x

4 Fakta Jarang Terungkap 88 Tahun Berdirinya PSSI

Rabu, 18 April 2018 13:18 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
PSSI saat ini sudah berusia 88 tahun.

Pada Kamis (19/04/18) besok akan menjadi tanggal spesial bagi dunia persepakbolaa Indonesia. Hari itu, induk tertinggi sepakbola Tanah Air, yakni Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) merayakan hari jadinya.

Terhitung sejak didirkan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya 19 April 1930, PSSI sudah 88 tahun sudah menaungi olahraga yang digandrungi hampir seluruh masyarakat dari Sabang sampai Merauke.

Bagi yang tidak tahu, organisasi yang didirikan oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo pada mulanya mengusung nama, Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia.

Akan tetapi, dalam Kongres Besar PSSI di Solo pada 1950, diputuskan bahwa kata 'sepakraga' diubah menjadi sepakbola yang terus digunakan sampai saat ini.

Terlepas dari data-data yang telah disampaikan di atas, PSSI sebagai organisasi ternyata masih menyimpan sejumlah fakta yang jarang terungkap dan diketahui banyak orang, sekalipun ia adalah penggemar sepakbola Indonesia.

Fakta apa saja itu? Berikut INDOSPORT sajikan pembahasannya:


1. Perkumpulannya di Hotel Kecil Secara Diam-diam

Soeratin Sosrosoegondo.

Pada tahun 1928 silam, semangat perjuangan kaum pribumi Indonesia untuk melawan kolonialisme Belanda mulai gencar disemarakkan.

Terlebih setelah perwakilan organisasi kepemudaah di berbagai daerah di Tanah Air berkumpul di sebuah gedung yang kini terleteak di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta dan mendeklarasikan Sumpah Pemuda.

Didasari dengan semangat Sumpah Pemuda itu, Soeratin mencari cara yang paling jitu untuk menularkan rasa nasionalis di masyarakat, khususnya kalangan pemuda. Akhirnya, ia pun menemukan ide untuk menggunakan sepakbola sebagai media pemersatu bangsa.

Demi menjalankan idenya tersebut Soeratin pun rela 'bergerilya' ke beberapa tempat di pulau Jawa seperti Solo, Yogyakarta, dan Bandung menemui tokoh-tokoh sepakbola.

Baca Juga

Saat melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh tersebut, Soeratin selalu bergerak dengan hati-hati agar tindakannya tidak tercium oleh Polisi Belanda (PID), yang gencar mengawasi dan melarang aktivitas yang tidak disetujui pemerintah kolonial.

Bahkan ketika akan memantangkan konserp organisasi sepakbola nasional, Soeratin harus menyewa kamar di salah satu hotel kecil bernama Binnenhof di bilangan Jalan Kramat 17, Jakarta, bersama dengan beberapa tokoh Voetbalbond Indonesische Jakarta.

Akhirnya, setelah konsep yang ia buat sudah matang, Soeratin mengumpulkan sejumlah klub sepakbola seperti VIJ, BIVB, VVB, IVBM di Yogyakarta pada 19 April 1930. Dari rapat itulah lahir keputusan untuk pendirian PSSI.


2. Nasib Malang Sang Pendiri

Skuat Hindia Belanda tampil di Piala Dunia 1938.

Meskipun menjadi pendiri organsasi sepakbola, Soeratin dalam kehidupannya sehari-hari bukanlah seorang pesepakbola. Malahan, ia adalah kaum terpelajar yang sempat mengenyam pendidikan di Hamburg, Jerman pada 1920 silam.

Setelah lulus dan memperoleh gelar Insinyur Teknik Sipil pada 1927, Soeratin kembali ke Tanah Air dan mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan konstruksi milik Belanda. Ia pun bekerja dalam pembangunan gedung serta jembatan di daerah Tegal serta Bandung.

Setelah mendirikan PSSI dan terpilih sebagai Ketua Umum, Soeratin pun memutuskan untuk meninggalkan pekerjaanya. Padahal saat itu, Soeratin mendapat gaji yang sama dengan orang-orang Belanda.

"Beliau (Soeratin) meninggalkan pekerjaannya karena dipaksa memilih antara pekerjaan, yang gajinya disamakan dengan gaji pegawai Belanda setingkat dengan beliau (sangat besar saat itu) atau kegiatan sepakbola," ujar  Wuly Sukartono Santoso, cucu kandung Soeratin saat dihubungi INDOSPORT.

