x

Program Kemanusiaan Ajax Bikin Ezra Walian Jatuh Cinta kepada Indonesia

Kamis, 18 Februari 2021 03:25 WIB
Kontributor: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Indra Citra Sena

INDOSPORT.COM - Ezra Walian bercerita tentang awal mula dirinya jatuh cinta kepada Indonesia, yaitu setelah terlibat dalam program kemanusiaan Ajax Amsterdam.

Pemain naturalisasi PSM Makassar ini pertama kali menginjakkan kaki di negara kelahiran ayahnya saat berusia 15 tahun, tepatnya pada 2013.

Ezra Walian datang sebagai utusan Ajax Foundation dengan misi menggelar klinik sepak bola kepada anak-anak kurang mampu yang berada di pelosok Tanah Air.

Baca Juga
Baca Juga

Sejak saat itu, pria kelahiran 22 Oktober 1997 ini perlahan jatuh hati kepada Indonesia. Terlebih, ia kian sering menjadi utusan pada beberapa kesempatan setelahnya.

"Bersama Ajax Foundation, saya telah beberapa kali ke Indonesia untuk tujuan yang baik," ucap Ezra Walian dikutip INDOSPORT dari situs Ajax Amsterdam.

Pria kelahiran Amsterdam ini kian sering menghiasi pemberitaan media Indonesia. Terlebih lagi, setelah dirinya menjadi top skor Jong Ajax U-17 edisi 2012-2013.


1. Naturalisasi Jadi Bentuk Cinta

Penyerang PSM Makassar, Ezra Walian, bermasalah dengan pergelangan kakinya saat persiapan akhir sebelum melawan klub Liga 1, Persib Bandung. (Adriyan Adirizky/INDOSPORT)

Meski menyadari level bal-balan Indonesia masih jauh di bawah Belanda, Ezra Walian memantapkan diri untuk mengganti status kependudukannya.

Setelah melalui proses lumayan panjang, penyerang PSM Makassar ini pun akhirnya resmi menjadi warga negara Indonesia pada 22 Maret 2019.

"Sepak bola Indonesia dan Belanda tentu saja sesuatu yang sama sekali berbeda. Gayanya (permainan), orang-orang, dan levelnya sedikit lebih rendah," tutur Ezra.

Baca Juga
Baca Juga

Namun, keputusan Ezra Walian untuk dinaturalisasi menjadi bentuk nyata kecintaannya terhadap Indonesia yang bersumber dari program kemanusiaan Ajax Amsterdam. 

BelandaAjax AmsterdamPSM MakassarLiga IndonesiaEzra WalianBola Indonesia

Berita Terkini