x

Marvin Hagler, Petinju Terganas yang Sukses Ubah Haluan Jadi Bintang Film

Minggu, 14 Maret 2021 22:16 WIB
Editor: Juni Adi

INDOSPORT.COM - Kabar duka datang dari dunia olahraga tinju, setelah salah satu petinju yakni Marvin Hagler meninggal dunia pada Minggu (14/03/21) pagi WIB.

Kabar tersebut diketahui langsung dari sang istri bernama Kay Hagler yang mengumumkan kepergian Hagler di akun media sosial Facebook-nya. 

“Mohon maaf saya memberikan pengumuman yang sangat menyedihkan. Hari ini suami tercinta, Marvelous Marvin Hagler meninggal dunia secara tidak terduga di rumahnya di New Hampshire,” tulis Kay Hagler.

Baca Juga

“Keluarga kami meminta Anda menghormati privasi kami selama masa sulit ini. Tertanda, Kay G. Hagler,” jelas pernyataan duka tersebut.

Marvin Hagler berpeluang ke pangkuan sang maha pencipta di usia ke-66 tahun, tanpa diketahui penyebabnya karena Kay Hagler enggan menjelaskan kematian suaminya itu.

Sontak kabar duka yang juga diumumkan melalui akun fans Marin Hagler itu pun  langsung dipenuhi dengan ucapan belasungkawa dari para penggamarnya.

Selain itu, para tokoh ternama juga ikut memberikan ucapan duka. Salah satunya ialah promotor tinju ternama Frank Warren melalui akun Twitter pribadinya.

“Istirahat dalam kedamaian, Marvelous Marvin Hagler. Dunia tinju hari ini kehilangan sosok legenda terhebat sepanjang asa,” cuit Frank Warren.


1. Petinju Terganas dan Sukses Pindah Haluan

Ilustrasi olahraga tinju.

Marvin Hagler lahir di New Jersey, Amerika Serikat pada 23 Mei 1954. Kehidupan masa kecilnya bisa dibilang sulit, lantaran harus kehilangan tempat tinggal akibat adanya kerusuhan Newark pada 12-17 Juli 1967, yang menewaskan 26 orang.

Hal itu memaksa Hagler harus pindah ke Brockton, Massachusetts. Masa kecilnyapun di habiskan di kota tersebut hingga menjelang dewasa.

Pada tahun 1969, Marvin Hagler memilih aktif bertinju di tempat kebugaran milik saudaranya, Pat dan Goody Petronelli yang kemudian menjadi pelatih dan manajernya.

Baca Juga

Pada 1973, Hagler memenangi National AAU (Amateur Athletic Union) di kelas 75kg, usai mengalahkan Terry Dobbs. 

Hagler kemudian menjadi petinju kelas menengah nomor 1 selama bertahun-tahun, sebelum akhirnya mendapat kesempatan bertanding memperebutkan gelar.

Joe Frazier, yang merupakan mantan juara dunia tinju kelas berat (16 Februari 1970-22 Januari 1973), sekaligus pemenang medali emas Olimpiade 1964, memberikan komentar terhadap penampilan Hagler. 

"Hagler hitam, kidal, dan bagus," kata Frazier. Hagler pun mendapat kesempatan menghadapi Willie "The Worm" Monroe, yang merupakan anak asuh Frazier. 

Sayang, Hagler kalah dalam laga yang sangat ketat, sehingga Monroe memberikan peluang untuk menggelar pertandingan ulang. 

Duel kedua berhasil dimenangi Hagler dengan KO pada ronde ke-12 dan dalam pertandingan ketiga, Hagler mampu menaklukkan Monroe hanya dalam dua ronde.

Semangat pantang menyerah dan kegigihan Hagler di atas ring tinju, rupanya telah memikat sejumlah promotor tinju untuk membawanya mencari lawan tangguh lain salah satunya adalah promotor asal Boston, Rip Valenti.

Ia tertarik dengan penampilan Hagler dan mulai menghadirkan lawan-lawan hebat untuk menghadapi petinju berjuluk Marveleous itu.

Kemenangan petinju kidal itu yang paling digembar-gemborkan terjadi dalam pertarungan tahun 1985 di Caesars Palace di Las Vegas melawan Thomas "Hitman" Hearns yang hanya berlangsung selama delapan menit tetapi dianggap sebagai pertarungan klasik.

Duel keduanya cukup berutal karena pada saat itu Hearns dan Hagler sama-sama mengalami cedera. Hearns mengalami patah tangan kanan dan Hagler mengalami luka di kepala di awal ronde kedua.

Tim medis yang terdiri dari dokter acara, memeriksa Hagler dari tepi ring. Setelah dinyatakan tidak apa-apa, pertandingan berlanjut di ronde ketiga.

Hagler menghujamkan Hearns pukulan keras dan menjatuhknnya ke kanvas. Beberapa saat kemudian Hearns bangkit hanya untuk jatuh ke pelukan wasit Richard Steele. 

Hagler memenangkan gelar kelas menengah versi Dewan Tinju Dunia dan Asosiasi Tinju Dunia pada tahun 1980.

Menghentikan Alan Minter dari Inggris pada putaran ketiga di Wembley Arena London, dan menambahkan gelar perdana Federasi Tinju Internasional pada tahun 1983.

Marvin Hagler mempertahankan mahkota sejatinya sebanyak 12 kali, termasuk kemenangan mutlak 15 ronde atas Roberto Duran dari Panama pada 1983 dan kemenangan terakhirnya, KO pada ronde ke-11 atas John Mugabi dari Uganda yang tidak terkalahkan pada 1986.

Baca Juga

Namun Hagler sebagai manusia biasa juga tidak luput dari kelemahan. Dirinya pernah beberapa kali mengalami kekalahan, salah satu yang diingat adalah ketika berjumpa dengan Sugar Ray Leonard.

Leonard rela kembali ke ring tinju meski sudah pensiun selama tiga tahun dan duel hanya berlangsung dalam 12 ronde, bukan 15. Para rumah taruhan menjagokan Hagler menang.

Namun siapa sangka ternyata Hagler kalah, dan kemenangan Leonard tetap menjadi perdebatan hingga hari ini. 

Hagler meminta pertandingan ulang, tetapi Leonard memilih untuk kembali pensiun. 
Hagler akhirnya gantung sarung tinju pada Juni 1988 setelah lelah menanti pertarungan ulang dengan Leonard.

Setelah kekalahan dari Leonard, Hagler pindah ke Italia. Dia menjadi aktor terkenal untuk film aksi, termasuk memainkan peran sebagai US Marine dalam film Indio dan Indio 2. 

Pada 1996, Hagler membintangi Virtual Weapon bersama aktris Giselle Blondet. Hagler juga menjadi komentator tinju dalam saluran televisi Inggris. Hagler juga merambah bidang lainnya. Dia menjadi bagian dari video game Fight Night: Round 3.

Marvin HaglerTinjuBerita Tinju

Berita Terkini