Selepas dari pekerjaan di bidang konstruksi milik Belanda, Soeratin mendirikan usaha sendiri. Akan tetapi, bisnisnya itu tidak berjalan lancar setelah Jepang menguasai Indonesia, dan perang merebut kemerdekaan tengah bergulir.

Selama masa penjajahan, kehidupan Soeratin sendiri selalu tidak tenang. Bahkan rumahnya pernah diobrak-abrik tentara Belanda, lantaran menduga bahwa Soeratin adalah tokoh yang sedang merencanakan pemberontakan.

Di akhir hidupnya, sang pendiri PSSI itu hidup dalam suasana yang jauh dari kata berkecukupan. Bahkan ia disebut tidak memiliki uang untuk menebus penyakitnya hingga akhirnya meninggal dunia pada 1 Desember 1959 di usia 60 tahun.


3. 8 Tahun Berdiri, Kirim Skuat ke Piala Dunia

Timnas Hindia Belanda saat Piala Dunia 1938 silam.

Salah satu prestasi tertinggi yang pernah dirasakan oleh PSSI adalah ketika membuat Indonesia menjadi salah satu peserta Piala Dunia 1938 silam di Prancis, atau delapan tahun sejak PSSI resmi berdiri.

Hanya saja, saat itu PSSI tidak mengirimkan skuat menggunakan nama Indonesia, melainkan menggunakan nama Dutch East Indies atau Hindia Belanda.

Dalam ajang tersebut, Hindia Belanda bisa lolos tanpa perjuangan, sebab pada saat itu penyelenggara menyisakan satu slot untuk negara asal benua Asia.

Sebelumnya, Jepang sudah ditunjuk menjadi kandidat. Hanya saja, secara tidak terduga mereka memutuskan untuk mengundurkan diri.

Menariknya, keikutsertaan dalam ajang Piala Dunia 1938 itu membuat Hindia Belanda atau kini Indonesia menjadi negara asal Asia pertama yang mengikuti ajang tertinggi kompetisi sepakbola dunia tersebut.

FIFA sendiri baru-baru ini memberi konfirmasi resmi melalui akun Twitter resmi mereka bahwa Indonesia adalah negara Asia pertama yang mengikuti Piala Dunia.

Sayangnya, dalam ajang Piala Dunia 1938 itu sendiri, pemain Indonesia harus angkat koper lebih dulu setelah digilas 0-6 oleh Hungaria di pertandingan pertama.


4. 16 Ketua

Nurdin Halid, Edy Rahmayadi, dan La Nyalla Mattalitti.

Setelah didirkan pada 19 April 1930, Soeratin sampai 1940 selalu terpilih menjadi Ketua Umum PSSI. Hal itu membuatnya hingga kini tercatat sebagai sosok yang paling lama menjadi pemimpin organisasi sepakbola tertinggi Indonesia tersebut.

Setelahnya, ada 15 orang yang melanjutkan perjuangan Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI. Rata-rata memiliki masa jabatan antara 2 sampai 8 tahun.

Di antara nama-nama yang pernah menukangi PSSI, terdapat sosok yang sempat memiliki jabatan tinggi di pemerintah. Sebut saja Ali Sadikin yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan mantan Menteri Pertahanan Indonesia, Agum Gumelar.

Berikut daftar lengkap sosok yang pernah menjabat Ketua Umum PSSI:

1. Soeratin Sosrosoegondo (1930-1940)

2. Artono Martosoewignyo (1941-1949)

3. Maladi (1950-1959)

4. Abdul Wahab Djojohadikoesoemo (1960-1964)

5. Maulwi Saelan (1964-1967)

6. Kosasih Porwanegara (1967-1974)

7. Bardosono (1975-1977)

8. Ali Sadikin (1977-1981)

9. Sjarnoebi Said (1982-1983)

10. Kardono (1983-1991)

11. Azwar Anas (1991-1999)

12. Agum Gumelar (1999-2003)

13. Nurdin Halid (2003-2011)

14. Djohar Arifin Husein (2011-2015)

15. La Nyalla Mattalitti (18 April 2015-3 Agustus 2016)

16. Edy Rahmayadi (10 November 2016-sekarang)

PSSISoeratin SosrosoegondoLiga Indonesia

Berita Terkini