Makna Klub Indonesia Berjuluk Ksatria dan Istilah Daerah

Minggu, 9 Juli 2017 14:44 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Logo Gresik United, Persala Lamongan, Sriwijaya FC, Barito Putera, dan Persipura Jayapura. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Logo Gresik United, Persala Lamongan, Sriwijaya FC, Barito Putera, dan Persipura Jayapura.

Sepakbola menjadi olahraga populer di dunia. Olahraga yang memiliki nama lain dunia bal-balan itu menyedot perhatian banyak orang tanpa pandang bulu. Tua-muda, anak-anak, orang dewasa, lpria-wanita tertarik untuk menyaksikan, memahami, bahkan memainkan si kulit bundar.

Di Indonesia, sepakbola lahir sebagai alat perjuangan bangsa. Sepakbola bisa menyatukan kaum pribumi dengan ideologi nasionalisme.

Hal itu tidak terlepas dari ucapan penggagas berdirinya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Ir. Soeratin. Lalu juga diucapkan salah satu tokoh pejuang Indonesia, Tan Malaka.

"Kalau di sepakbola kita bisa mengalahkan Belanda, kelak di lapangan politik pun kita bisa mengalahkan Belanda," kata Ir. Soeratin.

"Sepakbola adalah alat perjuangan bangsa," ucap Tan Malaka.

Maka dari itu, sifat nasionalisme dan kedaerahan sangat kental terasa di klub-klub sepakbola Indonesia yang tersebar di penjuru Tanah Air. Banyak klub sepakbola Indonesia yang mengambil julukan dari nama ksatria zaman kerajaan atau istilah daerah.

Baca Juga:

Lalu apa filosofi di balik para klub sepakbola Indonesia menggunakan julukan ksatria dan raja zaman kerajaan atau istilah daerah? INDOSPORT akan mencoba menganalisanya.

556