

Sayangnya, dengan dana sebesar itu Inter Milan masih gagal mendapat gelar juara. La Beneamata hanya bisa menjadi runner up Serie A dan Liga Europa, serta menjadi semifinalis Coppa Italia.

Pada musim 20/21, Suning Group kembali mengucurkan dana segar untuk membantu Inter Milan mendatangkan beberapa pemain. Salah satu yang paling mahal diboyong adalah Achraf Hakimi dari Real Madrid.

Baca Juga
Baca Juga

Namun akibat pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020, kondisi keuangan Inter Milan pun terpuruk. Pengeluaran melimpah yang mereka lakukan, tak sebanding dengan pemasukan dari penjualan tiket. Selain itu, minimnya gelar juara membuat neraca keuangan Inter Milan sulit bergerak naik.

Imbasnya, kini Inter Milan di tangan Suning Group berpotensi alami kebangkrutan setelah menelan kerugian sebesar 100 juta euro sepanjang tahun lalu.


1. AC Milan Gagal Jadi Crazy Rich Italia

Presiden Milan, Yonghong Li (tengah) bersama perwakilan Rossoneri Sport Investment Lux.

Jika Inter Milan alami masa sulit di tengah masa kepemimpinan investor China akibat pandemi, lain halnya dengan sang rival, AC Milan yang justru hampir bangkrut akibat kesalahan manajemen.

AC Milan sendiri pernah dipimpin pengusaha besar asal China bernama Yonghong Li. Pria kelahiran Huazhou tersebut, merupakan pemimpin Sino-Europe Sports Investment Management, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.

Yonghong Li membeli saham AC Milan seharga 520 juta euro di tahun 2018 lalu, ditambah dengan tambahan dana untuk perbaikan hutang keuangan klub sebesar 220 juta euro.

Di awal masa kedatangannya, Yonghong Li langsung menyuntikan dana sebesar 172 juta pounds untuk memboyong 11 pemain sekaligus.

Sayang, pembelian besar-besaran tersebut tidak membuahkan hasil setelah AC Milan cuma bisa finish di peringkat enam klasemen akhir.

Kondisi tersebut membuat keuangan AC Milan alami defisit, apalagi gaji para pemain bintang yang mereka datangkan cukup tinggi dan menguras kas klub.

Untuk menutupi kas keunagan yang kosong, Yonghong Li pun melakukan pinjaman kepada Elliott Management Corporation sebesar € 303 juta.

Namun hingga tenggat waktu yang ditentukan, Yonghong Li gagal membayar pinjaman tersebut dan membuat AC Milan dilepas kepada Elliott Management sebagai jaminan.

AC MilanInter MilanChinaLiga ItaliaBerita Liga Italia

Berita Terkini