x

Throwback Timnas Indonesia vs Turkmenistan di 2011, Garuda Gacor Bukan Main

Jumat, 21 Juli 2023 15:24 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
Timnas Indonesia dipastikan akan menghadapi Turkmenistan dalam agenda FIFA Matchday pada 8 September 2023 mendatang dengan Gelora Bung Tomo sebagai venue.

INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia dipastikan akan menghadapi Turkmenistan dalam agenda FIFA Matchday pada 8 September 2023 mendatang dengan Gelora Bung Tomo sebagai venue.

Berbeda dengan jeda internasional edisi Juni 2023 lalu, kali ini PSSI hanya mencarikan satu lawan saja untuk Tim Garuda.

Adanya agenda kualifikasi Piala Asia U-23 di Solo pada bulan yang sama jadi alasan kenapa pihak federasi tidak ingin punya banyak agenda dalam waktu berdekatan.

“Jadwal pertandingan timnas Indonesia yang mau kita fokus di sini FIFA Matchday. Tentu kita tidak bisa mengisi FIFA Matchday seperti sebelumnya dengan dua pertandingan,” ucap Erick Thohir selaku ketua umum PSSI di Menara Danareksa, Jakarta.

“Karena kita juga menjadi tuan rumah Piala Asia U-23 di Solo. Tanggal 9 dan 12 kita tanding dan komposisi pemain juga banyak pemain muda,” tambahnya.

Baca Juga

“Dengan begitu artinya kita mengisi satu pertandingan FIFA Matchday dengan melawan Turkmenistan pada 8 September di Gelora Bung Tomo Surabaya,” pungkas Erick kemudian.

Di atas kertas, Turkmenistan sendiri bisa dianggap sebagai lawan yang cocok untuk timnas Indonesia di FIFA Matchday mendatang.

Negara Asia tengah tersebut memiliki peringkat FIFA yang lebih tinggi dari Merah-Putih yakni 138:150.

Shin Tae-yong selaku pelatih kepala timnas Indonesia selalu ingin mengadu anak-anak asuhnya dengan lawan yang kualitasnya lebih baik demi kepentingan penggemblengan.

Sebelum Turkmenistan, Ricky Kambuaya cs sudah berhadapan dengan Curacao, Burundi, Palestina, dan juga Argentina belakangan ini.

Baca Juga

Menghadapi Turkmenistan bisa menjadi ajang uji coba kesiapan para pemain timnas Indonesia sebelum berlaga di putaran final Piala Asia 2023 sekaligus usaha menegaskan dominasi pada sang lawan.

Asal anda tahu, meski secara peringkat FIFA timnas Indoinesia lebih rendah namun rekor mereka saat berjumpa dengan Turkmenistan sangat baik berkat dua kemenangan dari empat laga.

Pertemuan terakhir Tim Garuda vs Karakum Warriors adalah pada Juli 2011 silam dalam ajang putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2014 zona AFC.

Tidak ada yang menganggap jika timnas Indonesia adalah favorit dalam match up ini menhingat pihak AFC sendiri menempatkan Turkmenistan dalam pot unggulan saat pengundian.

Apalagi saat itu sepakbola dalam negeri juga mulai memasuki periode kelam dimana dualisme liga juga perpecahan federasi perlahan menggerogoti.

Baca Juga

1. Awal Menjanjikan Pengabdian Singkat Wim Rijsbergen

Boaz Solossa di timnas Indonesia

Timnas Indonesia ikut terkena getah rangkaian kejadian tidak mengenakkan tersebut. Bermula dari pemecatan Alfred Riedl, pelatih yang membawa skuad kenegaraan menjadi runner-up Piala AFF 2010.

Meski tidak senang namun pecinta sepakbola tanah air harus menerima keputusan PSSI tersebut dan menyambut pengganti sosok asal Austria tersebut, Wim Risjbergen.

Risjbergen adalah juru taktik berpaspor Belanda dengan pengalaman melatih sejumlah klub negeri tulip seperti FC Groningen, Volendam, dan NAC Breda.

Tugas pertama Risjbergen adalah menghadapi Turkmenistan dalam partai dua leg kualifikasi Piala Dunia 2014 zona AFC. Pertandingan pertama dilakoni di markas lawan, Saparmurat Turkmenbashy Olympic Stadium, pada 23 Juli 2011.

Pemain-pemain andalan di era Riedl masih jadi andalan Risjbergen. Nama-nama seperti Boas Solossa, Christian Gonzalez, Ricardo Salampessy, Ahmad Bustomi, Mohammad Nasuha, Muhammad Ridwan, Bambang Pamungkas dan masih banyak lagi masuk dalam daftar panggilan sang bos.

Baca Juga

Tanpa terduga laga berjalan cukup seimbang. Meski Turkmenistan terlihat mendominasi, namun timnas Indonesia jelas tidak kalah dalam kualitas.

Permukaan lapangan yang sangat buruk boleh dianggap jadi alasan kenapa Tim Garuda gagal menang. Tuan rumah beruntung hanya sekali mereka kemasukan via Muhammad Ilham ('30) usai unggul lebih dulu lewat aksi
Vyacheslav Krendelev.

Skor akhir 1-1 di leg pertama membuat fans timnas Indonesia diliputi optimisme tinggi jelang leg penentu di Gelora Bung Karno yang dijadwalkan hanya lima hari berselang.

Benar saja. Timnas Indonesia bermain jauh lebih baik di rumput kandang sendiri yang tampak seperti karpet surgawi apabila dibandingkan dengan markas Turkmenistan.

Baru sembilan menit pasca peluit sepak mula, Gonzalez membuka keunggulan lewat sundulan bebas dari tengah kotak penalti. Sepuluh menit berselang bomber naturalisasi kelahiran Uruguay itu kembali mencatatkan namanya di papan skor usai menyambar crossing manja dari duetnya, Boaz.

Baca Juga

Jelang penutupan paruh pertama, gawang Turkmenistan kawalan Maksatmyrat Samyradow lagi-lagi bobol karena tendangan roket dari Nasuha tidak mampu dihalau. Skor 3-0 bertahan hingga turun minum.

Hanya ada satu gol tambahan bagi timnas Indonesia di babak kedua yang lahir dari Ridwan di menit 76 namun gol tersebut terbukti menjadi sangat krusial.

Pasalnya Turkmenistan bisa menceploskan tiga gol termasuk dua yang mereka lesakkan di sepuluh menit terakhir. Beruntung skor akhir 4-3 bisa dipertahankan timnas Indonesia yang berhak lolos ke ronde berikutnya dengan agregat 4-5.

Hasil ini kemudian membawakan banyak dukungan bagi Wim Risjbergen dan anak-anak asuhnya. Sayang, petualangan-petualangan berikutnya dengan sang meneer tidak seindah saat menjungkalkan Turkmenistan.

Di ronde tiga kualifikasi Piala Dunia 2014 zona AFC, timnas Indonesia sama sekali tidak mampu meraih kemenangan dalam enam pertandingan fase grup termasuk saat dibantai Bahrain 10-0 yang mana Risjbergen sudah tidak lagi melatih karena pemecatan dari PSSI.

Baca Juga
PSSITurkmenistanTimnas IndonesiaIndepth

Berita Terkini