Sakralnya Prosesi Pengambilan Tanah dan Air dari Kaki Gunung Gamalama di GPN Ternate

Sabtu, 22 Juli 2017 20:08 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Ramadhan
© Dok: Kemenpora
Sakralnya prosesi pengambilan tanah air dari kaki gunung gamalama di GPN Ternate di ajang Gowes Pesona Nusantara 2017. Copyright: © Dok: Kemenpora
Sakralnya prosesi pengambilan tanah air dari kaki gunung gamalama di GPN Ternate di ajang Gowes Pesona Nusantara 2017.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus gencar menggalakkan kegiatan Gowes Pesona Nusantara 2017. Kegiatan unggulan Kemenpora yang bertujuan mencanangkan Ayo Olahraga ini kini tiba di Kota Ternate.

Dalam Gowes Pesona Nusantara tak hanya olahraga bersepeda saja, namun ada ritual khusus dalam kegiatan ini. Yakni pengambilan Tanah dan Air dari setiap wilayah tuan rumah Gowes Pesona Nusantara 2017.

Seperti yang terjadi di Ternate, prosesi pengambilan tanah dan air ini terasa sangat sakral. Sebab kegiatan kali ini dilakukan kaki gunung Gamalama.

Bertempat di halaman depan Kesultanan Ternate, prosesi pengambilan tanah yang bahasa setempat disebut Oro Kaha se Ake La Madadiremoi dilakukan oleh Bubato Akhirat, yaitu para imam masjid, khatib kesultanan Ternate, kemudian Bubato Dunia, salah satunya Bubato 18, yakni badan legislatif dari Kesultanan Ternate.

© Dok: Kemenpora
Imam Nahrawi saat memberikan pidato di acara Gowes Pesona Nusantara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Copyright: Dok: KemenporaImam Nahrawi saat memberikan pidato di acara Gowes Pesona Nusantara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Namun meski berlangsung sakral, siapa sangka prosesi ini sempat menimbulkan tanda tanya besar di kalangan pemuka adat Ternate. Sebab untuk apa pengambilan tanah dan air ini.

“Sebelumnya kami berembuk dengan perangkat adat apa maksud dan tujuan pengambilan tanah dan air tersebut,” tutur M. Rizal Effendi, selaku Fanyira Kadaton (lurah di kadaton).

“Kemudian kami mendapat informasi yang jelas dari Kemenpora yang punya hajatan bahwa ada kurang lebih 90 titik di Republik ini yang diambil tanah dan airnya.”

“kemudian akan di gabungkan di suatu tempat, filosofinya dalam rangka untuk mempererat tali silaturahmi antara daera-daerah di Indonesia sekaligus lebih memperkuat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

© Dok: Kemenpora
Imam Nahrawi berjabat tangan dengan salah satu warga di acar Gowes Pesona Nusantara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Copyright: Dok: KemenporaImam Nahrawi berjabat tangan dengan salah satu warga di acar Gowes Pesona Nusantara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

“Hal itu yang membuat kami tertarik dan mendukung sepenuhnya kegiatan Gowes Pesona Nusantara ini, selain nuansa budaya yang terdapat di Ternate ini akan terus terpancar, sehingga kami sepakat adanya pengembangan olahraga yang dikaitkan dengan budaya setempat.”

Baca Juga:

“Untuk itu kami juga berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan dikembangkan secara bersamaan baik olahraga maupun pesona pariwisata dan budaya Ternate ini.”

Sementara itu, Sekretaris Deputi Pembudayaan Olahraga, Drs. Bambang Laksono yang hadir dalam prosesi Oro Kaha se Ake La Madadiremoi itu, memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kesultanan Ternate yang sangat mendukung kegiatan Gowes Pesona Nusantara ini.

“Proses benar-benar sakral dan khidmat tertata rapih dilakukan olah Kesultanan Ternate. Hal tersebut menunjukkan kesungguh-sungguhan dari masyarakat setempat akan rangkaian perhelatan ini,” ucap Drs. Bambang Laksono.

© Dok: Kemenpora
Imam Nahrawi (kanan kaos putih) dalam acara Gowes Pesona Nusantara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Copyright: Dok: KemenporaImam Nahrawi (kanan kaos putih) dalam acara Gowes Pesona Nusantara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

“Saya bangga dengan apa yang sudah dilakukan dalam proses pengambilan tanah dan air di Ternate ini, seakan menunjukkan bahwa sesuatu hal yang sakral ingin diberikan untuk dijadikan satu di Magelang nanti bagi NKRI,” sambungnya.

Perhelatan Gowes Pesona Nusantara edisi Ternate ini akan berlangsung pada Minggu (23/07/17) pagi. Kadispora Ternate, Sukarjan Hirto, yang juga merupakan ketua panitia pelaksana mengatakan bahwa rute yang akan ditempuh sejauh 15 kilometer yang akan diikuti oleh lebih dari 1000 orang.

“Kita akan melakukan start dari benteng Kalamata yang diawali dengan penyerahan tanah dan air dari Kesultanan Ternate ke pihak Kemenpora untuk dibawa ke Magelang,” lanjutnya.

© Dok: Kemenpora
Gowes Pesona Nusantara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Copyright: Dok: KemenporaGowes Pesona Nusantara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

“Kemudian para peserta bergerak menuju benteng Tolukko yang akan disambut oleh tarian-tarian khas Ternate, kemudian sebagian peserta akan pisah di titik itu, ada yang melanjutkan perjalanan ke pantai Sulamadaha dan sebagian menuju keraton Kesultanan Ternate untuk upacara penyerahan tanah air, kemudian dari dua titik itu akan berakhir di depan Benteng Oranje,” tutupnya.