Bahkan Jacksen F Tiago pun Bergetar Saat Bercerita tentang Choirul Huda

Sabtu, 18 November 2017 00:34 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© INDOSPORT/Ian Setiawan
Jacksen F Tiago pasca Tribute Match Choirul Huda. Copyright: © INDOSPORT/Ian Setiawan
Jacksen F Tiago pasca Tribute Match Choirul Huda.

Tribute Match untuk Choirul Huda pada Rabu (15/11/17) lalu masih menyisakan berjuta kenangan bagi para insan sepakbola nasional. Pertandingan itu pun memang secara khusus dipersembahkan kepada Choirul Huda, kiper sekaligus sosok teladan di skuat Persela Lamongan.

Jacksen F. Tiago pun mengakui hal itu. Bahkan, Pelatih Barito Putera tersebut sampai menitikkan air mata begitu menceritakan kenangan selama bersama Almarhum Choirul Huda.

"Huda adalah orang yang baik. Ketika berlatih pun, dia sering guyon (bercanda, untuk melepaskan penat)," Jacksen mengatakan.

Jacksen pun teringat waktu ia seringkali bertemu dan membahas berbagai isu tentang sepakbola nasional bersama penjaga gawang yang membela Persela selama 18 tahun itu.

"Dulu, kami sering bertemu karena jarak (rumah saya di) Surabaya dengan Lamongan sangat dekat. Kita selalu ngobrol pakai bahasa Jawa," imbuhnya.

Pelatih kelahiran Brasil itu pun melanjutkan cerita kenangannya bersama Choirul Huda ketika di tim nasional. Berkat jasa Jacksen, Huda sempat mengenakan seragam tim nasional saat tergabung dalam proyeksi tim untuk Pra Piala Asia 2015.

© INDOSPORT/Ian Setiawan
Suasana di tribute match Choirul Huda Copyright: INDOSPORT/Ian SetiawanSuasana di tribute match Choirul Huda.

Sekitar bulan November 2013 lalu, Timnas Indonesia di bawah asuhan Jacksen memang melakoni laga uji coba menghadapi April 25 Sports Club di Pyongyang. Laga melawan salah satu klub papan atas Korea Utara itu sebagai bagian dari skuat timnas untuk persiapan menuju Pra Piala Asia 2015.

Dan seketika itu, Jacksen sangat ingat sosok Huda yang biasanya periang, kemudian memasang wajah serius lantaran ada rasa ketakutan.

"Saat di Korea Utara, dia ingin foto. Tapi kita tahu, rezim di Korea Utara sangat keras melarang orang-orang mengambil foto," katanya.

"Tapi akhirnya saya bersama Almarhum, mengambil foto di depan hotel saja dan tidak berani kemana-mana," lanjutnya sambil sesekali terisak

1K