x

Manny Pacquiao: Si Tua Keladi, Juara Dunia WBA Berusia 40 Tahun

Kamis, 24 Januari 2019 16:01 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Lanjar Wiratri

INDOSPORT.COM – Petinju dunia asal Filipina, Manny Pacquiao, sukses mempertahankan gelar juara dunia tinju kelas welter versi WBA usai mengalahkan Adrien Broner, Minggu (20/01/19), di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.

Kemenangan tersebut seolah membuktikan bahwa usia hanyalah persoalan angka. Di umurnya yang telah menginjak 40 tahun, petinju berjuluk Pacman itu masih bisa menang mutlak atas Broner yang berumur 29 tahun dengan skor 117-111, 116-112, dan 116,112.

Tua tua keladi, makin tua makin jadi. Seperti itulah Pacquiao, semakin tua ia semakin menjadi legenda. Analis olahraga, JM Siasat, mengakui kehebatan Pacquiao meski telah berada di usia senja.

Baca Juga

“Manny Pacquiao berusia 40 tahun namun sudah jadi legenda. Dia hebat dan petarung yang luar biasa. Akan tetapi, dia sudah tua,” kata Siasat kepada situs berita GMA News.

“Maksud saya, kecepatan dia sudah tidak sama. Itu sangat kentara tapi bukan berarti dia sekarang jadi petarung yang buruk. Dia masih petinju hebat dan masih sanggup mengalahkan lawan-lawan hebat lainnya,” tambahnya.

Baca Juga

Pacquiao bukanlah petinju kemarin sore. Ia telah mengalahkan bintang-bintang tinju dunia lainnya, mulai dari Juan Manuel Marquez (dua kali), Oscar de la Hoya, hingga Shane Mosley.

Dengan gaya bertarung yang agresif, petinju kelahiran 17 Desember 1978 itu juga selalu bisa menghadirkan duel yang menarik untuk disaksikan di atas ring dari total 69 pertarungan yang pernah dijalaninya sepanjang karier di dunia tinju profesional.


1. Pertarungun Terbaik Pacman

Manny Pacquiao saat berhdapan dengan Oscar De La Hoya.

Seperti petinju pada umumnya, Pacquiao memulai karier dari bawah sejak 1995. Akan tetapi, salah satu pertandingan yang membuat pamornya melejit bak roket ialah pertarungan melawan Oscar de la Hoya pada tahun 2008.

Berstatus sebagai golden boy saat itu, Pacquiao banyak diragukan saat akan menantang De La Hoya. Namun setelah naik ke atas ring, semua keraguan itu berbalik.

Dengan luar biasanya Pacquiao mampu mendikte De La Hoya hingga akhirnya menang dalam pertarungan delapan ronde. Kemenangan itu melambungkan nama Pacquiao.

Baca Juga

Pada tahun 2018 lalu sebelum Pacquiao mengalahkan Lucas Matthysse untuk merebut kembali gelar juara WBA miliknya, De La Hoya yang telah pensiun bahkan mengakui kemampuan Pacman sebagai petinju yang mengerikan.

“Ketika saya bertarung, Manny membuat saya menjadi lebih tua. Saya masih kesakitan. Masih sakit. Ketika dia melayangkan pukulan dan memukul Anda, itu membuat Anda frustrasi,” kata De La Hoya seperti dilansir dari Rappler.

Setahun setelah kemenangan atas De La Hoya tersebut, Pacquiao semakin memantapkan namanya sebagai salah satu petinju terbaik dunia dengan menaklukkan Miguel Cotto.

Pacquiao mampu membuat Cotto tersungkur TKO pada menit ke-12. Kemenangan tersebut menandai Pacquiao sebagai petinju pertama yang berhasil menyabet tujuh gelar juara dunia di tujuh kelas berbeda.

Baca Juga

Pacman nyaris menjadi dewa tatkala menantang Floyd Mayweather pada Mei 2015. Pertarungan Pacquiao vs Mayweather disebut-sebut sebagai pertarungan terbesar abad ini bak clash of the titans.

