x

JP Morgan dan para Penyandang Dana di Balik Liga Super Eropa

Selasa, 20 April 2021 13:17 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Bank investasi asal Amerika Serikat, JP Morgan, disinyalir menjadi penyokong dana utama dari penyelenggaraan Liga Super Eropa yang bernilai miliaran euro.

INDOSPORT.COM - Bank investasi asal Amerika Serikat, JP Morgan, disinyalir menjadi penyokong dana utama dari penyelenggaraan Liga Super Eropa yang bernilai miliaran euro. 

Gonjang-ganjing terjadi di persepakbolaan Eropa. Sebanyak 12 klub elite benua biru sepakat membentuk Liga Super Eropa (ESL) sebagai tandingan Liga Champions. 

Gagasan Liga Super Eropa atau European Super League (ESL) gaungnya kian santer sejak beredarnya informasi per Minggu (18/04/21) di mana belasan tim elite Eropa akan mendeklarasikan bergabung dengan kompetisi ini.

Gagasan yang membuat UEFA kebakaran jenggot ini diduga diinisiasi oleh Andrea Agnelli selaku presiden Juventus. Ide tersebut nyatanya diterima oleh sebagian besar klub-klub elite Eropa lainnya.

Baca Juga
Baca Juga

Ke-12 tim ini adalah Real Madrid, Juventus, Barcelona, Manchester United, Liverpool, Chelsea, Arsenal, Atletico Madrid, Inter Milan, Manchester City, Tottenham Hotspur, dan AC Milan.

Meski dideklarasikan pada menjelang musim panas 2021, faktanya rencana pendirian ESL sudah tercetus bertahun-tahun lalu. Adalah sosok Florentino Perez (presiden Real Madrid) yang dikabarkan mengingini kompetisi semacam ini pada 2009 silam. 

Namun, rencana itu baru mulai terwujud pada 2021 ini. Tentu saja kompetisi tandingan ini terbentuk berkat adanya sokongan dana besar. 

Melansir laman Sportbible dinukil dari New York Times, terselenggaranya pentas terakbar seantero Eropa ini bakal membuat partisipannya diganjar bayaran 400 juta dolar AS (Rp5,8 triliun) setahun.

Jumlah ini sendiri bisa dibilang empat kali lipat dari tawaran UEFA, terutama saat banyak klub ikut serta dalam gelaran Liga Champions. Yakin bisa berikan jumlah fantastis tersebut, dari mana sumber pamasukannya?

Media Reuters melaporkan jika perusahaan investasi global, JP Morgan, tertarik mengucurkan dana sebagai sponsor hingga 6 miliar euro (Rp104 triliun). Selain itu, layanan streaming olahraga dunia, DAZN, bakal memegang hak siar dengan investasi tambahan untuk rencana infrastruktur sebesar 3,5 miliar dolar AS (Rp50 triliun).

"Seorang juru bicara untuk JP Morgan mengonfirmasi keterlibatan mereka dalam sebuah email," demikian kabar yang dirilis oleh Reuters, dikutip dari Calcio e Finanza.

Belum termasuk sponsor-sponsor lain, tak heran membuat 12 klub yakni Man United, Arsenal, Tottenham, Chelsea, Man City, Liverpool, AC Milan, Inter Milan, Juventus, Barcelona, Atletico Madrid, dan Real Madrid terperdaya.

Rencana yang didukung oleh JP Morgan jelas ditentang oleh UEFA sebagai otoritas kompetisi sepak bola tertinggi di Benua Biru. Bahkan, FIFA dan federasi sepak bola negara-negara raksasa sepak bola Eropa menentang. 

Baca Juga
Baca Juga

Liga Super Eropa kabarnya baru bisa bergulir 2023-2024 mendatang, tapi tak menutup kemungkinan akan gelar debutnya pada bulan Agustus nanti. Iming-iming uang miliaran euro membuat tim-tim partisipan meninggalkan kompetisi Liga Champions di bawah naungan UEFA yang dianggap tak lagi menguntungkan. 


1. Siapa JP dan Jaringan Konglomerat AS

Bank Investasi JP Morgan diduga kuat menjadi penyandang dana Liga Super Eropa.

JP Morgan Chase & Co diketahui menjadi penyandang dana dari megaproyek kompetisi Liga Super Eropa yang melibatkan belasan klub dengan basis suporter terbanyak di benua biru. 

JP Morgan bakal membantu investasi awal sebesar 3,5 miliar euro dari total investasi sebesar 4 miliar euro atau setara 4,8 miliar dolar. JP Morgan sendiri bukanlah lembaga kacangan di dunia keuangan global. 

JP Morgan merupakan bank investasi yang berasal dari Amerika Serikat. Mereka melakukan perjanjian untuk menanggung investasi awal untuk klub-klub selama beberapa tahun di ESL. 

Pembiayaan dari JP Morgan sendiri menetapkan suku bunga antara 2 sampai 3 persen dan ditetapkan dalam jangka panjang, yakni 23 tahun. Informasi ini diberikan oleh salah satu sumber mengutip Bloomberg. Pihak JP Morgan masih bungkam soal ini. 

Data tahun 2017 menampilkan bahwa JP Morgan merupakan bank terbesar di Amerika Serikat dengan aset Rp2.424 triliun dengan cabang lebih dari 100 negara. Bank investasi raksasa yang didirikan oleh bankir asal AS, John Pierpont Morgan (1837-1913) ini memiliki kantor pusat di New York. 

Didirikan sejak abad 19, JP Morgan sudah beroperasi di Asia Pasifik sejak 1872. Negara Indonesia sendiri menjadi salah satu sasaran operasi dari JP Morgan di Asia Pasifik sejak 1968. 

Namun, pada 2017 silam pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan memutuskan untuk menghentikan segala hubungan kemitraan dengan JP Morgan Chase Bank NA. Alasannya adalah bank satu ini pernah terlibat kasus di Indonesia dan beberapa negara lainnya seperti Inggris dan China. 

Adanya campur tangan perusahaan Amerika Serikat sendiri pada proyek Liga Super Eropa bisa dibilang bukan sebuah kebetulan. Faktanya, para konglomerat dari Negeri Paman Sam memang terlibat erat dengan gagasan ini.  

Salah satunya adalah Stephen M. Ross, miliuner asal AS yang menginvestasikan banyak uang di bidang olahraga. Pada 2016, Stephen M. Ross pernah diduga melaksanakan pertemuan dengan petinggi klub-klub raksasa Inggris untuk merencanakan Liga Super Eropa. 

Tak cuma itu, Stephen M. Ross adalah orang di balik kompetisi pramusim yang sarat uang, International Champions Cup. Konsep ICC sendiri mirip seperti Liga Super Eropa, yakni dengan mengumpulkan tim-tim besar di tiap negara raksasa sepak bola di Benua Biru. 

Tak cuma JP Morgan dan Stephen M. Ross yang berasal dari Amerika Serikat. Faktanya, saat ini sejumlah klub peserta Liga Super Eropa juga dimiliki oleh miliuner AS, seperti AC Milan, Manchester United, dan Arsenal.

Amerika SerikatLiga ChampionsUEFAEuroLiga Super Eropa

Berita Terkini