x

3 Kerugian AS Roma Dilatih Jose Mourinho

Rabu, 5 Mei 2021 16:33 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Terselip tiga potensi kerugian yang bisa dirasakan klub Liga Italia, AS Roma, jika jadi dibesut oleh Jose Mourinho pada musim depan.

INDOSPORT.COM - Terselip tiga potensi kerugian yang bisa dirasakan klub Liga Italia, AS Roma, jika jadi dibesut oleh Jose Mourinho pada musim depan. 

Jose Mourinho akhirnya kembali ke Serie A Italia setelah resmi ditunjuk sebagai pelatih baru AS Roma mulai musim depan, dengan kontrak berdurasi tiga tahun.

Beberapa jam sebelumnya, Giallorossi memang sudah mengumumkan bahwa pelatih Paulo Fonseca akan hengkang pada akhir musim ini.

Namun, alih-alih menunjuk Maurizio Sarri yang santer digosipkan bakal menjadi pengganti Fonseca, manajemen AS Roma justru membuat kejutan dengan menunjuk Jose Mourinho. Pria Portugal itu resmi diikat kontrak berdurasi 3 musim.

Baca Juga
Baca Juga

“Pihak klub dengan gembira mengumumkan tercapainya kesepakatan dengan AS Roma untuk menjadi pelatih kepala kami mulai musim 2021/2022,” ungkap manajemen AS Roma dalam pernyataan resmi mereka.

Presiden klub, Dan Friedkin, menyebut bergabungnya Mourinho diharapkan bisa menyuksesan proyek jangka panjang yang dibangun manajemen.

“Penunjukkan Jose adalah langkah besar dalam membangun kultur kemenangan jangka panjang yang konsisten di dalam tubuh klub.”

Pernyataan Dan Friedkin memang ada benarnya. Sebab, Jose Mourinho adalah salah satu pelatih papan atas di Eropa. 

Jose Mourinho identik sebagai pelatih klub-klub besar. Sejumlah klub yang pernah ditukanginya adalah FC Porto, Real Madrid, Inter Milan, Chelsea, Manchester United, dan Tottenham Hotspur. 

Namun begitu, buka berarti AS Roma tidak bisa menderita di bawah Jose Mourinho nantinya. Sebab, The Special One juga kerap mengecewakan klub lamanya. Apa saja kerugian yang bisa didapat AS Roma di bawah Mourinho? Berikut ulasannya.

1. Kehilangan Sentuhan

Tak berlebihan jika kita menganggap Jose Mourinho telah kehilangan sentuhannya. Seperti diketahui, dalam setengah dekade terakhir prestasi Mourinho kering. 

Praktis hanya trofi Liga Europa dan Piala Liga saja yang mampir ke lemari trofi Jose Mourinho. Itu pun terakhir didapat pada tahun 2017 atau hampir empat tahun silam ketika masih di Manchester United. 

Padahal, di masa jayanya Jose Mourinho selalu bergelimang trofi hampir tiap tahunnya. Ia pernah memenangkan banyak gelar bergengsi di Chelsea, FC Porto, Inter Milan, dan Real Madrid. 

Dalam empat tahun terakhir Jose Mourinho seperti sulit mengangkat performa timnya terutama di liga. Manchester United gagal menjuarai liga sementara Tottenham Hotspur tidak mendapatkan satu trofi pun di bawah Mourinho. Spurs begitu menderita dengan melorot ke posisi ketujuh klasemen Liga Inggris. 

Baca Juga
Baca Juga

Terkait hal ini, AS Roma mesti waspada. Jika mereka ingin mendapatkan trofi, maka manajemen harus dipastikan mau membelanjakan ratusan juta euro agar karier Jose Mourinho bisa tertolong.


1. 2. Sumber Masalah

Jose Mourinho resmi jadi pelatih AS Roma terhitung musim depan.

Sudah bukan cerita lama jika Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih bengal. The Special One tak sungkan-sungkan untuk melontarkan pernyataan kontroversial, baik itu menyangkut klub lain atau pemainnya sendiri. 

Mourinho adalah pelatih yang terkenal suka menyalahkan pemainnya di depan umum. Hal ini pernah ia lakukan saat membesut Madrid, Man United, dan Spurs. 

Akibatnya, suasana ruang ganti pun menjadi tidak kondusif. Jose Mourinho juga beberapa kali terlibat perselisihan dengan pemainnya sendiri. Semisal saat dirinya konflik dengan Paul Pogba di Man United. 

Perselisihan antarpelatih juga ada di kamus Jose Mourinho. Apalagi di Liga Italia ada Antonio Conte. Jika ingin menjadikan Mourinho sebagai pelatih, maka AS Roma harus siap menerima bumbu-bumbu konflik internal di dalam tim. 

3. Negative Football

Lambat laun, stigma negative football menjadi semakin kental melekat kepada Jose Mourinho. Mourinho merupakan pelatih yang fleksibel dalam hal formasi. 

Bahkan, ia tak segan untuk menerapkan formasi negative football yang memaksa timnya bertahan total alias parkir bus. Semua itu tak segan ia lakukan untuk meraih kemenangan. 

Di masa silam, taktik ini memang membuahkan hasil seperti saat membawa Inter Milan juara Liga Champions. Namun, ketika di Man United dan Tottenham Hotspur, strategi parkir bus Jose Mourinho mulai terasa memuakkan. 

Apalagi, Mourinho berani melakukan strategi ini untuk tim yang memiliki kekuatan menyerang yang besar. Bukan cuma itu, ketidakmampuan Mourinho untuk memanfaatkan dengan maksimal kekuatan timnya seringkali berbuah petaka. 

Lebih dari tiga kali musim ini Tottenham Hotspur harus membuang-buang poin setelah gagal mempertahankan keunggulan meskipun mampu bermain dominan dan mencetak gol lebih dahulu. 

Jika saat ini AS Roma ingin menjadikan Jose Mourinho sebagai pelatih, maka peraih tiga gelar scudetto Liga Italia itu harus rela menjadi pergunjingan publik sepak bola dunia.  

Jose MourinhoSerie A ItaliaAS RomaLiga ItaliaTRIVIABerita Liga Italia

Berita Terkini