x

NBA: Fenomena Meledaknya Para Pemain Dalam Setengah Musim 2022-2023

Jumat, 6 Januari 2023 18:34 WIB
Penulis: Fahri Atilla | Editor: Isman Fadil
Donovan Mitchell di laga Cavaliers vs Bulls, 2 Januari 2023 waktu setempat. Foto: Ken Blaze-USA TODAY Sports via Reuters.

INDOSPORT.COM — Belakangan ini, para penggemar NBA sering disuguhkan permainan apik dengan perolehan skor individu yang tak biasa pada musim 2022-2023 ini.

Sebut saja Donovan Mitchell yang kemarin berhasil membawa Cleveland Cavaliers menang atas Chicago Bulls dengan skor individunya yang mencapai 71 poin.

Pada malam yang sama, sang penembak jitu milik Golden State Warriors, Klay Thompson, juga mencetak sejarah dengan mengantongi 54 poin saat Warriors menang tipis atas Atlanta Hawks.

Begitu juga Giannis Antetokounmpo yang padahal baru saja terkena cedera namun langsung tampil dengan buas dan berhasil mencetak 55 poin dan 10 rebound.

Bahkan sebelum Donovan Mitchell, bintang Dallas Mavericks, Luka Doncic, malah mencetak rekor triple-double tak masuk akal dengan perolehan 60 poin, 21 rebound, dan 10 assist.

Baca Juga

Banyak yang menganggap bahwa perolehan poin ini sudah tidak wajar. Salah satu pemain bisa jadi sangat dominan dan seakan-akan tak terbendung.

Bahkan secara statistik, lonjakan perolehaan individu yang berhasil mencetak lebih dari 50 poin dalam satu game naik drastis sejak tahun 2014 lalu.

Baca Juga

Pada tahun 2014, rata-rata fenomena ini hanya akan terjadi setiap 205 pertandingan sekali. Sebagai catatan, ada total 1230 pertandingan dalam satu musim NBA.

Sedangkan rata-rata individu untuk mencetak 50 poin lebih dalam tahun ini adalah 40,1 pertandingan sekali.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan lonjakan para pemain ini terjadi?

Baca Juga

1. Apakah Mencetak Angka Menjadi Lebih Mudah?

Pebasket Dallas Mavericks Luka Doncic di laga NBA Dallas Mavericks vs Golden State Warriors. (Foto: REUTERS/Kevin Jairaj)

Sebenarnya ada banyak faktor yang pada akhirnya menjadi alasan kenapa para pemain NBA sekarang dapat memperoleh poin fantastis.

Semua berawal dari revolusi permainan tiga angka yang dipopulerkan oleh Stephen Curry. Steph dianggap sebagai penembak tiga angka terbaik dalam sejarah NBA.

Dominasinya di wilayah tiga angka membuat para pemain lain turut mencobanya dan terjadilah revolusi permainan NBA yang mulai menggunakan permainan tiga angka.

Selain revolusi ini, para penyerang di NBA dinilai memiliki kemampuan yang tak terbendung. Daya serang mereka sering kali membuat para pemain bertahan tak bisa apa-apa.

Mudahnya, pemain seperti Giannis yang memiliki tubuh atletis benar-benar menjadi momok bagi para pemain bertahan dengan hanya mengandalkan tubuh besarnya.

Baca Juga

Sedangkan pemain bertubuh kecil seperti Stephen Curry atau Kyrie Irving memiliki bakat yang luar biasa dalam mengolah bola dan lay-up. Daya serang mereka seperti tak bisa ditahan meski ada pemain yang menjaga mereka pun, bola akan tetap bisa mereka masukkan dengan berbagai macam teknik lay-up yang mereka miliki.

Selain faktor pemain, lapangan juga ternyata memiliki peran yang cukup penting dalam fenomena ini. Lapangan NBA sendiri didesain lebih besar dari ukuran lapangan FIBA.

Baca Juga

Lapangan NBA memiliki ukuran 28,65 meter × 15,24 meter sedangkan FIBA memiliki ukuran lapangan 28 meter × 15 meter. Perbedaannya tidak terlalu besar namun ini membuat para pemain bertahan harus melindungi wilayah yang lebih besar dari rata-rata pemain liga basket di luar sana.

Luka Doncic yang dulunya merupakan pemain klub basket Real Madrid juga mengakui bahwa perbedaan laoangan ini membuatnya bisa mencetang poin lebih mudah.

Doncic sendiri memiliki rataan poin 14,5 poin di musim terakhirnya bersama Real Madrid. Sedangkan sesaat setelah dia masuk NBA dan memperkuat Dallas Mavericks, rataannya pun naik menjadi 20,6 poin per game.

Baca Juga

Sumber: Fansided

NBAKlay ThompsonBasketLuka DoncicBerita BasketDonovan Mitchell

Berita Terkini