x

Tersingkir dari Liga Champions, Manchester United Dipastikan Alami Paceklik Gelar Terburuk

Rabu, 16 Maret 2022 22:13 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Isman Fadil
Manchester United sudah puasa angkat trofi selama lima musim penuh usai dipastikan tersingkir dari Liga Champions 2021/2022. FOTO: REUTERS/Craig Brough

INDOSPORT.COM - Kekalahan dengan agregat 2-1 dari Atletico Madrid di babak 16 besar Liga Champions 2021/2022 tidak hanya membuat Manchester United tersingkir dari ajang tersebut.

Rupanya kesebelasan berjuluk The Red Devils itu juga terpaksa harus menuai rekor buruk dalam hal meraih trofi.

Baca Juga

Terakhir kali United bisa mendapatkan gelar adalah saat menjuarai Liga Europa pada musim 2016/2017 silam kala masih ditukangi oleh Jose Mourinho.

Setelah itu Manchester Merah tak lagi bisa menambah koleksi silverware mereka untuk pajangan di Old Trafford dalam lima musim penuh terakhir.

Ini adalah paceklik trofi terlama United dalam empat dekade terakhir. Mengalahkan periode kering trofi terburuk mereka sebelumnya di 1977 hingga 1983. 

Baca Juga

Di 2021/2022, Liga Champions adalah satu-satunya harapan Manchester United untuk bisa mendapatkan piala usai sudah lebih dulu tereliminasi dari Piala FA maupun Carabao Cup.

Liga Inggris pun sudah tidak lagi bisa dimenangkan oleh tim asuhan Ralf Rangnick tersebut karena sudah kadung tercecer dari zona perebutan gelar juara.

Saat ini hanya Liverpool dan Manchester City yang masih punya kans realistis untuk mengangkat trofi Premier League. 

Baca Juga

Sementara itu United yang pada awal musim sempat jadi salah satu favorit karena aktivitas transfer mereka, hanya dapat bertengger di peringkat kelima dan terancam gagal finis di empat besar.

Fakta ini makin membuktikan jika Manchester United sudah gagal dalam menggantikan kehadiran pelatih legendaris mereka, Sir Alex Ferguson, yang pensiun sejak 2013 lalu.


1. Rangnick Tuai Krtitik

Pelatih interim Manchester United, Ralf Rangnick.

Rangnick yang sejatinya hanya manajer interim kemudian dijadikan sasaran kritik oleh para eks pemain Manchester United usai kekalahan dari Atletico Madrid di Liga Champions.

Salah satunya yang melontarkan cibiran keras adalah Paul Scholes. Kendati punya reputasi apik sebagai pelatih maupun direktur olahraga di Jerman, Scholes merasa Rangnick tak pantas tangani bekas klubnya.

Baca Juga

Diego Simeone, nakhoda Atletico, dinilai Scholes lebih pantas menjadi bos United saat ini. Manajer asal Argentina tersebut memang piawai memenangi laga-laga besar di Liga Champions kendati belum pernah juara.

“Bagaimana (Ralf Rangnick) dipilih menjadi manajer klub ini, saya tidak tahu. Mendapatkan pelatih yang tepat untuk tim ini adalah hal yang sangat besar,” beber Scholes.

Baca Juga

“Ada beberapa pemain berbakat dalam skuad ini. Hal pertama yang perlu dilakukan klub ini untuk memenangkan liga lagi adalah mendapatkan pelatih yang tepat yang bekerja untuk tim ini,”

"Jika Diego Simeone yang mengelola mereka, United akan lolos,” tambah eks gelandang yang memenangkan dua Liga Champions selama kariernya di Old Trafford tersebut.

Baca Juga

Dalam waktu dekat dipastikan paceklik trofi Manchester United belum akan berakhir. Paling tidak mereka harus menunggu hingga Februari 2023 untuk bisa memenangkan trofi terdekat yakni Carabao Cup.

Untuk Liga Champions, sepertinya puasa Manchester United akan lebih panjang. Terutama jika di Liga Inggris 2021/2022 mereka gagal finis di empat besar.


2. Pogba jadi Kambing Hitam Buruknya Man United

Duel pemain Manchester United Paul Pogba dengan pemain Atletico Madrid's Renan Lodi di Liga Champions. Foto: REUTERS/Phil Noble

Legenda timnas Prancis, Marcel Desaily melabeli gelandang Manchester United, Paul Pogba sebagai penipu saat melihat performanya ketika bertahan.

Manchester United baru saja mengalami kekalahan 0-1 dari Atletico Madrid dalam babak 16 besar Liga Champions musim 2021/2022.

Namun demikian, sorotan kemudian tertuju pada pemain timnas Prancis, Paul Pogba yang baru diturunkan di babak kedua oleh pelatih Manchester United, Ralf Rangnick. Pogba masuk pada menit ke-67 untuk menggantikan bintang timnas Portugal, Bruno Fernandes.

Melihat performa Pogba bersama Manchester United, Marcel Desailly menyebut bahwa sang gelandang sebagai pemain curang, terutama saat dalam posisi bertahan.

Pemilihan duet Fred dan Scott McTominay di posisi gelandang bertahan Manchester United saat bermain di Liga Champions disinyalir juga karena kinerja Pogba yang tak cukup bagus.

Baca selengkapnya: Jadi Biang Kekalahan Manchester United, Legenda Timnas Prancis Sebut Paul Pogba Penipu

Manchester UnitedLiga ChampionsPaul ScholesBerita Liga Champions EropaRalf Rangnick

Berita Terkini