x

Kurniawan Dwi Sebut 2 Pemain Indonesia Layak Main di Luar Negeri, ke FC Como?

Senin, 14 Maret 2022 15:55 WIB
Penulis: Martini | Editor: Indra Citra Sena
Logo Calcio Como 1907.

INDOSPORT.COM - Pelatih sepak bola kenamaan asal Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, menyebutkan dua pemain muda yang layak bermain di luar negeri. Siapa dia?

Sebagaimana diketahui, Kurniawan Dwi Yulianto merupakan salah satu pesepak bola legendaris Indonesia. Setelah pensiun, ia pun memutuskan untuk menjadi pelatih.

Baca Juga

Siapa sangka, setelah menjadi asisten pelatih timnas Indonesia, Kurniawan pun direkrut untuk menjadi pelatih Sabah FA di kompetisi Liga Malaysia, tahun 2020.

Selanjutnya, Kurniawan Dwi Yulianto yang pernah bermain di Sampdoria Italia paska program Primavera, akhirnya berpeluang untuk melatih klub asal Negeri Pizza itu.

Ya, Kurniawan Dwi Yulianto resmi menjabat sebagai asisten pelatih FC Como, klub yang baru saja promosi ke Serie B Italia 2021.

Baca Juga

Bukan tanpa alasan jika Kurniawan bisa dilirik oleh FC Como. Pasalnya, klub Italia itu memang dimiliki oleh pengusaha Indonesia, yang juga merupakan pemilik Mola TV.

Sebagai pelatih berpengalaman, Kurniawan Dwi Yulianto menyebutkan setidaknya ada dua pemain muda Indonesia yang layak bermain di luar negeri, terutama Eropa.

"Kalau saya lihat Marselino (Ferdinan) itu punya prospek yang bagus, (Alfeandra) Dewangga juga," ungkap Kurniawan Dwi Yulianto dalam kanal Youtube Capt Hamka.

Baca Juga

Namun, apakah Marselino Ferdinan dan Alfeandra Dewangga akan diboyong serta ke FC Como, sayangnya Kurniawan tidak bisa mewujudkan hal tersebut saat ini.

"Bukan hanya saya, pihak Mola juga maunya ada pemain Indonesia (di FC Como), tapi ya terbentur regulasi, Serie B itu nggak boleh bawa pemain di luar Uni Eropa," jelasnya.


1. Kurniawan Dorong Pemain Indonesia ke Luar Negeri

Mantan pelatih Sabah FA, Kurniawan Dwi Yulianto saat konferensi pers jelang lawan Persebaya, Jumat (07/02/20).

Sebagai pemain Indonesia pertama yang dikontrak oleh klub Eropa, Kurniawan Dwi Yulianto turut mendorong pemain muda untuk berani berkiprah ke luar negeri.

Pada awal karir profesionalnya, Kurniawan Dwi Yulianto dikontrak oleh FC Luzern dari Swiss, dan bermain di tim Sampdoria Italia.

Baca Juga

Sayangnya, kala itu teknologi masih belum maju, sehingga Kurniawan mau tidak mau harus kembali ke Tanah Air. Namun saat ini, tak ada alasan bagi pemain untuk pulang.

"Sebenarnya kesempatan untuk berkarir di luar negeri saat ini lebih gampang, apalagi teknologi sudah lebih mudah," ungkap Kurniawan melalui Youtube Capt Hamka.

"Para pemain muda bisa memanfaatkan itu, coba cari agensi yang bagus. Yang penting kita ngebuka jalan dulu, setelah itu mereka yang meneruskan," lanjut Kurniawan lagi.

Baca Juga

Salah satu kendala yang ditemui menurut Kurniawan, yakni salah paham pemain lokal yang merasa jika main di luar negeri adalah tanggung jawab agensinya, bukan pemain.

"Saya dengar beberapa dari teman agen, mereka coba membuka link, tapi pemain yang harus bayar tiket sendiri, biaya hidup sendiri, banyak yang menolak," ucapnya.

Masih menurut Kurniawan, pemain muda sebaiknya jangan menunggu-nunggu atau menunda bermain di luar negeri. Semakin lama, semakin banyak halangan untuk maju.

"Kalau melihat sepak bola sekarang, usia yang bagus kalau mau main ke luar negeri, mungkin 16 sampai 20 tahun," tuntasnya.


2. Janji Kurniawan Bawa Pemain Indonesia ke Como

Selebrasi pemain timnas Indonesia u-16, Marselino saat pertandingan uji coba lawan PSBK Blitar di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Kamis (23/1/20).

Kurniawan Dwi Yulianto sendiri berharap suatu saat nanti bisa membawa pemain muda Indonesia untuk bergabung di FC Como.

Namun, salah satu syarat yang harus ia capai adalah dengan membawa FC Como terlebih dahulu promosi ke Serie A Liga Italia.

Dengan demikian, maka FC Como juga akan mendapat jatah penggunaan pemain asing, sehingga bisa membawa pemain Indonesia.

ItaliaKurniawan Dwi YuliantoPelatihSerie B ItaliaBola InternasionalBakat Muda IndonesiaMarselino FerdinanAlfeandra Dewangga SantosaComo 1907

Berita Terkini