x

Terseok-seok Bersama Massimiliano Allegri, Juventus Alami Siklus Buruk yang Terulang?

Minggu, 25 September 2022 23:32 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri. Foto: REUTERS/Massimo Pinca.

INDOSPORT.COM - Klub Liga Italia (Serie A), Juventus, saat ini sedang terseok-seok di bawah asuhan Massimiliano Allegri.

Meski sempat menyumbang banyak gelar saat periode pertama melatihnya di Turin, pelatih berusia 55 tahun tersebut nampak kesulitan menangani Si Nyonya Tua pada awal musim 2022-2023.

Baca Juga

Mereka untuk sekarang hanya bisa bertengger di peringkat delapan klasemen sementara Liga Italia dengan raihan 10 poin.

Bukan hanya itu. Di Liga Champions justru lebih parah lagi, lantaran Dusan Vlahovic cs terbenam di peringkat tiga klasemen Grup H tanpa meraup satu pun poin.

Padahal, mereka punya dua lawan tangguh yang harus dihadapi demi meraih tiket ke putaran gugur, yakni PSG dan Benfica.

Baca Juga

Sebelum ditekuk Monza pekan lalu, Juventus sudah terlebih dahulu mencicipi dua kekalahan di Liga Champions dan dua hasil imbang di Liga Italia.

Ya, dengan kata lain, anak-anak asuh Massimiliano Allegri tidak mencatatkan satu pun kemenangan di lima laga terakhirnya di semua kompetisi.

Situasi ini pun membuat nama sang pelatih dibicarakan publik, hingga tidak sedikit yang berspekulasi ia akan dipecat Juventus dalam waktu dekat.

Baca Juga

Namun tentu saja, apa yang tengah dialami Juventus saat ini bukan pertama kali terjadi sepanjang sejarah klub berdiri.

Bahkan, mereka pernah sangat terpuruk saat harus terjun bebas ke Serie B Liga Italia bertahun-tahun silam.


1. Tenang Saja, Juventus Pernah Lebih Buruk dari yang Sekarang

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri. Foto: REUTERS/Massimo Pinca.

Hal tersebut sempat dirasakan oleh Claudio Marchisio, yang turut mengantarkan mantan klubnya itu juara Serie B pada musim 2006-2007.

Gelar tersebut membuktikan, bahwa Juventus memang layak berada di kompetisi kasta tertinggi yaitu Serie A.

Baca Juga

Hanya saja, mereka harus membayar konsekuensi buntut keterlibatannya dalam kasus calciopoli yang memang menggegerkan kancah sepak bola Negeri Pizza saat itu.

Setelah kembali ke Serie A, Juventus bertahan dengan cukup baik di empat besar klasemen, hingga tibalah musim 2009-2010 di mana mereka hanya bisa finis di peringkat tujuh.

Hasil serupa juga terulang pada 2010-2011, sampai akhirnya Giuseppe Marotta mengambil langkah konkret untuk memperbaiki raihan ini.

Baca Juga

Adalah Antonio Conte, yang direkrutnya sebagai pengganti Luigi Delneri. Kedatangan pelatih baru ini pun melambungkan harapan Juventus untuk kembali ke strips atas Serie A Liga Italia.

Harapan tersebut pun menjadi kenyataan. Juventus finis sebagai pemuncak klasemen akhir dengan 87 poin di tangan pelatih asal Italia tersebut pada 2011-2012.

Entah tangan dan otak ajaib seperti apa yang dimiliki Antonio Conte saat itu, bisa menyulap tim yang finis di peringkat 7 musim sebelumnya, menjadi juara musim berikutnya.

Baca Juga

Bahkan, Juventus yang mengawali kesuksesan bersama juru taktik anyarnya tersebut, berhasil meraih scudetto selama tiga musim beruntun.

Momen krusial ini pun diingat betul salah satunya oleh mantan pemain Bianconer, Claudio Marchisio, saat berada di Festival Dello Sport beberapa waktu lalu.

 

2. Tangan Ajaib Antonio Conte

Antonio Conte pernah mencicipi kesuksesan besar bersama Juventus. Foto: Action Images via Reuters/Matthew Childs.

Menurutnya, Antonio Conte berhasil membenahi hal-hal yang kurang di Juventus saat itu, yang mana menurut Claudio Marchisio, cukup sulit ditemukan.

“Kami sudah berlatih dengan baik dan bersatu sebagai tim, tapi tetap saja tidak berhasil. Lalu Conte datang, dia menyentuh hati para pemain, terutama mereka yang sudah memenangkan trofi,

Baca Juga

“Dia berkata, apakah ini kalian yang sebenarnya? Ini Juventus, kita harus berdarah-darah di lapangan, kita harus kembali ke tempat yang pantas,” kenangnya sembari menirukan ucapan Antonio Conte.

Nampaknya, kehadiran mantan pemain Lecce dan Juventus tersebut memang membawa tuah apik untuk Si Nyonya Tua.

Setelah menyumbangkan scudetto tiga musim beruntun, ia angkat kaki dari Juventus dan posisinya diambil alih oleh Massimiliano Allegri.

Baca Juga

Masih berjaya, Juventus tetap panen gelar bersama pelatih kelahiran 11 Agustus 1967 tersebut. Akan tetapi, siklus yang seperti roda berputar, membawa mereka ke masa-masa sulit lagi pada 2015-2016.

Hingga saat ini, Juventus nampaknya masih berada di bagian siklus yang buruk, yang belum mampu dibenahi Massimiliano Allegri - terlepas dari kesukesannya di masa lampau.

Juventus tentu berharap bisa bangkit lagi seperti dulu, saat mereka terjerembab ke Serie B, hingga menghuni papan tengah klasemen, untuk kemudian jadi juara Liga Italia di tangan Antonio Conte.

Baca Juga

Lantas, haruskah ia kembali dan jadi pahlawan lagi untuk Juventus? Bukan tidak mungkin, ia nantinya bisa membawa klub ini berjaya lagi seperti sediakala.

Namun patut diingat bahwa tidak ada satu pun pelatih maupun pemain yang bisa menjamin kesuksesan serupa saat kembali ke sebuah klub. Massimiliano Allegri dan Cristiano Ronaldo contohnya.

JuventusAntonio ConteMassimiliano AllegriLiga ItaliaOne Football

Berita Terkini