x

Rekam Jejak Herman Dzumafo: Naturalisasi Gaek yang Diduga Tunggak Gaji Pemain Liga 3

Minggu, 17 April 2022 07:05 WIB
Editor: Subhan Wirawan
Melihat profil serta perjalanan karier Herman Dzumafo, mesin gol Liga Indonesia serta bintang naturalisasi asal Kamerun yang diduga menunggak gaji pemain salah satu klub Liga 3.

INDOSPORT.COM – Melihat profil serta perjalanan karier Herman Dzumafo, mesin gol Liga Indonesia serta bintang naturalisasi asal Kamerun yang diduga menunggak gaji pemain salah satu klub Liga 3.

Nama Herman Dzumafo belakangan memang jadi perbincangan hangat para pecinta sepak bola Tanah Air.

Baca Juga

Pasalnya, sang striker dikaitkan dengan kasus klub Liga 3 yang hanya memberi gaji minimalis sebesar Rp250.000 selama setahun dan ditunggak pula.

Kabar mengenai klub Liga 3 yang hanya memberi gaji sebesar Rp250.000 selama setahun dikumandangkan oleh Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) melalui Deputy Chief Executive APPI, Gotcha Michel.

Terkait kabar ini, PSSI akan menindaklanjuti laporan dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) yang menyebutkan ada klub Liga 3 tidak membayarkan gaji pemain.

Baca Juga

Berdasarkan penelusuran PSSI, klub tersebut berdomisili di Pekanbaru dan dimiliki oleh salah satu pemain naturalisasi asal Kamerun. Petunjuk ini kemungkinan mengacu kepada Pekanbaru United.

Diketahui, bahwa Pekanbaru United yang baru berdiri tahun 2020 lalu, dimiliki oleh salah satu pemain Liga Indonesia asal Kamerun, Herman Dzumafo, yang kini sudah menjadi WNI.

Saat baru berdiri, Dzumafo sempat mewanti-wanti pemain Pekanbaru United terkait sikap yang baik sebagai pesepakbola profesional, terutama buat pemain muda.

Baca Juga

"Saya lihat rata-rata pemain Pekanbaru United FC sudah punya teknik bermain yang mumpuni," ujar Herman Dzumafo dalam rilis klub.

Sebelum namanya mencuat sebagai sosok yang diduga menunggak gaji pemain tim Liga 3, Herman Dzumafo sudah lebih dulu mencuri perhatian berkat prestasi menterengnya di lapangan hijau.

Untuk lebih lengkapnya, berikut INDOSPORT coba mengulas profil serta perjalanan karier Herman Dzumafo sang mesin gol Liga Indonesia yang terseret kasus penunggakan gaji pemain:


1. Awal Karier di Indonesia

Herman Dzumafo berusaha keras merebut bola dari pemain Madura United di Liga 1 di Stadion Madya Senayan, Senin (05/08/19).

Jika melihat rekam jejak perjalanan karier Herman Dzumafo di Liga Indonesia, diketahui bahwa penyerang Douala ini menjalani debut di Liga Indonesia dengan memperkuat PSPS Riau tahun 2007.

Bersama PSPS, Herman Dzumafo langsung menjelma sebagai pemain kunci dan bertahan cukup lama di klub asa Sumatera tersebut.

Baca Juga

Total ada 4 musim yang dihabiskan Herman Dzumafo bersama PSPS Pekanbaru. Sebanyak 120 berhasil dijalani Dzumafo dengan torehan 60 gol buat Askar Bertuah.

Bahkan di musim 2008/09, Herman Dzumafo berhasil meraih gelar top skor usai torehkan 17 goal, serta membawa PSPS lolos semifinal Divisi Utama Liga Indonesia dan promosi ke Liga Super.

Salah satu penampilan terbaiknya bersama PSPS terjadi di musim 2009/10. Saat itu, Herman Dzumafo mampu mencuri perhatian di ISL dengan menciptakan duet maut bareng Muhammad Isnaini.

Baca Juga

Dua pemain tersebut mampu mencetak total 31 gol buat PSPS yang berstatus tim promosi dan menghindarkan Askar Bertuah dari zona degradasi.

Ketajamanya bersama PSPS, membuat Herman Dzumafo menjadi primadona sejumlah klub besar dan tertarik mendatangkannya pada bursa transfer.

Hingga akhirnya di musim 2012, Herman Dzumafo hijrah ke Arema FC namun sayang kiprahnya untuk tim Singo Edan hanya bertahan semusim.

Baca Juga

Lepas dari Arema FC, Herman Dzumafo kembali memperkuat tim raksasa Liga Indonesia lain yakni Persib Bandung. Namun lagi-lagi, kebersamaannya dengan Maung Bandung hanya bisa bertahan satu musim.

Dari tahun 2014 hingga 2017, Herman Dzumafo jadi pemain musafir dan kerap kali berpindah-pindah tim.


2. Rekor di Usia Senja

Tendangan pemain Bhayangkara FC, Herman Dzumafo menutup kemenangan atas PSM Makassar pada leg pertama babak delapan besar Piala Indonesia (27/04/2019) di Stadion PTIK, Jakarta. Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT

Total ada lima klub yang diperkuat Dzumafo dalam lima tahun, yakni Mitra Kukar, Persegres, Persela hingga akhirnya kembali memperkuat klub lamanya, PSPS Pekanbaru di tahun 2018.

Di tahun 2018 ini juga, Herman Dzumafo berhasil meraih status naturalisasi dan berhak mentas di Liga 2. Namun sayang, dirinya gagal membantu PSPS meraih tiket promosi ke Liga 1.

Baca Juga

Dari 15 pertandingan buat PSPS, Herman Dzumafo berhasil mencetak 11 gol. Penampilannya di Liga 2 ternyata sukses menarik hati tim Liga 1, Bhayangkara FC.

Akhirnya sejak 2018 silam, Herman Dzumafo resmi berseragam The Guardians dan bertahan sampai sekarang, meski di tahun 2021 sempat dipinjamkan ke Dewa United pada ajang Liga 2.

Bersama Dewa United, Herman Dzumafo mencetak 4 gol dari 14 pertandingan dan membawa klub lolos ke Liga 1 lewat jalur play-off.

Kembali berseragam Bhayangkara FC, ketajaman Herman Dzumafo ternyata tidak mengalami penurunan meski usianya sudah melewati angka 40 tahun.

Terbukti saat menghadapi PSS Sleman pada pertandingan pekan ke-29 Liga 1 2021-2022, Herman Dzumafo sukses mencetak satu gol yang sekaligus menjadikannya sebagai pencetak tertua di Liga Indonesia.

Dari catatan yang dihimpun Statoskop, ia menggetarkan jala gawang PSS saat usianya menginjak 41 tahun, 3 bulan, dan 16 hari.

Herman DzumafoPSPS RiauNaturalisasiLiga IndonesiaLiga 1Liga 3profilBola IndonesiaBerita Liga 1Pekanbaru United

Berita Terkini