x

Piala Dunia 2022: Kegagalan Qatar Adalah Bukti Sahih Bahwa Uang Tak Bisa Beli Trofi

Sabtu, 26 November 2022 19:45 WIB
Penulis: Stefan Ariel Kristanto | Editor: Indra Citra Sena
Pemain Qatar Boualem Khoukhi, Homam Ahmed dan Pedro Miguel terlihat sedih usai timnya kalah atas Senegal di grup A Piala Dunia Qatar 2022. (Foto: REUTERS/Matthew Childs)

INDOSPORT.COM – Kegagalan tuan rumah, Qatar, dalam lolos ke 16 besar Piala Dunia 2022 kini menjadi bukti bahwa uang tidak bisa membeli ‘trofi’.

Timnas Qatar baru saja menelan pil pahit setelah dikandaskan Senegal di laga kedua Piala Dunia 2022 dengan skor 1-3.

Tim berjuluk Al-Annabi ini awalnya sudah terpuruk lebih dahulu saat dibekuk Ekuador di partai perdana ajang akbar empat tahunan itu dengan skor 0-2.

Dengan demikian, Qatar menjadi tim pertama yang dipastikan gagal menggenggam tiket lolos putaran 16 besar Piala Dunia 2022.

Pasukan Felix Sanchez Bas itu bahkan mencatatkan rekor buruk, yaitu Qatar menjadi tuan rumah pertama dalam sejarah Piala Dunia yang tersingkir setelah dua pertandingan.

Baca Juga

Dengan demikian, laga terakhir mereka kontra Belanda tidak berarti apa-apa bagi mereka. Meski demikian, Qatar kemungkinan tetap turun dengan skuad terkuatnya walaupun sudah gugur.

Pasalnya, Belanda tentu merupakan lawan terkuat di Grup A dan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pembantaian, kampiun Piala Asia 2019 itu bisa jadi menurunkan skuat terbaiknya.

Baca Juga

Kegagalan timnas Qatar di Piala Dunia 2022 ini jelas bakal menjadi evaluasi besar-besaran bagi negara kaya raya tersebut.

Kegagalan Timnas Qatar di Piala Dunia 2022 lantas juga menjadi bukti bahwa uang sejibun tidak bisa membeli trofi.

Baca Juga

1. Duit Sejibun Bukan Jaminan

Pelatih Qatar Felix Sanchez memprotes wasit Antonio Mateu Lahoz. (Foto: REUTERS/Bernadett Szabo)

Jurnalis Qatar, Mohamed Gharbawy, menuturkan kegagalan negaranya dalam Piala Dunia 2022 disebabkan oleh berbagai hal dari keputusan yang salah hingga ketidak percayaan pelatih pada pemain.

“Keputusan untuk mempersiapkan tim dengan mengirimnya selama berminggu-minggu ke kamp pelatihan di Eropa, ketimbang menjalankan liga, menghasilkan tim tidak cukup bagus untuk bersaing di turnamen regional, seperti Piala Teluk.”

“Felix Sanchez menggunakan (formasi) 5-3-2 dari pertandingan Ekuador dan membiarkan Senegal menguasai bola. Dia seharusnya bermain dengan penguasaan bola dan memberi lebih banyak pemain kesempatan. Itu menunjukkan bahwa dia tidak mempercayai para pemain di bangku cadangan,” tulisnya.

Selama bertahun-tahun, Timnas Qatar berjuang untuk membangun sepak bola yang kompetitif untuk Piala Dunia, tetapi hal itu berujung kegagalan.

Baca Juga

Uang jelas bukan masalahnya mengingat mereka menggelontorkan dana diluar nalar, yaitu 220 miliar dolar, untuk Piala Dunia 2022 ini.

Singkatnya, dengan uang Qatar hampir bisa melakukan segalanya. Sayangnya, duit sejibun itu juga tidak bisa menyelesaikan masalah sederhana, yaitu bagaimana terampil dalam bermain sepak bola?

Baca Juga

Qatar memiliki solusi sederhana nan mahal, yaitu membangun kompleks pelatihan canggih dan berinvestasi lebih banyak lagi.

Meskipun sudah memiliki hal tersebut, sepak bola Qatar masih jauh dari kata memuaskan dari negara Asia lain, seperti Arab Saudi, Jepang, dan Iran, yang berhasil menang melawan tim yang lebih diunggulkan.

Hal yang ditunjukkan Qatar ini menandakan bahwa duit sejibun tidak menjamin ‘trofi’. Tentu saja untuk menyabet trofi bergengsi sebuah tim harus memiliki pemain yang bagus.

Baca Juga

Pemain bagus itu juga dihasilkan dari fondasi yang kuat. Qatar sudah memiliki fondasi tersebut dan kemungkinan butuh waktu untuk bisa membentuk Timnas selevel dengan Jepang, Iran, Arab Saudi, atau Korea Selatan.

Niscaya, permainan Qatar bakal bisa membaik seiring berjalannya waktu dan bisa dianggap sebagai kuda hitam yang bakal meropotkan negara unggulan lainnya ke depan.

Sumber: First Post

BelandaEkuadorPiala DuniaQatarPiala Dunia 2022SenegalUpdate Piala Dunia 2022

Berita Terkini