Liga 2 Indonesia

Kalah WO dan Cerita Suram Liga 2 yang Dialami Persijap

Kamis, 21 September 2017 10:58 WIB
Kontributor: Ghozi El Fitra | Editor: Rizky Pratama Putra
© Grafis: Tim/Indosport.com
Manajer Persijap Jepara, Esti Puji Lestari. Copyright: © Grafis: Tim/Indosport.com
Manajer Persijap Jepara, Esti Puji Lestari.

Babak 16 besar kompetisi Liga 2 musim 2017 resmi digelar mulai Rabu (20/9) sore. Peringkat pertama dan peringkat kedua kelasemen masing-masing grup diadu kembali dalam empat grup yang ada.

Sebanyak 16 tim tersebut nantinya akan berusaha menjadi yang terbaik dan tiga diantaranya berhak mendapatkan promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia musim depan. Namun, bagi Persijap babak 16 besar kali ini tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Pasalnya, tidak semua tim yang lolos ke babak tersebut berjuang sesuai dengan rule yang ada. Ada tim yang lolos secara tidak sengaja setelah mendapatkan keputusan kontroversial dari operator Liga Indonesia baru dan juga PSSI.

© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Klub Liga 2 Indonesia. Copyright: Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORTKlub Liga 2 Indonesia.

Tim yang dimaksud adalah Persibat Batang yang berada di grup 3. Tim tersebut lolos ke babak 16 besar setelah dinyatakan menang WO atas Persijap Jepara pada pertandingan yang digelar 27 Agustus lalu.

Persibat diberi kemenangan setelah Persijap Jepara dinyatakan tidak mau melanjutkan pertandingan pada menit ke 90+3 karena mendapatkan hukuman tendangan penalti. Saat itu Persijap unggul sementara 2-1. Namun karena dianggap menolak bermain akhirnya Persijap dinyatakan kalah 0-3.

© Arief Setiadi/Indosport.com
Persijap Jepara Copyright: Arief Setiadi/Indosport.comPersijap Jepara merasa dicurangi saat melawan Persibat Batang.

Pasca adanya hukuman tersebut, Persijap mengajukan banding, akan tetapi keputusan Komisi Banding justru memperkuat sanksi yang didapatkan. Dengan kata lain semakin memuluskan laju Persibat batang untuk masuk ke babak 16 besar dan menggeser tim lainnya yakni Persibas, PSCS, dan PSGC.

CEO persijap Jepara, Esti Puji Lestari berharap agar regulasi dan aturan benar-benar ditegakkan dalam kompetisi kali ini. Jangan sampai pemberian sanksi tersebut tebang pilih untuk tim-tim tertentu dan menguntungkan tim-tim tertentu. Padahal dalam kompetisi yang sama seharusnya hak dan kewajiban masing-masing tim harus sama tidak boleh dibeda-bedakan.

"Masih banyak lagi keputusan-keputusan lain yang seharusnya tidak terjadi, kita sudah mengikuti regulasi yang ada namun kenyataanya kita sering disalahkan," ucapnya.

© youtube.com
Esti Puji Lestari Copyright: youtube.comEsti Puji Lestari memprotes wasit saat laga melawan PSS Sleman.

Selain mendapatkan kemenangan WO atas Persijap Jepara, Persibat kembali mendapatkan keputusan mengenakkan. Tim yang berada di pesisir utara Pulau Jawa itu tidak mendapatkan sanksi apapun dari PSSI maupun LIB Padahal mereka memainkan pemain yang tidak sah.

Pemain tersebut adalah Mohamad Al Amin Syukur Fisabillah. Sebelum bermain untuk Persibat Batang, pria asal Malang itu terlebih dahulu merumput bersama Persijap Jepara pada putaran pertama lalu.

Saat merebut bersama Laskar Kalinyamat dia mendapatkan tiga kartu kuning dan belum menjalani hukuman larangan bermain. Namun begitu pindah di Persibat Batang, kartu kuning yang melekat pada pemain tersebut seolah sirna hingga akhirnya dia bisa dimainkan di dua pertandingan yang ada.

Pertandingan pertama saat melawan PSS Sleman, kala itu Persibat harus tumbang. Pemain itu kembali dimainkan saat melawan persibas Banyumas dan tim Persibat mendapatkan kemenangan.

© INDOSPORT/Ghozy El Fitra
Mohamad Al Amin Syukur Fisabillah (melompat) saat masih membela Persijap Jepara. Copyright: INDOSPORT/Ghozy El FitraMohamad Al Amin Syukur Fisabillah (melompat) saat masih membela Persijap Jepara.

Padahal sesuai dengan regulasi yang ada memainkan pemain yang sudah mendapatkan tiga akumulasi kartu kuning tidak diperbolehkan. Jika terpaksa dimainkan maka pemain tersebut dianggap tidak sah dan tim yang bersangkutan harus mendapatkan sanksi berupa pengurangan poin atau mendapatkan sanksi dalam bentuk yang lain.

Sampai saat ini sanksi tersebut tidak pernah didapatkan dan bersifat masih melenggang di babak 16 besar Liga 2. 

Sejumlah tim telah melakukan protes kepada LIB dan juga PSSI terkait masalah tersebut. Beberapa tim itu adalah Persijap Jepara, PSCS, dan Persibas Banyumas. Manajer masing-masing tim langsung mendatangi kantor PSSI dan juga LIB untuk melakukan protes. Namun protes tersebut sampai saat ini tisak membuahkam hasil.

© Prima Pribadi/Indosport.com
Persijap Jepara Copyright: Prima Pribadi/Indosport.comPersijap Jepara juga merasa dicurangi kala melawat ke kandang PSS Sleman.

Contoh keputusan kontroversial itu ketika Persijap mendapatkan hukuman tendangan penalti di menit akhir pertandingan melawan PSS Sleman. Akibatnya Persijap harus kalah 1-0, begitupula ketika melawan Persibat Batang dimana wasit menghadiahi tendangan penalti menit ke 90+3 kemudiam dianggap kalah WO.

Manajer Persibas Banyumas, Teguh Ariyanto juga mengatakan hal yang sama. Ia meminta kepada operator dan PSSI tegas memberikan hukuman kepada Persibat Batang. Akibat tebang pilih nya hukuman yang diberikan saat ini persibas harus terdegradasi dari Liga 2.

"Harusnya kita mendapatkan poin dari Persibat ketika mereka memainkan pemain tidak sah, namun kenyataanya tidak," ucapnya.

Lebih lanjut Esti juga mengatakan penyelenggaraan kompetisi Liga dua musim ini juga berjalan tidak sebagaimana mestinya. Hal itu terbukti dari banyaknya hukuman dan sanksi yang diberikan terhadap Persijap Jepara. Mulai dari didenda karena melakukan protes terhadap wasit hingga didenda karena dianggap WO.

Tidak hanya itu saja menurut dia wasit yang memimpin pertandingan Liga 2 juga kurang profesional. Menurutnya Persijap sering mendapatkan keputusan kontroversial dari wasit. Keputusan kontroversial itu tidak jarang sangat merugikan tim Persijap Jepara. 

1.9K