Wali Kota Malang Jamin Masa Depan Anak Andi Setiawan, Korban Tragedi Kanjuruhan
INDOSPORT.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berupaya untuk memberi perhatian semaksimal mungkin bagi para korban Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/22) lalu.
Pemkot Malang memang sudah membuktikan komitmen untuk memberi bantuan kepada seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka.
Namun, mereka turut memperhatikan bagaimana nasib bagi keluarga yang terdampak. Salah satunya Andi Setiawan, korban yang meninggal dunia pada Selasa (18/10/22).
Andi, Aremania berusia 33 tahun, akhirnya menyerah setelah berjuang dalam masa kritis sejak Minggu (2/10/22) dini hari WIB. Dia menjadi korban ke-133 dari Tragedi Kanjuruhan.
"Kami ikut ke sini sekaligus memastikan bantuan kepada Almarhum Mas Andi tersalurkan dengan baik," kata Wali Kota Malang, Sutiaji, saat hadir di pemakaman.
Andi Setiawan yang merupakan Aremania asal Mergosono Kota Malang, meninggalkan duka bagi keluarga. Khususnya dua anaknya masih kecil.
Situasi inilah yang membuat Pemkot Malang perlu memberikan perhatian lebih. Sutiaji pun membantu bagaimana masa depan anak-anak almarhum untuk bisa terjamin.
"Dua anak Mas Andi masih kecil, kelas 5 dan 4 Sekolah Dasar (SD). Apalagi, keluarga (Andi Setiawan) sudah cerai," beber Sutiaji.
Bantuan pihak pemkot di antaranya adalah dengan menjamin masa depan sang anak untuk mendapat pelayanan pendidikan sebaik mungkin.
"Kami mengawal sampai SMA (Sekolah Menengah Atas). Keluarga termasuk anak-anak almarhum menjadi tanggungan kami," sambung Sutiaji.
1. Bersinergi
Sehubungan dengan itu, Pemkot Malang juga terus menunjukkan komitmen untuk mengawal para korban yang terdampak Tragedi Kanjuruhan.
Upaya kongkret lantas ditunjukkan pihak pemkot bagi setiap kedinasan untuk saling bersinergi, supaya penanganan untuk setiap korban bisa optimal.
Dalam kasus anak-anak Andi Setiawan, Pemkot Malang setidaknya akan menanggung pendidikan hingga dewasa nanti. Sementara bentuk sinergi lain dari semua kedinasan yaitu untuk mengawal pendataan para korban.
"Maka dari itu, kami akan menghubungkan data mereka ke Dinas Pendidikan Jawa Timur. Kami langsung melakukan update untuk penambahan korban juga untuk yang masih perawatan terus kami pantau, karena berkaitan dengan bantuan," pungkas Sutiaji.