x

Liga 1: Sistem Pengamanan Masih Kacau, Arema FC Belajar dari Kompetisi di Turki

Selasa, 8 November 2022 09:55 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Indra Citra Sena
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.

INDOSPORT.COM - Arema FC tak ingin membuang kesempatan langka saat menggelar diskusi bersama sejumlah konsultan sepak bola level internasional.

Klub berlogo kepala singa memetik banyak pelajaran penting dalam banyak aspek ketika berdiskusi secara online itu digelar pada Senin (7/11/22).

Baca Juga

Salah satu aspek yang menjadi fokus utama klub bersama para pakar itu tak lain adalah membenahi sistem pengamanan dalam pertandingan.

Ya, pengamanan pertandingan menjadi hal sangat penting setelah Arema FC dihantam secara telak dalam kasus Tragedi Kanjuruhan yang menumbangkan ratusan korban.

Bagaimana tragedi itu menyedot perhatian luas dari publik sepak bola dunia lantaran sebuah laga sepak bola harus mengakibatkan 135 korban meninggal dunia.

Baca Juga

"Sistem pengamanan menjadi bagian (pembahasan diskusi) yang sangat krusial," kata Manajer International Affair Arema FC, Fuad Ardiansyah.

Salah satu role model yang bisa ditiru Arema FC adalah kompetisi negara Turki. Di sana sudah menerapkan sistem tiket online untuk mendata lebih detail para penonton.

Baca Juga

Bagaimana kompetisi sepak bola di sana juga sempat mengalami kendala serupa dari aspek pengamanan sebelum tiket online diberlakukan. Saat ini Arema FC sudah menerapkan sistem itu, namun dinilai masih belum maksimal dalam pendataan penonton.

"Dengan dukungan banyak elemen, hal-hal semacam itu sangat mungkin bisa dilakukan Arema FC ke depannya," tegas Fuad Ardiansyah.


1. Kemiripan Karakter

Aremania dalam slh satu koreonya. Foto: Ian Setiawan/INDOSPORT

Dalam paparan itu, Arema FC belajar banyak dari Soner Bicikci. Dia termasuk satu dari tiga konsultan sepak bola yang mengikuti diskusi tersebut.

Selain Soner Bicikci yang berasal dari Turki, dua konsultan lain juga berpartisipasi, yaitu Andrea Poggio (Italia) dan Badiuzzaman Jamhari (Inggris).

Baca Juga

Kendati sepak bolanya sudah lebih maju, Turki bukannya tidak menemui kendala dalam hal sistem pengamanan pertandingan, terutama berkaitan dengan fanatisme suporter.

Baca Juga

"Turki memiliki karakter suporter yang militan seperti di Arema FC. Untuk mengubah sistem tiket menjadi sistem online dibutuhkan waktu setidaknya tiga tahun," tandas Fuad Ardiansyah.

TurkiSuporterLiga IndonesiaArema FCLiga 1Bola IndonesiaBerita Liga 1Liga 1 2022-2023One FootballTragedi Kanjuruhan

Berita Terkini