x

Rusuh! Kemenangan di Super Clasico Buat Pemain Boca Juniors Harus Dikawal Puluhan Polisi

Rabu, 23 Maret 2022 02:30 WIB
Penulis: Agung Wicaksono | Editor: Subhan Wirawan
Pemain River Plate terlihat sedih setelah dikalahkan Boca Juniors di Laga Super Clasico, Minggu (20/03/22). Foto: REUTERS/Agustin Marcarian

INDOSPORT.COM – Kerushan terjadi usai pertandingan Super Clasico antara tuan rumah River Plate vs Boca Juniors pada Minggu (20/03/22) waktu setempat.

Kekacauan di Stadion El Monumental, kandang River Plate dipicu oleh kekalahan tuan rumah dari tamu mereka Boca Juniors, pemain Boca Juniors bahkan mendapat pengawalan polisi.

Baca Juga

Setelah pertandingan para pemain Boca Juniors sampai mendapat bantuan puluhan polisi agar dapat segera masuk ke ruang ganti stadion.

Saat itu, Marcos Rojo cs bertandang ke markas River Plate tanpa dukungan suporter yang terkenal keras di Buenoes Aires, ketidakhadiran suporter imbas dari peraturan baru Liga Argentina.

Dalam kondisi seperti itu, di tengah tekanan dari puluhan ribu suporter River Plate yang memadati Stadion El Monumental, Boca dapat mencuru kemenangan dari rival abadi mereka.

Gol kemenangan Boca Juniors lahir di babak kedua, melalui pemain mereka Sebastian Villa yang berhasil memanfaatkan kesalahan lini belakang River Plate.

Baca Juga

Sebelum gol itu, sebenarnya pasukan Marcelo Gallardo menguasai jalanya pertandingan, bisa dilihat dari jumlah tendangan ke gawang Boca yang berjumlah 10 kali.

Dengan enam tendangan mengarah ke gawang Boca Juniors, kesalahan Leandro Gonzalez-Pirez, mantan pemain Atalanta United dan Inter Miami benar-benar harus di bayar mahal.

Kelalaiannya di zona pertahan River Plate berbuah petaka, usahanya melindungi bola agar ditangkap kiper River, Franco Armani di menit ke-54 babak kedua jadi awal petaka tuan rumah.

Di sisa pertandingan, Rivel Plate mengambil inisiatif mengurung pertahanan Boca Juniors, namun sayang penampilan apik kiper Boca, Agustin Rossi mampu menjaga kemenangan penting timnya hingga akhir babak kedua.

Baca Juga

Dengan kekalahan ini River Plate tetap berada di posisi ketiga di Grup A, dengan hasil ini mereka tetinggal dua poin di belakang Racing Club di puncak klasemen Liga Argentina.

Sementara Boca Juniors dengan hasil ini memantapkan posisi mereka diperingkat kedua dengan torehan 14 poin dari tujuh pertandingan, mereka ada di bawah Estudiantes De La Plata namun sama-sama meraih 14 poin, Boca kalah produktivitas gol.


1. Rivalitas Boca Juniors vs River Plate

Fans BocaJuniors pedati stadion menyaksikan sesi pelatihan terbuka menjelang pertandingan final Copa CONMEBOL Libertadores 2018

Membicarakan rivalitas antar klub sepak bola, tentu perseteruan abadi antara River Plate dan Boca Juniors keluar sebagai salah satu derby paling panas di persepakbolaan Dunia.

Keduanya merupakan klub papan atas di Liga Argentina, River Plate dan Boca Junior juga tercatat sebagai dua klub tersukses di negeri Tango sejak lama.

Baca Juga

Bahkan menurut majalah World Soccer, pertandingan derby terkenal yang berasal dari kota Glasgow, antara Celtic vs Ranger hanyalah sebuah pertandingan antar anak SMA.

Ada banyak alasan kenapa pertandingan ini menjadi berbahaya, salah satunya adalah basis kedua kesebelasan yang hampir menguasai seluruh Argentina.

Hal inilah yang kemudian membuat Argentina, sebuah negara mencekam ketika kedua kesebelasan bertanding dalam derby Super Clasico.