Sayangnya, Pacquio mengalami kekalahan angka dalam pertarungan 12 ronde. Saking dahsyatnya duel  antara Manny Pacquiao vs Floyd Mayweather tersebut, hingga kini banyak permintaan untuk mengulang kembali pertarungan antara dua petinju terbaik di dunia itu.


2. Pasang-surut Senja Karier Pacquiao

Manny Pacquiao tertunduk lesu usai dikalahkan Jeff Horn.

Pada 2 Juli 2017, Pacquiao kehilangan gelar juara dunia kelas welter versi WBA setelah kalah angka mutlak atas petinjju asal Australia, Jeff Horn. Horn berhasil memenangkan pertandingan melawan Pacquiao dalam 12 ronde setelah ketiga hakim memberi angka 117-111, 115-113, dan 115-113.

Pacquiao lantas disarankan untuk pensiun oleh pelatihnya sendiri, Freddie Roach, dan promotor Top Rank, Bob Arum. Pacman diminta untuk memilih fokus antara karier tinju atau politik setelah terpilih sebagai senat Filipina pada tahun 2016.

"Jika ia akan melawan petinju ini lagi (Horn), ia harus serius berlatih keras dan mengevaluasi apa yang salah di pertarungan pertama. Namun jika kewajiban senatnya mengganggu latihannya, ia sebaiknya pensiun," kata Bob Arum kepada The Manila Times.

Baca Juga

Jauh sebelum bertanding melawan Horn, Pacquiao sudah mengalami masa sulit untuk bertanding kembali di atas ring. Pacquiao gencar diberitakan akan menggelar pertarungan melawan petinju asal Inggris, Amir Khan, pada 22 April 2017.

Sayangnya, pertarungan keduanya tidak jadi terwujud. Mengutip dari The Guardian, batalnya pertarungan antara Pacquiao vs Amir Khan tidak lepas dari kurangnya sponsor untuk membiayai hadiah sebesar 38 juta dolar Amerika (sekitar Rp506 miliar) untuk pemenang pertandingan.


3. Pacquiao Pensiun dan Hasrat Terpendam

Manny Pacquiao (kiri) saat bertemu Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.

Di usianya yang telah menginjak 40 tahun, Pacquiao terus merajut asa untuk bisa terus bertanding di atas ring. Ia mantap belum mau pensiun dalam waktu dekat usai mempertahankan gelar juara dunia kelas welter versi WBA.

Dilansir dari TMZ Sport, Pacquiao merilis kabar terkait waktu pensiunnya dari dunia tinju. Ia menyebut bahwa akan pensiun pada tahun 2021 saat berusia 43 tahun.

Karier politik Pacquiao juga masih akan terus berlanjut. Ketenarannya bahkan membuat Pacquiao digadang-gadang bakal menjadi presiden Filipina.

Baca Juga

Namun demikian, ia punya jawaban mengejutkan. Pacquiao ternyata menutup diri terkait kabar bahwa ia ingin menjadi orang nomor satu di negaranya.

“Banyak orang mengatakan bahwa saya bisa menjadi presiden berikutnya. Tapi saya tidak memikirkan itu. Saya tidak punya rencana sekarang. Apapun jalan yang Tuhan berikan kepada saya, saya akan memenuhinya,” kata Pacquiao kepada seperti dilansir dari Boxing Scene.

“Menjadi pelayan publik berbeda dengan olahraga. Ini lebih pada pikiran dan banyak masalah, berpikir tentang bagaimana menyelesaikan masalah-masalah di negara ini, dan juga untuk memberikan solusi untuk masalah-masalah itu.”

Baca Juga

Di ujung senjakala usianya, Pacquiao masih memendam keinginan untuk menantang kembali Mayweather. Tantangan tersebut diajukan secara terbuka kepada Mayweather usai kemenangannya melawan Broner.

Menantikan pertarungan ulang Pacquiao vs Mayweather seperti jalan tak ada ujung. Pacquiao butuh pertarungan terakhir untuk memutus dahaga rasa penasarannya, sedangkan Mayweather ingin menjaga rekor kemenangan 50-0 di masa istirahatnya (pensiun) yang nyaman.

Ikuti Terus Berita Tinju dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM

Manny PacquiaoWBAIn Depth SportsLegenda OlahragaTinju

Berita Terkini