Kematian Adrianus Taroreh meninggalkan duka di antara sejawatnya. Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Manado Chris Hombukou, Rabu, mengatakan merasa kehilangan.
"Adrianus adalah petinju yang telah mengharumkan nama daerah dan bangsa di berbagai kejuaraan nasional maupun internasional," kata Hombukou.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Manado JL Sondakh mengatakan, sebagai atlet tinju terbaik, Adrianus membawa nama harum daerah dan bangsa Indonesia.
"Kami merasa kehilangan dengan meninggalnya Adrianus," kata Sondakh yang menambahkan, Adrianus terus berkarya untuk memajukan olahraga, khususnya tinju, dengan melatih generasi muda.
"Adrianus mendorong generasi muda untuk mempersiapkan diri meningkatkan prestasi di bidang masing-masing, seperti tinju," kata Sondakh.
JL Sondakh bercerita, sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pemuda dan Olahraga Manado, Adrianus telah berbuat yang terbaik.
"Kendati hari-hari terakhir fisiknya melemah, tetapi semangatnya tinggi untuk melakukan pekerjaan dan bertangung jawab sebagai PNS."
Ferry Lumongi, teman dekat almarhum, menjelaskan Adrianus menjalani operasi batu ginjal, Rabu (30/01/13). Selesai operasi, kondisinya bagus dan masih bisa bercanda sebelum mengalami koma.
"Minggu (03/02/13) pagi, kondisinya drop dan tidak sadarkan diri,” jelas Ferry.
Sejarah mencatat Joppy (panggilan akrab Adrianus) termasuk petinju sukses di level amatir. Prestasi puncak Joppy saat merebut medali perak kelas bulu Asian Games 1986 di Seoul, Korea Selatan.
Pada 15 April 1996, Joppy menantang Orzubek Nazarov asal Kyrgyzstan di Jepang dalam perebutan sabuk juara kelas ringan WBA. Ambisi Adrianus buyar saat KO pada ronde ke-4 oleh Nazarov.
Berdasarkan catatan boxrec.com, Adranius yang lahir pada 03 Agustus 1966 melakoni 13 pertarungan dengan catatan 12 kemenangan menang (3 menang KO) dan 1 kekalahan.