x

Floyd Patterson, Murid Pertama Cus D’Amato yang Tenggelam karena Mike Tyson

Minggu, 5 Juli 2020 21:07 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
Floyd Patterson (kiri) ketika bertarung dengan Muhammad Ali

INDOSPORT.COM – Nama besar Floyd Patterson sebagai anak didik Cus D’Amato perlahan tenggelam seiring kumunculan dan raihan prestasi Mike Tyson di dunia tinju.

Bicara mengenai kesuksesan Mike Tyson sebagai salah satu petinju terbaik yang pernah ada di dunia, tentu tak bisa dilepaskan oleh peran luar biasa dari Cus D’Amato.

Sebab di tangan pria bernama lengkap Constantine D’Amato itulah Mike Tyson kecil yang tumbuh dengan banyak masalah dalam hidupnya, berhasil diubah menjadi sosok petinju hebat yang kemudian menjadi legenda di atas dan luar ring.

Baca Juga
Baca Juga

Kisah bermula saat Mike Tyson yang baru berusia 13 tahun, baru saja keluar penjara untuk kesekian kalinya, dibawa oleh penasihat tahanan anak, Bobby Stewart kepada Cus D’Amato. Sosok Cus D'Amato sendiri kala itu dikenal sebagai pelatih tinju yang sudah sangat disegani kualitasnya.

"Tempat nge-gym Cus berada di atas kantor polisi di Catskill. Di dalam gym yang sudah tua, ada banyak kliping koran ditempel di dinding. Ada beberapa orang kulit putih yang lebih tua di sana bersama dengan seorang pria muda bernama Teddy Atlas yang membantu Cus," tulis Mike Tyson dalam buku Iron Ambition: My Life with Cus D'Amato.

"Saya diperkenalkan kepada Cus dan dalam sedetik saya bisa melihat bahwa dia benar-benar mengendalikan segalanya di sana. Dia hanya menyedot semua udara di ruangan itu, menjabat tangan saya, dan tidak ada bekas senyum di wajahnya. Dia tidak menunjukkan emosi," tambah Mike Tyson.

Setelah sempat diuji untuk melawan Stewart, Mike Tyson akhirnya diterima oleh Cus D’Amato sebagai muridnya. Singkat cerita Cus D’Amato bukan hanya sukses mendidik Mike Tyson sebagai petinju hebat, namun dirinya juga bersedia menjadi Ayah angkat dari Si Leher Beton, selepas Ibu kandungnya meninggal

Tak mengherankan kemudian jika kini setiap membicarakan Cus D’Amato, orang-orang pasti akan mengingatnya sebagai pelatih yang sukses melahirkan Mike Tyson sebagai petinju hebat dunia.

Tak salah memang, namun sebenarnya Cus D’Amato bukan hanya bisa melahirkan Mike Tyson. Jauh sebelum Tyson menjadi petinju hebat, sudah ada Floyd Patterson, yang sukses dilatih Cus D’Amato menjadi dua kali juara dunia kelas berat di tahun 1956 dan 1962.

Tapi sayang memang dengan segala kehebatan dan prestasinya, Floyd Patterson seakan tenggelam seiring kehadiran Mike Tyson.

Floyd Patterson

Floyd Patterson.

Lahir pada 4 Januari 1935, Floyd Patterson memiliki kisah yang hampir serupa dengan Mike Tyson dalam awal perkenalannya dengan dunia tinju profesional.

Lahir dari keluarga miskin, Patterson kecil juga sudah terlibat dalam berbagai tindak kejahatan di wilayah Brooklyn, New York, sehingga membuatnya harus mendekam di penjara pada usia yang masih relatif muda.

Dari penjara itu lah, sama seperti Mike Tyson, Floyd Patterson juga diarahkan untuk berlatih di sanana tinju, agar bisa membawa hidupnya ke arah yang lebih baik.

Baca Juga
Baca Juga

Awalnya Patterson dibawa ke the Bedford-Stuyvesant Boxing Association Gym pada usai 14 tahun. Baru kemudian dirinya berpindah ke the Gramercy Gym, dibawah bimbingan Cus D’Amato.

Dalam arahan Cus D'Amato itulah Floyd Patterson sukses meraih medali emas di Olimpiade Helsinki 1952 sebagai kelas menengah. Pada tahun 1952, Patterson memenangkan Kejuaraan Middleweight Amatir Nasional dan New York Golden Gloves Middleweight Championship.


1. Sukses Floyd Patterson bersama Cus D’Amato

Floyd Patterson (kiri) ketika menerima bogem mentah dari Muhammad Ali

Mengawali karier dari kelas berat ringan sejak awal bersama Cus D’Amato, Patterson selalu menyimpan ambisi untuk bersaing di kelas berat.

Peluang itu terbuka cepat saat Rock Marciano menanggalkan gelar juara kelas beratnya. Patterson pun langsung bisa merebut gelar itu, usai bersaing mengalahkan Tommy Jackson dan Archi Moore.

Keberhasilan Patterson di tanggal 30 November 1956 itu menjadikannya Juara Dunia Kelas Berat termuda dalam sejarah, pada usia 21 tahun, 10 bulan, 3 minggu dan 5 hari. Selain juga sebagai peraih medali emas Olimpiade pertama yang memenangkan gelar kelas berat profesional kala itu.

Tak selamanya mulus, meski sempat sukses memeprtahankan gelar juara dunia kelas berat melawan Hurricane Jackson, Pete Rademacher, Roy Harris, dan Brian London Patterson akhirnya tumbang di tangan Ingemar Johansson dari Swedia, pada 26 Juni 1959.

Namun tak butuh waktu lama setelah kehilangan gelar juaranya, Patterson bisa langsung balik mengalahkan Johansson pada pertandingan ulang mereka di tanggal 20 Juni 1960. Begitupun saat digelar pertarungan ketiga di antara mereka 13 Maret 1961, Patterson kembali bisa mempertahankan gelarnya.

Dengan capaiannya kala itu, hubungan dekat Floyd Patterson dan Cus D’Amato akhirnya mengalami masalah pada awal tahun 1962. Bermula ketika Patterson tak mendengarkan keputusan Cus D’Amato, yang melarangnya bertanding melawan Sonny Liston.

Sonny Liston saat mengkanvaskan Floyd Patterson, 22 September 1962.

Alih-alih mendengarkan D’Amato, Patterson justru mendepak pelatih sekaligus manajernya itu dan  tetap memilih untuk bertanding melawan Sonny Liston.

Sial buat Floyd Patterson, dirinya pun harus kehilangan gelar di Chicago pada 25 September 1962, setelah kalah dari Sonny Liston.

Kekalahan itu sempat membuat depresi Floyd Patterson. Yang meski sempat kembali memenangkan beberapa pertandingan lainnya, dirinya tak pernah bisa lagi jadi juara kelas berat tinju dunia.

Termasuk ketika dipengujung kariernya sempat mencoba menantang Muhammad Ali dalam dua kesempatan yang cukup berjauhan. Terakhir terjadi pada 20 September 1972, di mana kekalahan itu menjadi pertarungan terakhir Patterson, meskipun dirinya tidak pernah mengumumkan secara resmi pensiun dari arena tinju.

Meski berada pada era tinju yang berbeda dengan Mike Tyson, tak bisa dipungkiri dengan segala prestasinya selama berkarier, kebesaran Floyd Patterson memang tenggelam sebagai anak didik Cus D’Amato paling sukses, seiring kemunculan si Leher Beton ke kancah tinju dunia sejak tahun 1985.

Mike TysonTinjuBerita TinjuCus D'AmatoFloyd Patterson

Berita Terkini