x

Menyelami Rivalitas El Clasico dalam Kisah Pengkhianatan Luis Figo

Sabtu, 15 Oktober 2022 19:32 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
Pengalaman pertama Luis Figo menyambangi markas Barcelona, Camp Nou, berseragam Real Madrid, 21 Oktober 2000.

INDOSPORT. COM - Pertandingan akbar dari pentas Liga Spanyol antara Real Madrid vs Barcelona, bakal tersaji pada Minggu (16/10) esok pukul 21.15 WIB.

Laga bertajuk El Clasico tersebut banyak ditunggu-tunggu para penggila sepak bola, sebab kedua tim yang bertanding memang sama-sama merupakan raksasa Liga Spanyol maupun Eropa.

Apalagi aroma permusuhan Real Madrid dan Barcelona diketahui sudah terbina sejak dulu sekali, bahkan dihiasi kisah-kisah sejarah kontroversial.

Baca Juga

Era Jenderal Franco yang dulu menjadikan Real Madrid sebagai 'anak emas' sepak bola Spanyol, sungguh dibenci orang-orang Catalan dengan Barcelona sebagai klub kebanggaan.

Memasuki era modern, rivalitas Real Madrid dan Barcelona terwakilkan oleh persaingan dua pemain yang dijuliki sebagai Goat sepak bola, yakni Cristiano Ronaldo serta Lionel Messi.

Pertemuan mereka di laga El Clasico selalu menyedot perhatian dunia, Ronaldo bersama El Real, sementara Messi memperkuat Blaugrana.

Namun, ada satu hal lagi yang rasanya tak boleh terlupa untuk dibahas dalam rivalitas panas antara Real Madrid dan Barcelona.

Hal yang dimaksud ialah kisah pengkhianatan sensasional dari pemain lengendaris asal Portugal bernama Luis Figo.

Ia disebut melakukan pengkhianatan, lantaran berani-beraninya hijrah ke Real Madrid, setelah bertahun-tahun menjadi bintang dan dibesarkan oleh Barcelona.


1. Masa-masa Luis Figo Membela Barcelona

Luis Figo ketika melawan Chelsea di Liga Champions musim 1999/00

Luis Figo pertama kali datang merapat ke Barcelona pada musim panas 1995. Kala itu Figo baru berusia 22 tahun dan punya talenta menjanjikan untuk menjadi bintang besar.

Wajar saja, Figo sedari level junior sudah banyak menorehkan prestasi mentereng. Tahun 1989, Figo mengantarkan negaranya, Timnas Portugal, menjuarai Euro U-17.

Berlanjut ke tahun 1991, eksistensi Figo kian mengguncang sepak bola internasional. Figo bersama Timnas Portugal U-20 berhasil menjuarai Piala Dunia U-20 1991.

Baca Juga

Singkat cerita, manajemen Barcelona membeli Figo dari klub Liga Portugal, Sporting Lisbon. Blaugrana mendatangkan Figo melalui penebusan biaya transfer sebesar 2,5 juta euro.

Musim perdana Figo memperkuat Barcelona memang nihil menghasilkan gelar satupun. Namun setelah itu, Figo berhasil meningkatkan kualitas dirinya sehingga prestasi Barcelona pun ikut terangkat.

Musim 1996/97, Barcelona merekrut bomber Brazil yang kini namanya begitu melegenda, Ronaldo (Nazario). Kedatangan Ronaldo seakan memudahkan tugas Figo dalam menyisir sisi sayap kanan penyerangan Blaugrana.

Hasilnya, Figo sanggup mengatarkan Barcelona menjuarai Piala UEFA (mengalahkan Paris Saint-Germain 1-0 di final). Figo juga sukses memberikan dua gelar lainnya, juara Copa Del Rey (mengalahkan Real Betis di final 3-2) serta Supercopa Spanyol (mengalahkan Atletico Madrid).

Berlanjut ke musim 1997/98, Figo beberapa kali dipercaya memegang jabatan kapten tim. Satu di antaranya ketika Barcelona menjuarai UEFA Super Cup setelah mengandaskan Borussia Dortmund.

Lebih manis lagi, musim 1997/98 mampu ditutup Figo dengan mempersembahkan gelar juara Liga Spanyol. Ditambah gelar Copa Del Rey (mengalahkan Real Mallorca di final), makin lengkap kejayaan Figo bersama Barcelona sepanjang musim 1997/98.

