x

Musuh Dewi Fortuna di Liga Inggris 2020/21 Itu Bernama Brighton & Hove Albion

Sabtu, 27 Februari 2021 11:45 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Chris Kavanagh mendapatkan protes dari pemain Brighton

INDOSPORT.COM – Peran Dewi Fortuna di dunia sepak bola sangat penting bagi keberhasilan suatu tim di sebuah kompetisi. Namun, sang Dewi nampak pilih-pilih untuk memberikan payung keberuntungannya. Hal tersebut berlaku pada tim Liga Inggris, Brighton & Hove Albion.

Jika berbicara siapa tim yang paling tak beruntung di Liga Inggris, maka Brighton & Hove Albion lah jawabannya. Hal ini tak lepas dari perbedaan hasil dan permainan yang ditampilkan anak asuh Graham Potter.

Liga Inggris sebagai kompetisi liga terpopuler di dunia memiliki banyak sisi menarik baik dari yang mengagumkan hingga memprihatinkan.

Baca Juga
Baca Juga

Sebagai contoh, masih ingat kisah Derby County? Tim berjuluk The Rams ini selalu dicap sebagai kontestan paling menyedihkan sepanjang sejarah Liga Inggris.

Hal tersebut terjadi pada musim 2007/08 di mana Derby County yang baru promosi ke Liga Inggris dibuat tak berdaya di kompetisi terpopuler tersebut.

 Derby County harus menahan malu karena di Liga Inggris 2007/08 The Rams berada di peringkat ke-20 atau posisi buncit dengan torehan 11 poin dalam 38 pertandingan.

Baca Juga
Baca Juga

Catatan itu menjadi yang terendah sepanjang sejarah Liga Inggris. Di balik prestasi buruk itu, Derby County juga menorehkan catatan luar biasa memprihatinkan sebagai tim yang paling  sedikit mencetak gol (20 gol) dan kebobolan paling banyak (89 gol) sepanjang sejarah liga.

Tak ayal, catatan buruk itu membuat Derby County dicap tim paling sial sepanjang sejarah Liga Inggris. Kesialan itu sendiri tak lepas dari hasil yang didapat The Rams.

13 tahun berselang, kesialan hadir menerpa Brighton & Hove Albion. Namun berbeda dengan Derby County, kesialan The Seagulls soal hasil yang didapat sejauh ini nyatanya tak berbanding lurus dengan penampilan mereka yang memang setara dengan tim papan atas.


1. Usaha Takkan Mengkhianati Hasil? Tanyakan Pada Brighton & Hove Albion

Aksi Diogo Jota di laga Liga Inggris Brighton vs Liverpool.

Saat ini, Brighton & Hove Albion atau yang biasa disapa Brighton berada di posisi 16 klasemen Liga Inggris 2020/21 atau dua strip di atas zona merah.

Brighton mengumpulkan 26 poin dari 25 laga berkat lima kemenangan dan 11 hasil imbang dengan memasukkan 26 gol dan kebobolan 32 gol.

Hasil yang didapat Brighton sejauh ini terkesan biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa ataupun tak ada yang salah mengingat The Seagulls bukanlah tim ternama dan tim papan atas.

Namun, hasil yang didapat Brighton sejauh ini menjadi bukti nyata bahwa untuk meraih hasil apik di lapangan, perlu ada peran Dewi Fortuna. Sebab secara penampilan, apa yang didapat The Seagulls sejauh ini di luar logika manusia.

Ada sebuah ungkapan yang berbunyi ‘ Usaha Takkan Mengkhianati Hasil’. Ungkapan itu dianggap benar bagi semua orang. Namun, ungkapan itu takkan terbukti bila tak dibarengi keberuntungan. Itulah yang terjadi pada Brighton musim ini.

Percaya atau tidak, dalam 25 laga yang telah dilakoni di Liga Inggris 2020/21, seharusnya Brighton berada di enam besar klasemen ketimbang di papan bawah, alih-alih tempat ke-16.

Dilihat dari xG (Expected Goals) atau kualitas sebuah peluang berbuah gol, dalam 10 laga kandang terakhirnya di Liga Inggris Brighton selalu mengungguli nilai xG lawannya di Amex Stadium.

Dikutip dari laman Infogol, Brighton hanya kalah nilai xG satu kali dalam 10 laga kandang yakni dari Arsenal (0.94 berbanding 1.26). Selebihnya, The Seagulls selalu mencetak nilai 1.59 hingga 3.03 xG unggul jauh atas lawan-lawannya.

Dengan nilai xG yang berkisar antara 1.59 hingga 3.03 dalam sembilan laga, seharusnya Brighton mampu mencetak rata-rata dua gol per laga. Jika dipresentasekan, secara nilai xG The Seagulls diyakini 91 persen menang atas lawan-lawanya.

Namun dilihat dari hasil akhir, Brighton malah meraih enam hasil seri, satu kemenangan dan dua kekalahan dari sembilan laga yang di mana mereka unggul nilai xG atas lawan-lawannya.

Nilai xG yang dimiliki Brighton ini sendiri berlanjut pada xP (Expected Points) atau perhitungan poin yang didapat sebuah tim berdasarkan peluang yang dibuat sebuah tim dan peluang kebobolan di sebuah laga.

Dengan nilai xG di antara 1.59 hingga 3.03 dalam sembilan laga terakhirnya, Brighton mendapat 2.97 xP per laga atau singkatnya seharusnya bisa meraih tiga poin di setiap laga.

Jika dirinci lebih dalam, xP Brighton di Liga Inggris musim 2020/21 saat bermain di kandang mencapai 27.1 xP atau unggul atas Manchester City (26.9 xP) an Liverpool (23.1 xP).

Dengan statistik tersebut, secara keseluruhan Brighton seharusnya mendapat 42 poin dan duduk nyaman di tempat kelima Liga Inggris 2020/21 di belakang Man City, Chelsea, Liverpool dan Manchester United ketimbang duduk di tempat ke-16. (Seperti grafis yang diambil dari kicauan @xGPhilosophy di bawah ini).

Ketidakselarasan statistik dengan hasil yang didapat Brighton sendiri tak lepas dari buruknya penyelesaian akhir para penyerangnya serta kualitas para pemain bertahannya. Dengan kata lain, Graham Potter selaku pelatih terlalu hebat untuk menukangi tim sekelas The Seagulls.

Dari sinilah mengapa ungkapan ‘Usahan Takkan Mengkhianati Hasil’ tak selamanya benar. Brighton adalah bukti nyata. Meskipun bermain apik dan unggul secara permainan, nyatanya hasil tak selalu berpihak kepada mereka.

Wajar bila menyebut Brighton adalah tim tersial di Liga Inggris sepanjang sejarah. Entah mengapa di musim ini Dewi Fortuna nampak enggan memayungi Graham Potter dan The Seagulls.

Manchester UnitedLiverpoolChelseaManchester CityBrighton & Hove AlbionDerby CountyIn Depth SportsLiga InggrisSepak Bola

Berita Terkini