Sering Dianggap Tak Penting, Apa Sih Sebenarnya Keutamaan Uji Coba Jarak Jauh di Tur Pramusim?
INDOSPORT.COM - Saat ini sepakbola Eropa tengah memasuki masa pramusim persiapan dimulainya semua kompetisi di 2023/2024.
Selain pemusatan latihan sendiri di fasilitas masing-masing, semua klub dipastikan juga menjadwalkan laga uji coba entah itu menghadapi lawan lokal maupun internasional.
Biasanya sebuah klub kaliber top akan mencari lawan yang levelnya sedikit lebih rendah dengan tujuan untuk mengurangi beban para pemainnya atau menaikkan kepercayaan diri terutama bila banyak gol tercipta.
Akan tetapi tidak jarang justru strategi ini tetap berujung pada kekalahan.
Contohnya saja ketika Manchester United harus dipermalukan Wrexham, tim kasta keempat Liga Inggris, dalam rangkaian tur ke Amerika Serikat pada musim panas 2023 ini.
Padahal The Red Devils adalah tim papan atas Premier League, divisi teratas Liga Inggris. Tidak peduli seperti apa starting XI yang dipasang, kekalahan rasanya sulit diterima meski di pramusim sekalipun.
Fans kesebelasan besar yang tumbang itu pada umumnya langsung berkoar-koar di media sosial jika hasil pramusim tidaklah penting.
Kondisi pemain yang belum optimal pasca liburan panjang jadi alasan kenapa reaksi demikian kemudian muncul. Pada akhirnya, banyak yang menganggap uji coba terutama dengan tur jarak jauh sebagai sesuatu tidak penting.
Sejumlah manajer ternama seperti Jose Mourinho, Jurgen Klopp, sampai Sir Alex Ferguson dengan cara mereka sendiri bahkan sempat mengungkapkan jika mereka tidak begitu senang dengan tur pramusim ke Asia maupun ke Amerika.
Jarak yang jauh membuat pemain yang tadinya ingin dikembalikan ke kebugaran semula justru menjadi kelelahan dalam perjalanan.
1. Keruk Keuntungan dan Rapatkan Kebersamaan
Sebenarnya jika hanya harus mencari lawan uji coba sepadan, para klub-klub Eropa tidak perlu jauh-jauh melintasi samudra dan benua.
Itulah kenapa tur pramusim ke Asia dan Amerika sebenarnya menyimpan maksud lain yang tidak lain dan tidak bukan berhubungan dengan keuangan klub.
Dengan berkunjung ke negara-negara jauh, klub bisa mendapatkan sumber pemasukan entah itu dari penjualan tiket pramusim, jalinan sponsor baru, ataupun peningkatan laba dari pernak-pernik tempat mereka berkunjung.
Mengelola sebuah klub dengan skala global bukan hal mudah sehingga setiap potensi cuan harus pintar-pintar manajemen manfaatkan.
Tapi tur pramusim tidak hanya berguna untuk melepaskan hasrat kapitalisme klub-klub Eropa saja. Tetap ada tujuan yang lebih 'manusiawi' di agenda itu.
Contohnya menyapa fans yang tidak punya kesempatan menonton langsung pertandingan tiap pekan karena terhalang jarak puluhan bahkan ratusan ribu kilometer.
Dengan melakukan kunjungan rutin, maka ikatan dengan para penggemar akan semakin kuat meski sebenarnya loyalitas pada sebuah klub sepakbola tidak bisa didasarkan pada seberapa sering seorang fans bertatap muka bersama para idolanya.
Tujuan positif lainnya adalah menguatkan juga kebersamaan dalam skuad sebuah tim. Seringkali tur pramusim dibarengi dengan kedatangan pemain baru dan salah satu cara untuk mempercepat peleburan mereka dengan para senior adalah diikutkan dalam pramusim.
Untuk mencapai koneksi maksimal di lapangan seringkali relasi yang erat di luar lapangan juga diperlukan sehingga team bonding adalah aktivitas wajib saat pramusim digelar.
Berwisata ke atraksi turis lokal bisa menjadi salah satu agenda. Dengannya diharapkan para pemain bisa semakin kompak dan hasilnya terlihat saat musim kompetitif sudah berlangsung.