x

Kisah Inspiratif Amir Khan, Petinju Muslim yang Berjuang di Tanah Tak Ramah Islam

Rabu, 24 Juni 2020 20:57 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Ivan Reinhard Manurung

INDOSPORT.COM – Keinginan Amir Khan untuk menjadi petinju juara dunia tak lepas dari keinginannya untuk memperkenalkan wajah Islam sesungguhnya di Amerika Serikat.

Sebagai negara liberal yang mengusung kebebasan, tak bisa dipungkiri masih banyak tindakan rasialisme yang terjadi di Amerika Serikat.

Baca Juga
Baca Juga

Selain Tindakan rasialisme ke warga kulit hitam yang terjadi baru-baru ini terhadap George Floyd hingga memantik gerakan hampir di seluruh dunia, sentimen negatif juga masih kerap kali terjadi di Amerika Serikat dengan sasaran masyarakat muslim atau mereka yang beragama Islam.

Dalam artikel yang dimuat national geographic misalnya, disebutkan bahwa pada 2019 masih ada sekitar 3,45 juta muslim di Amerika Serikat hidup dalam iklim kebencian orang-orang, terutama mereka yang masih menganggap Islam berkaitan langsung dengan terorisme.

Kebencian-kebencian macam itu jugalah yang akhirnya membuat petinju muslim berkewarganegaraan Inggris, Amir Khan tergerak untuk memanfaatkan dirinya sebagai corong untuk mengenalkan Islam secara utuh. Islam yang jauh dari gambaran orang-orang Amerika Serikat yang membencinya selama ini.

Amir Khan

Lahir di Bolton, Inggris 8 Desember 1986, nama Amir Khan mulai dikenal publik secara luas ketika dirinya bisa menjadi peraih medali perak kelas bulu cabang olah raga tinju Olimpiade 2004, saat usianya masih 17 tahun. Dari situ petinju yang memiliki darah Pakistan itu kemudian melanjutkan karier profesional apda tahun 2005.

Dengan bakatnya yang memang luar biasa, dalam waktu beberap atahun karier tinju Amir Khan langsung melejit ke dalam deretan petinju papan atas. Puncaknya terjadi saat sabuk juara kelas ringan WBA berhasil digengamnya pada tahun 2009 dan terus bertahan sampai tahun 2012.

Seiring capaian prestasinya itu, Amir Khan juga terus melebarkan sayap sebagai petinju terbaik dunia, yang bukan hanya berani bertanding di Inggris, namun juga sampai ke Amerika Serikat. Menurutnya penting meraih sukses di Amerika Serikat, tempat dimana olah raga tinju itu berasal.

Baca Juga
Baca Juga

Namun pada akhirnya tujuannya ke Amerika Serikat bukan hanya sekedar menjadi yang terbaik, melainkan lebih dari itu, ada misi mulia yang diusungnya.

Mulai dari menjadi motivasi anak muda dengan latar belakang sepertinya. Sekaligus untuk mengenalkan Islam seutuhnya, sebagai agama yang penuh cinta kasih dan kedamaian. Agama yang jauh beda dari pandangan negatif cukup banyak pihak di Amerika Serikat.

“Saya tidak takut mengatakan saya seorang Muslim. Saya pikir beberapa orang akan takut mengatakan bahwa mereka adalah Muslim, terutama pada saat ini, tetapi saya seorang Muslim yang bangga. Ada banyak Muslim yang baik di luar sana yang menentang terorisme, yang menentang pembunuhan,” tutur Amir Khan dikutip dari bleacherreport.


1. Amir Khan Merasa Tak Sulit Menjadi Petinju Muslim

Amir Khan saat akan memukul lawannya Terence Crawford gelar kelas welter WBO di Madison Square 20/04/19.

Bagi Amir Khan, upayanya untuk memperkenalkan Islam yang sesungguhnya, bukanlah perkara yang sulit. Dirinya hanya butuh melakukan hal-hal sederhana, seperti terus konsisten melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam setiap kesempatan. Sampai dirinya pun kemudian mendirikan Amir Khan Foundation.

“Tidak ada yang sulit tentang menjadi atlet Muslim. Saya bukan politisi. Saya seorang penghibur, ”kata Amir Khan. 

“Ketika saya masuk ke dalam ring tinju, saya ingin menunjukkan kepada orang-orang tentang pejuang dan juara seperti apa saya ini. Orang-orang mencintai saya karena tinju saya, tetapi saya ingin mereka mencintai saya karena saya juga sebagai pribadi."

"Saya memiliki banyak penggemar dari agama Kristen. Saya pikir itulah keindahan olahraga. Olahraga menyatukan orang. Ketika saya bertarung, saya memiliki banyak penggemar non-Muslim juga,” ungkapnya.

Dengan cara itu, pada akhirnya tak sedikitpun ada sentimen negatif, termasuk rasa ketakutan kepada dirinya sebagai seorang Muslim. Yang akhirnya juga berimplikasi langsung kepada muslim lainnya di Amerika Serikat.

"Saya bertanding di New York, tempat teroris melakukan serangan 11 September, tempat orang disebut ketakutan berada dekat dengan muslim, namun saya bisa memenuhi arena pertandingan."

"Barclays Center terisi penuh saat saya menghadapi Chris Algieri. Ada banyak muslim, orang Inggris, orang Amerika duduk bersama. Saya bisa membawa banyak orang melalui tinju. Saya punya pendukung yang banyak di seluruh dunia," jelas Amir Khan.

Dengan segala upaya yang dilakuaknnay di atas maupun di luar ring, tak bisa dipungkiri bahwa nama Amir Khan saat ini sudah mengantarkannya sebagai petinju Muslim paling popular di dunia, sejak terakhir di era Muhammad Ali.

Amerika SerikatRasialismeAmir KhanMulti-EventTinjuBerita Tinju

Berita Terkini