x

3 Hal Penting yang Buat Bali United Gagal Pertahankan Gelar Liga 1

Kamis, 6 April 2023 09:16 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Isman Fadil
Laga Liga 1 antara Borneo FC vs Bali United di Stadion Segiri (Samarinda), Senin (03/04/23). (Foto: MO Bali United)

INDOSPORT.COM - Bali United pada akhirnya tak bisa terus mendominasi Liga 1 setelah PSM Makassar tampil perkasa dengan merebut gelar musim ini. Tercatat ada tiga hal penting yang membuat Fadil Sausu dkk. gagal meraih gelar ketiga secara beruntun.

Bali United sejatinya tetap menjadi kandidat kuat juara pada awal musim 2022/2023. Meski kehilangan Stefano Lilipaly, ada sederet nama terbaik yang masih memenuhi skuad Stefano Cugurra Teco musim ini.

Status ini masih terlihat ketika pada akhir paruh pertama, Bali United masih ada di posisi kedua klasemen Liga 1 2022/2023. Bali United hanya terpaut satu poin dari PSM Makassar yang dipimpin Bernardo Tavares.

Bila melihat kedalaman skuad, Bali United seperti tinggal menanti PSM tergelincir dengan jadwal super padat. Namun, kekacauan ternyata terjadi sepanjang putaran kedua Liga 1 2022/2023.

Memang ada faktor badai cedera atau ketidakberuntungan, seperti yang diungkapkan Stefano Cugurra Teco. Namun, ada tiga hal penting yang membuat Bali United tidak juara musim ini.

Baca Juga

Pacheco Pulang Kampung

Keluarnya Willian Pacheco menjadi kabar super mengagetkan yang datang dari Bali United pada tengah musim. Dari total 17 laga paruh pertama, Pacheco bermain 14 pertandingan tanpa pernah diganti.

Ternyata, Pacheco tak gabung klub manapun. Eks Selangor FC ini pulang ke Brasil dengan aktivitas hariannya bertemu sosok-sosok akun "centang biru" asal Brasil.

Baca Juga

Sialnya, Bali United mendapat pengganti dengan level berbeda, yakni Wellington Carvalho. Dia bukan pemain jelek. Wellington merupakan salah satu pemain tangguh dari Serie B Brasil.

Namun, Wellington seperti butuh waktu untuk adaptasi dengan cara bermain Liga Indonesia. Dengan jadwal super ketat, Wellington juga tak bisa berlatih lebih maksimal dengan Haudi Abdillah dkk. Fakta ini turut diamini pelatih Stefano Cugurra Teco.

"Ada beberapa pemain, ketika pertama kali main di luar negaranya butuh waktu lebih buat adaptasi sama negara baru dan tim baru," kata Teco ketika dimintai komentar tentang Wellington bulan Maret lalu.

Baca Juga

1. Harus Mengungsi

Laga tunda Liga 1 antara Arema FC melawan Bali United di Stadion PTIK, Jakarta, Senin (27/03/23).

Pada akhirnya, ketiadaan Pacheco berpengaruh pada percaya diri tim dan sistem bertahan Bali United. Peluang bola mati yang biasa mengandalkan Pacheco juga belum bisa digantikan Wellington.

2. Tak Main di Gianyar

Inilah satu hal yang sangat membedakan Bali United dengan empat tim penghuni lima besar Liga 1. Hanya Bali United yang tak bisa bermain di wilayah basis suporter setianya, terutama Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.

Baca Juga

Situasi ini berbeda dengan PSM Makassar, Persib Bandung atau Persija Jakarta. Ketiga tim itu juga tak main di kotanya, namun masih di wilayah basis suporternya.

Makanya, laga kandang PSM, Persib dan Persija hampir selalu dipadati suporter setianya. Sementara laga kandang Bali United hingga akhir musim tak bisa dihadiri suporter.

Baca Juga

Jelas ada perbedaan tersendiri ketika main di depan pendukung dan di tempat yang sepi. Bali United tak mendapatkan spirit layaknya PSM, Persib, Persija atau Borneo FC.

"Kita tidak main di Bali. Buat lawan psti lebih bagus main lawan Bali United di tempat netral tanpa suporter. Biasanya Bali United tim yang sangat kuat ketika main di Stadion Dipta didukung langsung oleh suporter," jelas Teco baru-baru ini.

Baca Juga

2. Terlalu Asyik Menyerang

Laga tunda Liga 1 antara Arema FC melawan Bali United di Stadion PTIK, Jakarta, Senin (27/03/23).

Musim ini, Bali United sebagai tim yang ditangani Stefano Cugurra Teco menunjukkan sikap yang berbeda. Dalam tiga musim terakhir, sangat sulit bagi tim manapun untuk meraih poin, ketika tim Teco sudah mencetak gol.

Tim besutan Teco akan menurunkan tempo permainan dan hanya fokus bertahan ketika sudah mencetak satu gol. Jika dalam sebuah laga timnya menang selisih dua atau tiga gol, maka gol tambahan terjadi lewat counter attack.

Musim ini, dalam beberapa pertandingan, Bali United tak menjalankan hal itu. Bali United kerap kali masih asyik menyerang untuk mencari gol tambahan.

Akibatnya, skuad Bali United yang biasanya pintar menjaga energi menjadi kerap habis bensin saat memasuki menit ke-70. Situasi ini terlihat saat Bali United gagal menang atas Persija Jakarta dan PSM Makasar.

Statistik membuktikan bahwa strategi "nyerang tak kenal waktu" membuat Bali United menjadi tim paling tajam hingga pekan ke-32 dengan 64 gol. Namun, Bali United menduduki peringkat kelima sebagai tim paling banyak kebobolan.

Kebobolan 49 gol dalam 32 pertandingan seperti bukan tim Teco banget. Pada Liga 1 2021/2022, gawang Bali United hanya kebobolan 26 gol. Lalu pada musim Liga 1 2019, gawang Bali United hanya jebol 35 kali.

Sementara saat menukangi Persija, gawang tim Teco pada Liga 1 2018 hanya jebol 36 kali. Maka, bisa dikatakan Teco kehilangan ciri khas timnya pada musim ini.
 

Willian PachecoBali United FCStefano Cugurra TecoLiga 1

Berita Terkini