Pembalap Iran di Ambang Juara Tour de Singkarak

Jumat, 12 Agustus 2016 19:34 WIB
Editor: Irfan Fikri
© Taufik Hidayat/INDOSPORT
Pembalap Tour de Singkarak disambut penonton di Padang Panjang dengan gendang khas daerah. Copyright: © Taufik Hidayat/INDOSPORT
Pembalap Tour de Singkarak disambut penonton di Padang Panjang dengan gendang khas daerah.

Pembalap yang memperkuat Pishgaman Cycling Team Iran itu membukukan total catatan waktu 22:51:45 atau unggul satu menit 22 detik dengan pembalap Indonesia yang membela klub Terengganu Cycling Team Malaysia, Dadi Suryadi yang membukukan catatan waktu 22:53:07.

Dengan selisih waktu yang ada serta tinggal satu etape yang harus dijalani yaitu dari Bukittingi menuju Kota Padang, Minggu (14/8) maka peluang bagi Amir Kolahdouz untuk menjadi pembalap tercepat pada TdS 2016 terbuka. Apalagi etape delapan akan didominasi turunan dan lintasan datar.

Melihat strategi yang digunakan pada dua etape terakhir, Amir yang didukung rekan satu timnya yaitu Reza Hosseini, Rahim Emami dan Mohammad Rajablou, diperkirakan akan kembali main aman di etape terakhir. Fokus yang dilakukan hanya mengamankan posisi.

"Seperti yang sudah kami lakukan. Kami akan terus mengontrol jalannya perlombaan terutama memantau pembalap-pembalap yang dekat dengan kami. Tinggal satu etape lagi," kata Amir Kolahdouz seperti dikutip dari Antara.

Selain memegang yellow jersey, Amir Kolahdouz saat ini juga mengamankan green jersey atau predikat raja sprint Untuk posisi ini, pembalap nomor start satu itu mendapat ancaman dari dua pembalap yaitu Saxon Irvine dari Data #3 Cisco Racing Team dan Ricardo Garcia dari Kinan Cycling Team.

Untuk green jersey, peluang untuk terjadi pergeseran tetap terbuka karena ada tiga titik sprint di etape kedelapan tepatnya di km 70,2 atau di Pasar Lubuk Alung, km 106,9 dan km 119,9. Masih banyak poin yang akan diperebutkan pembalap terutama yang memiliki spesialisasi spinter itu.

Begitu juga dengan predikat raja tanjakan atau polkadot jersey. Amir Kolahdouz tetap kokoh di puncak. Lawan terdekat pembalap asal Iran itu hanyalah Dadi Suryadi yang merupakan pembalap tuan rumah Indonesia yang merupakan pembalap dengan spesialisasi tanjakan.

Sementara itu untuk pembalap Indonesia tercepat tidak ada persaingan yang begitu ketat karena Dadi Suryadi cukup jauh meninggalkan rekan-rekannya sesama pembalap tuan rumah.

Hingga etape tujuh, pembalap asal Sumedang, Jawa Barat itu unggul 16 menit 41 detik dengan pembalap dibelakangnya yaitu Hari Fitrianto yang memperkuat Black Inc Laos.

"Saat ini saya tinggal mempertahankan saja," kata Dadi Suryadi dengan optimistis.

Jika tidak ada aral melintang sehingga membawanya tidak finis pada kejuaraan yang sudah masuk seri kedelapan ini, maka Amir Kolahdouz akan menjadi juara umum TdS 2016.

Sedangkan Dadi Suryadi akan melengkapi prestasinya dengan menjadi pembalap Indonesia tercepat kejuaraan yang juga untuk pengenalan pariwisata Sumatera Barat itu.

Sebelum menjalani etape terakhir yang ketat, semua pembalap mendapatkan kesempatan untuk libur satu hari di Bukittinggi, Sabtu (13/8). Kondisi ini dipastikan akan digunakan untuk mengembalikan tenaga dan mengatur strategi demi mengakhiri balapan dengan total hadiah Rp2,5 miliar dengan baik.

11