Musim 1998/99, Figo membuat Barcelona mempertahankan gelar juara Liga Spanyol. Beberapa laga musim 1998/99 Figo kembali ditugaskan sebagai kapten tim, memimpin skuat Barcelona yang kali ini diisi bintang Brazil, Rivaldo, dan bomber Belanda, Patrick Kluivert.

Meski per musimnya Figo tak rajin menyumbangkan gol dan assists, kualitas permainannya tetap menonjol. Teknik menggiring bola serta visi bermain yang cerdas dari Figo sungguhlah krusial bagi pola permainan Blaugrana.

Tak heran jika publik Camp Nou sangat mencintai keberadaan Figo. Para pendukung Barcelona sungguh bangga memiliki Figo yang perlahan naik kasta menjadi pemain top dunia.


2. Figo Membelot ke Real Madrid

Luis Figo dan nomor 10 Real Madrid

Figo memasuki musim 1999/00 dengan kondisi mental dan kemampuan yang semakin matang. Apalagi Figo sudah dua musim berturut mampu mengantarkan Barcelona merajai pentas LaLiga Spanyol.

Tentu saja Figo dkk. ingin meneruskan kejayaan di Liga Spanyol tersebut. Kiprah awal musim pun tampak menjanjikan, enam pekan pertama Blaugrana sukses menuai lima kemenangan.

Jalan terjal baru benar-benar terasa saat Liga Spanyol menyentuh pekan ke-10. Bermula dari kekalahan 1-2 dari Deportivo La Coruna, Barcelona malah mendera hasil serupa dalam tiga laga setelahnya.

Baca Juga

Tabel klasemen pekan ke-15, Barcelona terperosot menuju urutan enam. Barcelona makin sulit mengejar Deportivo yang sejak pekan ke-12 konsisten mengisi puncak klasemen.

Harapan sebenarnya terbuka kembali pada pekan ke-29. Barcelona naik ke urutan dua usai mengalahkan Deportivo 2-1, yang mana Figo menyumbangkan satu assists.

Namun sembilan laga sisa Liga Spanyol gagal dimaksimalkan Barcelona. Sampai musim 1999/00 rampung Barcelona tetap setia menempati urutan dua, kalah saing dengan Deportivo yang akhirnya keluar sebagai juara.

Intinya, rapor Barcelona untuk musim 1999/00 benar-benar gagal total. Selain tak bisa mempertahankan status juara bertahan Liga Spanyol, Barcelona secara keseluruhan juga hancur lebur karena nihil gelar.

Kegagalan Barcelona jelas turut menjadi kegagalan Figo. Mungkin terkesan tidak adil, sebab Figo sepanjang musim 1999/00 sejatinya tampil sangat apik.

Figo main 51 kali berbagai ajang dengan torehan 14 gol serta 17 assists. Selama berkostum Barcelona, catatan ini merupakan yang terbaik bagi Figo dalam hitungan satu musim (sebelumnya Figo tidak pernah menorehkan dua digit secara berbarengan terkait koleksi gol dan assists).

Melihat melejitnya performa Figo, ada harapan besar bahwa musim 2000/01 prestasi Barcelona akan membaik. Terlebih Barcelona bakal menggelar pemilihan umum Presiden klub pada musim panas 2000. Barcelona berpotensi punya Presiden baru yang memberikan banyak perubahan positif untuk tim.

Sayangnya, semua harapan tentang kebersamaan Figo dan kesuksesan Barcelona di musim 2000/01 harus pupus, bahkan sebelum kompetisi dimulai. Figo tiba-tiba dinyatakan resmi pindah ke Real Madrid, terhitung mulai tanggal 24 Juli 2000.

Para pendukung Barcelona jelas terkejut sekaligus merah atas kepindahan Figo. Tak pernah diduga Figo pergi ketika publik Camp Nou sedang amat sayang kepadanya. 

Kian miris, klub yang dipilih Figo sebagai pelabuhan baru adalah Real Madrid, tim yang notebene rival abadi Barcelona. Wajar apabila banyak supporter Barcelona yang kemudian menjuluki Figo sebagai “Pengkhianat!”.

Real MadridBarcelonaLuis FigoEl ClasicoLiga Spanyol

Berita Terkini