x

5 Hasil Kerja Thomas Tuchel yang Mengubah Performa Chelsea

Minggu, 30 Mei 2021 11:22 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Keberhasilan Chelsea menjuarai Liga Champions Eropa 2020-2021 tak terlepas dari kerja tangan dingin pelatih anyar mereka, Thomas Tuchel.

INDOSPORT.COM - Keberhasilan Chelsea menjuarai Liga Champions Eropa 2020-2021 tak terlepas dari kerja tangan dingin pelatih anyar mereka, Thomas Tuchel. 

Chelsea sukses meraih gelar Liga Champions musim ini setelah mengalahkan Manchester City dengan skor akhir 1-0 di final yang berlangsung di Stadion do Dragao, Porto, pada Minggu (30/05/21) dini hari WIB. 

Gol semata wayang dari Kai Havertz pada menit ke-42 berhasil memberikan perbedaan bagi kedua tim. Pertandingan sendiri berjalan amat ketat. 

Kedua tim tidak banyak menciptakan tembakan. Namun, Man City lebih dominan dalam penguasaan bola. Beruntung bagi Chelsea, meski terus ditekan sampai pengujung laga, mereka sukses mempertahankan kemenangan. 

Baca Juga
Baca Juga

Keberhasilan Chelsea menjuarai Liga Champions musim ini tak terlepas dari tangan dingin Thomas Tuchel. Sejak kedatangannya ke Stamford Bridge pada awal tahun ini, Chelsea menjelma menjadi tim yang sulit dikalahkan dengan skuat bertabur bintang. 

Di ajang Liga Inggris, mereka berhasil menembus peringkat keempat setelah sempat terpuruk. Di Liga Champions mereka cuma kalah satu kali (vs FC Porto) dengan perolehan gol 23:4. 

Taktik Tuchel di partai final dipuji sebagai sesuatu yang disebut 'masterclass'. Meski tampil bertahan dengan sangat baik, namun Chelsea, tidak sepenuhnya memainkan negative football.

Lalu, pekerjaan apa saja yang sudah dilakukan Thomas Tuchel di Stamford Bridge hingga membentuk Chelsea yang sekarang? 

1. Berani Cadangkan Kepa Arrizabalaga

Hal besar pertama yang dilakukan Thomas Tuchel pada kedatangannya di Chelsea adalah dengan mencadangkan Kepa Arrizabalaga. Seperti diketahui, kiper asal Spanyol itu menjadi pesakitan dalam dua musim terakhir. 

Penampilan buruk serta sejumlah blunder dilakukan oleh Kepa. Namun, di bawah Frank Lampard, Kepa mendapat backing-an. Fans pun merasa gemas dengan Lampard yang terus membela Kepa walau sudah dibelikan Edouard Mendy. 

Perubahan pun segera dilakukan ketika Thomas Tuchel datang pada akhir Januari 2020-2021. Praktis, Mendy menjadi kiper utama Chelsea di bawah Tuchel. 

Hasilnya pun terbayar. Edouard Mendy mencatatkan rekor sebagai kiper debutan Liga Champions dengan catatan clean sheet tertinggi (9 dari 13 laga). Peran Edouard Mendy sangat besar dalam mengantarkan Chelsea menjuarai Liga Champions. 

2. Mencari Solusi di Lini Depan

Sudah menjadi rahasia umum jika lini depan Chelsea tumpul. Bisa dibilang, kelemahan utama dari Chelsea musim ini adalah pada lini depan. 

Timor Werner yang didapuk sebagai striker gagal tampil maksimal. Itu sebabnya, di Liga Inggris mereka gagal bersaing juara. 

Namun, di tengah keterbatasan, pelatih Thomas Tuchel tetap menemukan solusi untuk mengatasinya, meski sering kali harus dengan keberuntungan. 

Padatnya jadwal pertandingan membuat Tuchel sering melakukan rotasi. Perubahan tidak hanya dalam pemilihan pemain, tetapi juga skema formasi yang dipakai. 

Baca Juga
Baca Juga

Tuchel terus mencari cara agar lini depannya berjalan efektif. Mulai dari menjadikan Kai Havertz striker, menarik Timo Werner sebagai penyerang sayap karena kelebihannya dalam memberikan assist, serta sesekali menggantungkan nasib pada striker gaek, Olivier Giroud. 


1. 3. Langsung Menemukan Formasi yang Tepat

Selebrasi pemain Chelsea juara Liga Champions UEFA, Sabtu (29/05/21).

Roman Abramovich telah menghabiskan sekitar 200 juta euro untuk kedatangan bintang-bintang baru pada awal musim lalu. Namun, di bawah Frank Lampard, Chelsea tetap gagal tampil maksimal. 

Banyak pihak menilai The Blues masih membutuhkan adaptasi untuk bisa tampil solid. Akan tetapi, anggapan itu secara tidak langsung dimentahkan oleh Thomas Tuchel. 

Terbukti, sejak kedatangan Tuchel, Chelsea benar-benar menjadi tim yang berbeda. Chelsea begitu sulit dikalahkan baik itu di Liga Inggris maupun Liga Champions. 

Para pemain bintang yang sebelumnya bak sapi ompong, kini dapat menunjukkan taringnya. Kai Havertz, Hakim Ziyech, Thiago Silva, sampai Edouard Mendy menjalani musim yang impresif di paruh kedua. 

Thomas Tuchel memang jenius. Tak butuh waktu lama bagi pelatih asal Jerman itu untuk langsung menemukan formasi 3-4-2-1 dan mengaplikasikannya di Chelsea. Ternyata, pilhan formasi dari Tuchel itu sukses besar. 

4. Membangun Kepercayaan Diri

Meski memiliki banyak bintang muda, namun Chelsea di awal musim tak masuk dalam kelompok tim-tim raksasa Eropa. Namun, pandangan itu segera diubah oleh Thomas Tuchel. 

Bertemu lawan-lawan kuat seperti Atletico Madrid sampai Real Madrid, Chelsea tidak minder. Meski secara permainan The Blues kalah dominan, namun Tuchel tetap memberikan kualitas pada tim Chelsea. 

Beda dengan Mourinho yang memainkan negative football, Tuchel tetap mengandalkan segenap kekuatan timnya untuk meraih kemenangan sendiri. Fans pun urung mencemooh Chelsea meski mereka berhasil menyingkirkan Atletico Madrid dan Real Madrid. 

Hal itu pun kembali diulangi di partai final. Melawan City yang memegang penguasaan bola lebih dari 60 persen, Chelsea tetap tampil solid tanpa membiarkan skuad asuhan Pep Guardiola melepas banyak tembakan. Kedua tim tercatat hanya berselisih satu saja dalam hal jumlah tembakan. 

5. Selamatkan Bintang Terbuang

Kejelian Thomas Tuchel di Chelsea memang luar biasa. Ia berhasil membangkitkan kembali para pemain yang sebelumnya terbuang di Chelsea. 

Setidaknya ada empat pemain terbuang yang akhirnya menjadi pilar penting Thomas Tuchel di Liga Champions dan paruh kedua Liga Inggris musim ini. Mereka adalah Jorginho, Christian Pulisic, Andreas Christensen, dan Timo Werner. 

Jika terus dilatih Frank Lampard, mungkin karier keempat pemain itu akan berakhir musim ini. Namun Thomas Tuchel melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh Lampard. Dengan kejeniusan dalam berstrategi, Thomas Tuchel mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki oleh tim Chelsea di Liga Champions musim ini. 

ChelseaLiga ChampionsThomas TuchelTRIVIABerita Liga Champions Eropa

Berita Terkini