Baca Juga

Kemudian terdapat perbedaan kelas sosial dan ideologi politik dari suporter kedua klub yang menjadikan derby ini makin panas, River Plate merupakan klub yang berasal dari daerah Nunez.

Daerah ini merupakan kawasan elit di mana terdapat banyak apartemen mewah dan universitas sehingga mayoritas penduduknya adalah kaum elit dan pelajar.

Sedangkan Boca Juniors, berasal dari La Boca yang merupakan kawasan pelabuhan. Mayoritas penduduk memiliki latar belakang kelas pekerja, selian itu banyak penduduk La Boca yang merupakan imigran dari Genoa, Italia.

Baca Juga

Pendukung River Plate bahkan mengolok-olok suporter Boca Juniors dengan sebutan Los Puercos (Si Babi) untuk menyindir distrik La Boca yang kumuh.

Hal itu kemudian dibalas suporter Boca Juniors dengan  menyebut suporter River Plate sebagai Gallinas (Ayam) yang punya arti pengecut, penakut.


2. Mereka yang Pernah Merasakan Atmosfer Super Clasico

Penyerang Carlos Tevez saat masih memperkuat Boca Juniors.

Mempertemukan dua kesebelasan besar Argentina, Super Clasico kerap dihiasi oleh kemunculan bintang-bintang yang tampil brilian dalam laga tersebut.

Baik itu pemain yang berasal dari akademi maupun pemain asal Argentina yang merasakan langsung menjadi pihak yang terlibat dalam laga seakbar Superclásico.

Dari sekian banyak pemain asal Argentina, setidaknya ada empat pemain yang pernah merasakan langsung atmosfer Superclásico kala mereka masih berstatus sebagai pemain.

Keempat pemain ini memberikan sebuah warna tersendiri dalam laga Superclásico saat mereka masih bermain. Mereka adalah Diego Maradona, Gabriel Batistuta, Juan Roman Riquelme, dan Carlos Tevez.

Maradona adalah anak yang besar di wilayah pelabuhan Buenos Aires. Mengenakan jersey Boca, bagi Maradona, lebih dari sekadar mengenakan jersey dan kemudian turun bertanding, tapi juga mewakili daerah pelabuhan tempat ia tinggal.

Namanya pun semakin naik kala ia mampu mencetak hat-trick dalam sebuah laga Superclásico yang berlangsung pada 10 April 1981 di La Bombonera.

Lewat cetakan hat-trick-nya, Boca sukses meraih gelar juara Liga Argentina, dan Maradona pun sukses mengangkangi legenda-legenda Argentina yang bermain untuk River.

Selain Maradona, ada nama Juan Roman Riquelme yang juga ditempa dengan atmosfer panas Super Clasico, playmaker yang terkenal dengan soft touch benar-benar merasakan atmosfernya.

Memulai karier sebagai pemain muda di Boca pada 1996, ia menikmati tujuh musim luar biasa bersama Boca sampai 2002 (ia pulang kampung ke Boca pada 2008).

Raihan enam gol yang ia catatkan dalam laga Superclásico sampai 2002 silam membuatnya dielu-elukan publik La Bombonera, mengguratkan kenangan indah tentangnya di Boca.

Ada juga nama Gabriel Batistuta serta Carlos Tevez. Terkhusus untuk kasus Batistuta, ia adalah pemain potensial River Plate yang tersia-siakan sebelum akhirnya menemukan penampilan terbaiknya di Boca di bawah asuhan Oscar Tabarez.

Di bawah asuhan Daniel Passarella di River, Batigol sulit untuk menemukan kemampuan terbaik karena perbedaan pandangannya dengan Passarella.

Sedangkan Carlos Tevez, seperti halnya Diego Maradona, adalah pujaan para pendukung Boca. Pada 2004 silam, ia menandai kehadirannya dalam laga Super Clasico setelah melakukan perayaan gol dengan menirukan gaya ayam kepada para pendukung River.

Hal yang pada akhirnya memantik pertikaian antar suporter kedua tim dan membuat Tevez harus sampai meminta maaf kepada para pendukung River.

Carlos TevezDiego MaradonaBoca JuniorsRiver PlateMarcos RojoBola InternasionalLiga Argentina

Berita Terkini